ALDEO KANA

PROLOG

Happy reading 🦢🤍

Ini cerita ke tiga ku, masih dengan genre yang sama yaitu brotheship.

Semoga terhibur, kenalin Aku Muna.

Terik nya matahari siang ini, sungguh sangat lah menyengat. Tapi, itu bukanlah halangan buat orang-orang mencari nafkah. Sama hal nya, dengan lelaki yang memiliki tinggi badan 150cm, kulit nya yang putih mulus itu terlihat memerah akibat sinar matahari.

Lelaki itu, tetap bersemangat menawarkan tisu nya, ke pengendara motor dan mobil yang berhenti di jalan lintas. Karena, lampu merah!

Dia, Aldeo Kana. Ia sudah satu tahun berjualan tisu keliling, setelah Aldeo kabur dari panti asuhan di saat umur nya genap 14 tahun dan sekarang umur lelaki tersebut sudah 15 tahun.

"Ini nggak ada yang beli,apa?" Batin Aldeo. Sedari tadi ia menawarkan kepada pengendara, tapi belom ada satu pun yang membeli jualannya.

Beberapa menit pun, Aldeo segera minggir dari jalan lintas. Karena, lampu sudah menjadi hijau.

"Panas banget, gila hari ini." Aldeo sembari duduk di tepi trotoar jalan, dan melihat orang-orang yang ada di sekitarnya.

"Sudah laku berapa,Deo?" tanya temannya yaitu Aizar Sebasta. Ia ikut duduk di samping Aldeo, dan meletakkan jualan tisu nya di samping tisu Aldeo.

"Boro-boro laku berapa, Zar. Satu aja belom ada yang laku," balas Aldeo melirik ke hadapan Aizar. "Lo berapa?" tanya balik Aldeo.

"Baru dua!" jawab Aizar.

"Sasa gimana kabarnya di rumah?" Sasa adalah nama Angsa milik Aldeo. Angsa yang ia temukan di tepi jalan, dengan kondisi kaki yang lecet, dan Aldeo berniat ingin merawat Angsa tersebut.

"Baik-baik saja."

"Udah bisa jalan? Sasa masih suka ee di...,"

"Ngomong sekali lagi, gue sumbat mulut lo pakai tisu ini." Aldeo geram dengan pertanyaan Aizar yang bagi nya tidak bermutu sama sekali.

"Santai aja!" seru lelaki itu, cengengesan melihat wajah kesal Aldeo.

Lalu mereka hanya diam, menunggu kembali lampu merah untuk menawarkan kembali jualannya.

TBC.

Tes ombak 🤭😁

Jangan lupa voment, untuk bab selanjutnya.

Typo tandain ok

Baby Angsa 🦢🤍