{{Regis Altare from Holostars English
Semua karakter selain oc milik Cover}}
«Writer by Lian»
Dinding putih lorong rumah sakit akhir-akhir ini menjadi sangat akrab di penglihatan iris blue jade itu, langkah kaki panjang nya mengalun menyusuri setapak demi setapak menuju sebuah ruang rawat inap dengan nomor 181. Matanya memandang ruangan di hadapannya dengan sayu.
Berapa kali ia akan datang kesini? Dan kapan ia akan berhenti?
Altare mendengus pasrah, dengan lemah ia membuka pintu yang ada di hadapannya. Secara bersamaan sebuah objek otomatis terlihat, tubuh lemah dari orang yang amat dicintainya harus bergantung pada beberapa selang dan alat-alat untuk bertahan hidup.
Matanya memanas, hatinya sesak sungguh tidak rela dirinya kala mendapati sinar yang ia puja meredup. Kakinya melangkah mendekat menatap wajah damai istrinya yang amat pucat dan kurus, setengah jiwanya seakan melayang bebas, terasa kebas dengan kondisi istrinya yang seakin hari semakin memburuk.
"Regis..." suara lemah itu memecah narasi pedihnya menyadarkannya kembali pada realita.
"ya aku disini sayang...
Selalu disini..."
Altare menggenggam lengan kurus wanitanya menciumi nya berkali-kali menghantarkan rasa tenang nan hangat pada tubuh rapuh itu.
"apa yang bisa kubantu, apa kau lapar?" suaranya yang begitu lembut seolah takut membuat sosok di depannya hancur hanya dengan beberapa suara keras.
y/n menggeleng pelan balas menggenggam tangan dingin suaminya, ia yakin semalaman suaminya tidak tidur dan terus menemaninya. Mendadak hatinya menghangat, ada beberapa perasaan yang meski masa berbunga-bunga mereka telah lewat jauh namun sensasi kupu-kupu dalam perut masih saja ada.
"regis... apa kau mencintaiku?"
pertanyaan yang bodoh sebenarnya, siapapun bisa melihat seberapa besar cinta Altare pada istrinya. Ia bahkan dengan mudah meninggalkan karirnya sebagai idol hanya karena takut keamanan istrinya kelak akan terancam jika pernikahan mereka terbongkar. Padahal bisa dibilang saat itu ia berada pada masa emasnya.
Mendengar pertanyaan konyol istrinya Altare mendengus geli. Akhir-akhir ini perasaan istrinya menjadi sangat sensitif, ia dapat memahaminya. berdiam diri dalam waktu yang lama tanpa kesibukan dan menahan rasa sakit yang terus menderanya pasti membuat banyak fikiran memenuhi kepalanya.
Tangannya mengusap lembut surai istrinya, kemoterapi yang dijalani nya membuat sebagian rambut pujaannya rontok secara perlahan. Melihatnya membuat hatinya teriris-iris.
"aku tidak pernah mencintai sesuatu sebesar ini, kamu satu satunya..." ia kembali menciumi tangan lemah istrinya, tanpa sadar akan butiran bening yang membasahi pipinya.
y/n tersenyum senang, aah hidupnya tidak seburuk itu, ada seseorang yang sepenuh hati mencintainya tanpa henti. Hatinya menghangat, jari-jarinya bergerak menghapus tangis rendah sang suami.
"terima kasih atas semuanya Altare"
***
"bagaimana? Enak?"
Suara usil dan penuh semangat menginterupsi lamunan Altare, membuatnya terkesiap sejenak.
5 tahun berlalu namun semua rasa ini masihlah sama, malah semakin besar.
"hei aku bertanya padamu lho Mie ayam nya enak atau tidak"
Altare melirik pada gadis kecil di sampingnya -tidak dia bukan gadis kecil umurnya sudah kepala dua, namun tubuhnya tidak berkembang sejak usianya 13 tahun. Benar-benar pendek.
"hmm enak, Indonesia benar-benar hebat" Altare tersenyum kata-kata pujian keluar dari mulut manisnya namun itu tidak akan berpengaruh pada seseorang yang sudah mengenalnya sejak kecil.
"kau tidak tulus" cibir gadis itu.
"kau..." Kobo menatap saudaranya lekat-lekat. Mendengus pelan.
"memikirkan kakak ipar huh?" Kobo tahu, sangat tahu. Entah sampai kapan kakaknya akan sangat tergila-gila pada mendiang kakak iparnya.
Meninggal karena Leukimia stadium akhir dan meninggalkan seorang putra. Sosok kakak iparnya sepenuhnya membekas dalam pada hati siapapun.
Kobo dan iparnya cukup dekat, mereka berkenalan saat kerjasama agensinya dan agensi kakak iparnya. Mereka sama-sama bekerja dialam dunia entertaiment. Sosok kakak iparnya memang tidak mudah dilupakan siapapun.
Sangat ceria, acuh tak acuh, penuh rahasia namun menarik, berenergi positive, penuh kejutan dan memiliki Happy virus. Benar-benar pribadi menarik. Wajar saja karirnya sangat bagus, agak kesal saat ia dengan mudah mengumumkan kelulusannya. Tidak heran cinta selalu membutakan.
Altare mengusap pelan surai putranya. Hari ini adalah ulang tahunnya yang ke 9 tahun sebagai hadiah, putranya meminta untuk berlibur ke tanah air mendiang ibunya.
Siapapun tidak akan mudah melupakan sosok penuh cahaya itu. Altare tahu semua tentang istrinya. Ketakutanya, rasa cemasnya, bahagianya, sedih pilunya semua ia tahu.
"ayah tidak suka mie nya? Kenapa di diam kan?"
Pertanyaan polos putranya mengembalikan kesadaraannya, ia tersenyum simpul.
"enak kok ayah suka, tapi sepertinya rasanya mejadi berbeda dengan yang terakhir kali ayah dan ibu coba"
"apa resepnya berubah" tanya polos lelaki kecil yang di balas gelengan ayahnya.
"entah, sepertinya begitu"
Bukan pada resepnya rasa makanan di mangkuknya berbeda. Sejak dulu rasa legendaris warung mie itu tidak pernah berubah. Hanya saja dulu ada pekik kegirangan dari bibir mungil istrinya yang memenuhi pendengaran. Sekarang pekikan itu tidak lagi bisa ia dengar.
"sayaang sayang udah gajian kan? Beli mie ayam yuk" rayu manja suara istrinya kembali terngiang, seakan sebuah kaset yang terus di putar.
Semuanya berbeda, yang tersisa sekarang hanyalah rindu yang membuncah dan tertelan.
Gimana hehe~
Gtw kenapa aku lagi pengen nyiksa Ragus WKWKWKKW
Jan lupa vote nya ya beeb gampang kok tinggal pencet bintang nya jadi oyen ntar gratis kecup manjah author WKWKWKKW (geli bet)
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT HOLOLIVE HOLOSTARS X READER
Fanficgtw lagi pokoknya me ramein fanfic holo. "anjing baby" Axel Syros 2k24