01. Novel "Cinta Buta" 📓

20 7 2
                                    

Decitan sepatu akibat bergesekan dengan lantai licin court menggema dengan mengesankan di ruang tertutup yang dikelilingi tribun penonton. Keringat bercucuran deras dari wajah tampan milik lelaki bertubuh tinggi, menambah kesan panas dalam auranya.

Wanita manapun akan terpanah dan jatuh hati seketika ketika melihat pria itu, si kapten basket SMA Kartanegara sekaligus cucu dari pemilik sekolah, Raditya Bimasena Jayanegara atau sering di sapa Radit. Ya setidaknya untuk wanita-wanita diluar sana yang belum mengenalnya dengan baik, namun hal itu tidak berlaku pada sahabat masa kecilnya, Mawar Indriani.

Bagi Mawar, Radit adalah lelaki dengan tipu daya serta muslihat yang amat sangat dahsyat, bahkan dengan mudah ia memanipulasi pikiran para guru agar memberikan laporan yang baik-baik tentang kelakuannya di sekolah kepada sang kakak, Nalendra.

Lelaki yang pemalas tapi sayangnya pintar ini, mampu melakukan apapun dengan leluasa kecuali satu hal! Berhadapan dengan pak Burhan, guru Bahasa Indonesia. Guru paling-paling killer di SMA Kartanegara. Bahkan kepala sekolah mampu ia tundukkan.

Mengerikan...

Satu bola terakhir berhasil memasuki ring dengan mulus membuat senyuman arogan terpatri di bibir si pria namun decakan malas keluar dari si wanita yang sedari tadi menonton si pria bermain sendiri.

"Mana minumnya?" Ujar Radit saat berada tepat di depan Mawar.

"Ck, ambil nih" Mawar menyerahkan minuman botol yang ia beli dengan uangnya pada pria tak tahu diri didepannya.

Radit meneguk minumannya dengan gerakan menggoda tapi Mawar malah menatapnya jijik. Memang wanita aneh!

Mata tajam Radit teralihkan pada buku novel dengan sampul yang sangat memikat mata, bagi para penikmat genrenya.

Dua pria yang saling beradu tatap dengan di kelilingi bunga sakura di roftop sekolah terpampang sebagai sampul depan dari novel tersebut.

"Cinta buta" baca Radit.

"Novel baru, baru gue pesan minggu lalu nyampenya tadi malam" jawab Mawar memberikan novel itu pada Radit "gue beli 2, satu buat lu nih itung-itung berbagai. Btw itu mpreg ya"

Radit menatap penuh minat pada buku novel dan berterima kasih pada Mawar.

"Buat gue ada gak?" Suara berat tiba-tiba terdengar dari arah belakang tubuh Radit membuat Radit dan Mawar yang fokus pada novel, terlonjak kaget. Akibatnya sebuah buku tebal mendarat di kepala pria yang berujar tadi.

"Sakit bangsat!" Adu pria itu.

"Salah sendiri goblok ngagetin mulu" protes Radit juga.

"Wa, buat babang Gio gak ada?" Tanya Gio pada Mawar dan ikut duduk di sebelah Mawar.

"Emang lu suka BL?" Tanya Mawar yang di hadiahi gelengan ringan serta ringisan dari Gio.

Fyi, Mawar dan Radit adalah sepasang Fujo dan Fudan sementara Gio malah geli. Mawar menjadi Fujo sudah sejak SMP dan karena Mawar lebih sering bersama Radit jadilah Radit ikut terjerumus dan mulai menyukai sesuatu yang berbau BL sejak kelas satu SMA. Ingat dan tolong di garis bawahi "menyukai" tanpa ada niat untuk menjadi bagian dari komunitas tersebut. Mereka hanya menjadi penikmat. Gio yang sadar akan kelainan kedua sahabatnya hanya bisa pasrah, 1 lawan 2? Mana mungkin! Namun karena sering bersama, Gio jadi terbiasa dengan pembicara kedua sahabatnya tentang dunia pelangi itu. Kurang lebih beberapa hal Gio ketahui hanya karena terbiasa dengan mereka. Gio hanya berusaha menerima saja dari pada terkena amukan maung dari singa jantan dan kucing garong yang bersatu jadi jelmaan iblis!

"Ngebl mulu, belok baru tau rasa lu pada!"

"Lu tuh yang hati-hati! Dipepet mulu ama si dede Una hahahaha" Radit dan Mawar tertawa terbahak kala melihat ekspresi jijik yang menggelikan dari Gio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karakter Fiksi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang