[3]Katniss Everdeen?

195 12 4
                                    

"Dimakan Ellyza?" Ia mengulang perkataanku tadi. Aku menggeleng.

"Dimakan Elsa! The Snow Queen! Yang di Frozen loh," jelasku mengalihkan perhatiannya. Hadu, pake keceplosan segala sih!

"Ooh, Elsa. Adek gua suka tuh nonton Frozen," jelasnya sambil berjalan setelah jeda yang cukup lama. " Ya udah yuk, pulang."

***

"Assalamualaikum," salamku begitu memasuki rumah.

Krik krik.

Mama kayaknya lagi pergi dah. Udah ah, mendingan aku ke hutan belakang rumahku. Setelah aku berganti baju, aku melenggang menuju rumah pohon.

Aku berjalan santai ke arah hutan dengan earphone yang bertengger di kuping kananku.

Pohon-pohon menuju rumah pohonku dihiasi lampu-lampu, ala-ala tumblr gitu deh. Kami―aku dan Anya―menghiasnya setahun yang lalu.

Setelah tiba di rumah pohon, aku langsung memanjatnya dan tibalah di rumah pohon kuning kami. Aku suka kesini sendirian kalau gak ada orang di rumah, atau lagi kesenengan atau sedih sekalipun.

Aku membuka pintunya, dan masuk ke dalamnya. Kubuka jendelanya agar udara masuk, dan duduk di kasur sekaligus sofa―yang tak kuketahui namanya―kuning dan membuka HPku.

arkani : PING!!!

arkani : WOI BOCAH LO KEMANA?!

Aku membalas ala kadarnya, cuma jawab 'ya' doang. Siapa suruh bikin kesel? Bisa-bisa aku dibully Ellyza.

Aku menaruh HPku di sampingku dan mulai beberes. Kusapu lantai kayunya, kulap jendelanya dengan lap basah, dan setelah itu ku alarmkan jamku sampai jam 3 sore, lumayan bisa tidur 2 jaman.

Aku sholat zuhur dengan mukena hijauku, kemudian menyalakan kipas angin dan tidur sendirian.

***

"Alyza! Alyza!" panggil Kak Arkan dari luar pintu rumah pohon sambil mengetoknya dengan keras.

Aku membuka mataku yang terasa berat dan duduk di pinggiran sofa, ngumpulin nyawa.

"Apaan si gamon?" balasku malas. Aku membuka kunci pintu dan dia memegang pundakku tiba-tiba.

Aku kaget. "Apaan si gamon?" ulangku lagi. Ia menatapku lalu memelukku tiba-tiba. "Jangan dorong gue Mon! Tingginya 10 meter!"

"Lo kurang ajar ya Ijah Kuning. Gua telepon gak dijawab, di line sama bbm juga. Gua khawatir!" jelasnya, dengan masih memelukku.

Jhaaa, si Arkan bisa khawatir juga?

Aku balas memeluknya dan menenangkannya. "Tadi gua lagi kesel mon, makanya gua langsung pulang," jelasku, lalu ia melepaskan pelukannya.

"Dasar Ijah!" ledeknya, lalu melenggang masuk ke rumah pohon. Ia masih memakai seragam Garuda Jaya.

Aku mengecek HPku dan... jeng-jeng-jeng! Banyak notifikasi dari Arkan.

BBM

arkani : dek, dimana?

arkani : oi dijahhh!

arkani : PING!!!

arkani : gua pulang sekarang!

arkani : jangan main hp terus! tiati copet!!

Line

arkani : dimana sih elu? gua otw niii

arkani : dek! jangan ngikutin org yg gak dikenal!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnknownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang