TTM • O1

10 1 0
                                    

Sinar matahari masuk menembus jendela kamar mereka, membuat Alkena terbangun dari tidur lelapnya.

pemuda itu mendengus ketika merasakan bahwa perutnya dipeluk erat oleh seseorang, yang jelas bisa ia tebak siapa orang tersebut.

"ra.. aurora, bangun.." suara serak khas bangun tidur milik Alkena mengudara membuat Aurora sedikit bergumam

Alkena berdecak, perempuan yang baru ia nikahi kemarin itu sangat sulit sekali dibangunkan dari tidurnya

"Ra, lo mau bangun atau gua siram pake air?" geram Alkena

mau tak mau Aurora pun membuka matanya, menatap nyalang pada laki-laki yang kini berstatus sebagai suaminya.

"iya ih! bawel lo! gue capek tau seharian pake gaun seberat itu!" kesalnya lalu mendudukkan diri, mengabaikan Alkena yang menatap punggungnya tanpa merubah posisinya.

kemarin, setelah akad dan resepsi selesai, mereka dititahkan untuk tinggal berdua di apartement milik Alkena oleh orangtua mereka, dan sialnya hanya ada satu kamar disana.

Alkena terus menatap punggung kecil yang menghilang dibalik pintu kamar mandinya dengan pandangan yang tak biasa, ia tidak menyangka bahwa dunia pernikahan akan tiba secepat ini.

ceklek

lamunan Alkena buyar begitu melihat Aurora keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah yang sudah bersih.

"lo mau sarapan apa? mumpung masih jam tujuh," tanya Aurora singkat sembari memulai rutinitas morning skincare nya.

Alkena berdeham "roti selai aja, gua cuma punya itu disini." jawabnya sembari membuka ponsel

Aurora berdecak melihat tingkah Alkena dari pantulan meja riasnya "lo tuh tadi bangunin gue buru buru, giliran sekarang gue udah bangun lo malah leha leha diatas kasur main hp, minimal bebersih dulu kek! itu jigong masih nempel tuh!" dumel Aurora tanpa mengalihkan fokusnya dari produk produk kecantikan miliknya.

Alkena melirik sekilas "bawel lo," balasnya.

"terserah, terserah lo aja! emosi gue!"

~~~~~

jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 lewat 15, kini pasutri baru itu tengah sibuk dengan urusan masing masing. Aurora asik bermain dengan iPad kesayangannya sementara Alkena tengah bermain Play Station di televisi.

mereka memang tidak ada kegiatan apa apa hari ini sebab hari ini adalah hari minggu, dimana seluruh kegiatan diberhentikan untuk menikmati waktu santai.

"kak," panggil Aurora yang hanya dibalas deheman oleh Alkena

Aurora meletakkan ipadnya dipangkuannya lalu menatap wajah Alkena dari samping "besok kan gue sekolah, lo kuliah, arah kampus lo sama sekolah gue kan ga searah, terus gue naik apa dong? papi kan ga izinin gue bawa kendaraan dari rumah," tanya-nya panjang lebar

Alkena terlihat fokus dengan gamenya, membuat Aurora berdecak kesal karena merasa tak ditanggapi

"kaaaaaaak~" rengek gadis itu yang lagi lagi direspon dengan deheman

"ck, awas lo ya!" marahnya lalu beranjak memasuki kamar tidur meninggalkan Alkena yang masih sangat fokus.

lima menit berlalu dan Aurora masih saja mencibir tingkah Alkena barusan tanpa sadar bahwa suami nya itu tengah bersandar dibelakang pintu kamar mereka.

"liat aja ya gue bakal-" ucapannya terputus begitu ia menoleh dan mendapati sang suami tengah menatapnya dengan tatapan menantang

"apa? lo bakal apa?" tanya nya dengan tangan yang disedekapkan di dada.

Aurora langsung melempari Alkena dengan bantal sofa yang ada dikamar mereka lantaran kesal yang membuncah.

"shit."

Alkena memejamkan matanya saat bantal itu tepat mengenai matanya. ia melangkah dengan cepat lalu memojokkan Aurora ke meja belajar miliknya dengan menahan kedua tangan gadis itu.

"kok nakal? hm?"

Aurora diserang gugup secara tiba-tiba, mata gadis itu bergerak kesana kemari asal tak menatap mata Alkena.

"kenapa? kok diem?" tanya Alkena sekali lagi

Aurora berdecak dengan keberanian yang sudah terkumpul "ck! lo ngapain sih?! lepasin ga!!" amuknya membuat Alkena tersenyum miring

laki-laki itu melepaskan kedua tangan Aurora dan meletakkan kedua tangan di meja yang bersisikan dengan pinggang gadis itu, kini posisinya ia seperti sedang mengurung.

"kenapa? takut?" ledek Alkena sembari terkekeh

Aurora yang merasa sedang diledek lantang mengeram tak terima, ia pun dengan sengaja mengalungkan tangannya di leher sang suami

"takut? apa tuh? gue ga tau apa itu takut," jawabnya sambil tersenyum miring

"shit, she's so attractive!" Batin Alkena memuja

"jadi, suamiku sayang, boleh ga jawab dulu pertanyaan gue yang tadi? besok gue sekolah naik apa?" tanya Aurora lagi dengan nada dan wajah yang dibuat semanja mungkin.

Alkena terlihat berfikir sebentar sebelum tangan kanannya bergerak untuk menekan tubuh Aurora dan tubuhnya agar semakin menempel

"hm, lo boleh bawa mobil gua yang ada di basement, dengan satu syarat," ucapnya membuat Aurora menaikkan alisnya

Alkena memajukan wajahnya kearah telinga gadis itu dan berbisik "kiss me."

Aurora yang mendengar itu reflek mengerutkan dahinya. jadi, suaminya ini sudah memiliki nafsu akan dia?

"cuma cium, kan?" tanya Aurora memastikan

"tergantung gimana skill lo cium gue. kalo lo seorang good kisser, maybe we can get naked" godanya sembari menggesekkan hidungnya ke hidung Aurora

Aurora meraup wajah Alkena dengan gemas "mau lo itumah! sial!" cibirnya dan mulai melepaskan diri

"gausah, gue naik taksi aja," ucapnya dan berlalu begitu saja meninggalkan Alkena yang menyeringai.

"menarik." Batinnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TTM • TIBA TIBA MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang