03

319 21 0
                                    

03. Rubah pembawa bencana

.
.
.
.






Fourth akhirnya mengerti mengapa tetua desa membuat lima aturan yang wajib ditaati salah satunya adalah dilarang membawa hewan magis masuk ke dalam permukiman. Ia kaget mendengar suara benda jatuh segera keluar untuk mencari tahu. Dapat dilihat beberapa orang juga ikut keluar dari gubuk mereka, melihat apa yang sedang terjadi.

Di samping gubuk Fourth, sumur untuk menimba harapan warga hancur. Sosok yang dikenalnya menatap heran ke arah benda yang baru saja dirusak. Fourth meringis berlari kecil menghampiri diikuti beberapa orang di belakang yang berceloteh tak jelas memaki pelaku.

Sumur yang biasa digunakan untuk membuat permohonan di malam tahun baru telah dihancurkan oleh seseorang yang mengaku sebagai kekasih Fourth. Karena itu beberapa dari mereka melemparkan caci maki pada Fourth sementara sang empu hanya mengangguk melindungi orang lain di balik tubuhnya. Ia hampir merasa menyesal tetap mempertahankan siluman rubah.

"Jika sumur itu tidak selesai dalam tiga hari maka aku akan membuat pengajuan kepada tetua desa." ancam salah satu dari mereka.

Setelah beberapa makian Fourth terima orang-orang tersebut kembali kediaman masing-masing melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda. Helaan nafas Fourth keluarkan menyeret tubuh orang lain untuk di bawa masuk ke dalam gubuk. Hampir rasa tak tega memarahi siluman rubah emas saat melihat mata besar polosnya itu menatap aneh dirinya.

Fourth mau tak mau hanya bisa melampiaskan ke meja di sampingnya. Ia kesal karena ia tidak bisa memarahi rubah emas.

"Dengar ka--

" Gemini, namaku Gemini." Orang lain terlebih dahulu menyela memberi tatapan tajam.

"Baiklah. Dengar setelah ini jangan membuat masalah tetap di dalam bangunan ini sementara aku memperbaiki sumur harapan," kata Fourth dan seseorang yang menyebut dirinya Gemini itu mengangguk mengerti lalu mendudukkan diri di lantai dingin.

Sehari kemudian sumur harapan hampir selesai. Fourth hanya perlu menambahkan beberapa batu agar sempurna, ia sudah meminta peri rumah untuk menjaga Gemini di dalam sana agar tak keluar.

Seorang gadis dengan rambut chic bun membawa payung demi menghindari sinar matahari menghampiri Fourth. Suara sepatu marry janes terdengar di pendengaran Fourth, menoleh sedikit lalu tersenyum kecil. Putri semata wayang tetua desa datang padanya dengan sendirinya.

"Fourth, ada apa dengan sumur itu?" tanya kembang desa itu dengan nada suaranya yang lembut menyapa telinga.

"Hanya kerusakan kecil." Fourth membalas lalu membalikkan badan dengan sempurna. Menatap wajah ayu orang di depannya.

"Kau tau, ayah sedang menderita penyakit aneh." Gadis itu berbicara dengan sedihnya sementara Fourth hanya mengangguk mengerti.

Mereka melakukan sedikit perbincangan tanpa menyadari seseorang baru saja datang mengamati hasil kerja keras Fourth siang dan malam. Memperhatikan detail kecil memcoba menyentuh sumur yang hampir selesai tersebut. Orang itu tersenyum puas dengan kinerja Fourth.

"Bagus," Orang itu berhasil mengalihkan perhatian Fourth begitupun gadis di depan Fourth.

Keduanya tersenyum puas mendapatkan tanggapan positif dari orang tua itu. Fourth dengan berbangga diri tertawa dalam diam menatap sumur, ia akan menyelesaikan dalam waktu singkat dengan bantuan sihir dan mantera.

"Lain waktu berikan pengawasan terhadap kekasihmu, Fourth." Selepasnya seseorang itu pergi.

Fourth melotot kemudian tersenyum canggung kepada anak tetua desa, mengaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. Sedangkan gadis tersebut nampak terkejut tidak percaya.

Little Fox || FourthGemini On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang