Hallo Readers Setia Author
Ini cerita baru yang aku buat, niatnya aku mau fokus ke cerita ini sampai bisa 𝗲𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴!!Do'ain yah! Soalnya kadang kalau udah nulis beberapa chapter aku suka males lanjutin, tapi gak tau kenapa cerita ini pengen aku seriusin!
Udah gitu ajalah nanti kalian bosen 😍
• HAPPY READYNG MY READERS! •
"Manusia itu seperti langit, ia bisa berubah menjadi langit cerah yang menyenangkan, dan ia juga bisa berubah menjadi langit gelap seperti mendung yang menakutkan."
~PROLOG~Awan hari ini terlihat gelap, tidak seperti hari-hari biasanya, seorang anak perempuan yang sedang bermain bersama boneka beruang di halaman rumahnya itumendongakkan kepalanya menatap langit yang terlihat gelap sangat gelap. Tetesan air hujan menetes di pipinya, ia langsung berlari masuk ke rumahnya dengan mendekap boneka beruang coklat miliknya yang sudah sedikit basah. Anak kecil itu menatap hujan yang semakin lama terlihat menakutkan tidak hanya hujan biasa, namun kini di iringi dengan badai angin dan petir. Tangan anak perempuan itu gemetaran, nafasnya juga memburu, rasa takut menyelimuti tubuhnya. Ia hanya bisa memeluk boneka miliknya.
Ia sendirian di rumah yang sangat luas dan besar ini, kedua orang tuanya sibuk bekerja, bahkan orang tua anak itu tidak mempekerjakan asisten rumah tangga. Dengan alasan takut anak satu-satunya di celakai oleh asisten rumah tangganya. Bukanlah meninggalkan anak yang masih berusia 9 tahun sendiri di rumah juga bisa melukai mentalnya?
"Mama, Bulan takut."
Anak itu meringkuk di dalam selimut dan menangis disana. Setiap kali kilatan petir itu menerobos masuk ke kamarnya, ia berteriak memanggil 'mamanya'. Ia terus menangis di dalam selimut sampai kedua matanya menutup.
Matahari kembali bersinar di sore hari, hujan angin juga sudah mulai reda. Anak itu terbangun dari tidurnya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih, tidak lupa boneka beruang berwarna coklat tetap berada di dalam pelukanya. Ia menghembuskan nafasnya lega, jantung nya sudah berdetak normal dan sudah tidak ada rasa takut yang menyelimuti dirinya.
Bulan Ayudia Malverino, anak dari pasangan Mave Malverino dan juga Adora Malverino yang merupakan dua orang pembisnis sukses di kota Jakarta saat ini. Karena kesibukan mereka yang sangat padat di perusahaan, membuat mereka harus meninggalkan anak tunggalnya yang bernama Bulan, sendirian di rumah. Berangkat dan pulang sekolah Bulan selalu di antar dan di jemput oleh pihak sekolah yang kebetulan menyediakan jasa antar jemput seperti di sekolah-sekolah di luar negeri.
"Bulan, mama pulang!" mendengar suara teriakan mamanya dari luar rumah dengan berlari Bulan membuka pintu rumahnya dan langsung memeluknya.
"Ada apa?"
"Ulan takut, ma."
Mendengar aduan anaknya itu Adora langsung mengangkat tubuh Bulan dan membawanya masuk kedalam.
"Hujanya nyeremin?"
"Iya mama, Ulan nangis sendirian. Ulan jadi kangen mama," ucap Bulan, wanita itu bisa melihat kedua mata anaknya yang terlihat bengkak, karena terlalu lama menangis.
"Gapapa, Bulan kan pemberani!"
Kalimat itu Adora ucapkan untuk sedikit menghibur anaknya. Benar saja Bulan langsung tersenyum dan kembali memeluknya erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Love Langit & Bulan (On Going)
RomansaBagaimana rasanya jatuh cinta dengan sahabat sendiri? Langit memendam perasaan selama bertahun-tahun dan ternyata Bulan juga memiliki perasaan yang sama. Ayo baca cerita ini untuk mengikuti kisah romansa mereka berdua. Happy Reading Alll!!!!!! Sta...