06 - Deeptalk to deepkiss

618 38 1
                                    

Sebuah masalah tidak akan pernah reda dengan sendirinya tanpa ada yang mengalah untuk menengahi.

"Cepet ngomong! Aku mau tidur di kamar tamu aja."

Ketus.

Selama makan malam bersama, Nesha tidak berbicara dan Nagara tidak berniat membuka pembicaraan. Nagara bermaksud membiarkan Nesha dengan pikirannya terlebih dahulu sebelum dirinya mulai membicarakan masalah mereka kemarin malam.

Posisi mereka berdua duduk di sofa ruang tamu bersebelahan dengan Nesha yang duduk tumpang kaki. Tatapan Nesha masih enggan bertemu tatap dengan suaminya, matanya terus menatap layar handphone untuk mengalihkan pandangannya dari manik gelap Nagara.

Nagara yang lumayan terkejut mendengar penuturan istrinya pun meraih tangan kiri Nesha yang menganggur untuk digenggam. "Maafin aku, tidur bareng ya, sayang?"

Nesha menoleh dengan alis yang ia naikkan sebelah.

"Taruh handphone nya, aku mau bicara." Titah Nagara dengan nada sehalus mungkin, agar istrinya tidak salah paham.

Helaan nafas Nesha terdengar, walau begitu ia tetap menuruti perintah Nagara untuk meletakkan handphone nya.

"Maafin aku tentang masalah tempo hari lalu, aku emosi waktu itu... Otakku waktu itu lagi gabisa diajak mikir, maaf ya?" Tangan kanan Nesha pun turut digenggam oleh Nagara. Ibu jari Nagara mengusap bekas cengkraman tangannya kemarin yang terlihat membiru, membuat Nagara sedikit meringis. Pasti sakit.

"Gaada usaha lain selain bilang maaf sambil ngusap-usap tanganku? Padahal aku sakit hati banget lho kemarin, udah direndahin, dikatain nuduh padahal aku yang dituduh, tanganku juga dibikin memar begini." Ucap Nesha dengan nada yang dibuat-buat seakan-akan berbicara dengan anak kecil padahal yang dilontarkan adalah kalimat nyelekit, dengan bibir yang dimajukan beberapa centi di akhir kalimat.

"Kamu mau apa? Aku turutin semua. Mau aku beliin tas branded atau mau aku transfer? Semua yang kamu mau, aku jabanin. Bilang aja!"

"Kamu pikir aku matre?"

Nagara terdiam. Nesha adalah tipikal orang yang terlihat ramah, lugu, dan lucu jika hanya dilihat sekilas, tapi Nesha adalah pria yang dapat mendominasi orang lain. Uuuu bossy.

"Engga gitu sayang...." Ucap Nagara dengan nada yang terdengar pasrah.

Nesha menarik kedua tangannya agar terlepas dari genggaman Nagara. Kemudian ia lipat tangannya di depan dada sambil tatapan tajamnya mengarah kepada Nagara, jujur saja Nesha masih agak kemusuhan sama suaminya walaupun barusan minta maaf.

"Terus gimana?" Jika kemarin dirinya yang diintimidasi oleh Nagara, kini Nagara yang merasa diintimidasi oleh istrinya.

"Terserah kamu deh mau minta apa ke aku, semuanya bakal akuㅡ"

"Seribu candi dalam satu malam."

"Ngawur! Aku bukan Jayabaya."

"Kok Jayabaya sih?"

"Bukan ya? Emangnya siapa?"

"Masa ngga tau? Di SMA waktunya pelajaran sejarah ngapain aja?"

"Oh Mulawarman ya?"

"Makin ngawur! Udah ah ngapa jadi ngomongin candi sih?"

"Lah kan kamu duluan?"

"Nyalahin aku?!"

"Engga maaf."

Keduanya diam dalam beberapa menit kedepan. Berenang dalam pikirannya masing-masing, mencoba mencerna keadaan.

We Can(t) ; HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang