DENIAL

KHIANAT #1

Cuaca hari ini cerah. Udara kota jakarta terasa hangat di pertengahan bulan juli. Sehangat hati Sazha. Sejak kemarin ia tak sabar menunggu saat ini tiba. Hari ini, Gavin akan pulang setelah 4 bulan di luar kota. Kekasihnya itu menjalankan perguruan tinggi ke luar kota untuk menempuh pendidikan nya. selama 2 tahun. Ia ingat pembicaraan terakhirnya dengan Gavin, Sebelum kekasihnya itu pergi. Gavin berjanji akan menemuinya dan menghabiskan hari-hari nya, Selama pulang berlibur di Jakarta. Sazha sudah membayangkan indah dan romantisnya moment bertemu Gavin nanti, Karena itu ia tak sabar menunggu pertemuannya dengan Gavin hari ini.

Pukul 13.00 WIB (waktu Indonesia barat), Tapi sazha belum juga melihat tanda-tanda kemunculan Gavin. Berkali-kali ia menghubungi ponsel Gavin, tetapi ponselnya itu tidak aktif. Sazha memutuskan untuk menunggu. Ia harus sabar. Ia telah menunggu 4 bulan lamanya. Apalah artinya menunggu beberapa jam lagi.

Beberapa jam lagi itu mulai berubah menjadi berjam-jam yang meresahkan. Waktu telah menunjukan pukul 19.00 WIB. Dan masih belum ada tanda-tanda kehadiran Gavin. Tentu saja ini aneh sekali, Jika memang gavin membatalkan kepulangannya hari ini, harusnya ia mengabarkannya kepada Sazha. Sungguh keterlaluan Gavin membiarkannya menunggu selama ini tanpa kepastian. Tapi Sazha sendiri adalah gadis yang keras kepala. Ia penasaran, Berharap Gavin hanya telat memberi kabar, Ia masih ingin menunggu mungkin satu atau dua jam lagi. Sesuatu tiba-tiba melintas di fikiran Sazha, Ia baru sadar besok adalah Hari ulang tahun Gavin.

Sazha pergi ke salah satu Toko kue. Ia memesan satu kue berukuran sedang. Setelah itu ia pergi ke salah satu kafe yang berada tak jauh dari Toko kue tersebut. Ia lalu memesan matcha kesukaannya. Pukul 20.30 WIB, Sazha menghela nafas panjang Sepertinya penantiannya harus berakhir sekarang. Ia harus kembali ke rumah yang berjarak 40 menit perjalanan dari kafe tersebut.

"apa maksud dibalik semua ini, gavin?."

Tiba-tiba saja Sazha ingin segera pulang, Lalu ingin segera mengirimkan pesan protes kepada Gavin.

***

Sudah 2 hari Sazha menunggu balasan Pesan dari Gavin. Tapi belum diterimanya juga. Membuatnya benar-benar cemas. Apa yang telah terjadi pada Gavin? Apa ia benar membatalkan kepulangannya?. Penantian ini sungguh membuat fikiran Sazha kalut. Pagi ini sazha berdandan rapi seperti biasanya. siap berangkat ke salah satu kampus besar impiannya, Pukul tujuh pagi. Untuk mengurus tes ujian Masuk kampus tersebut.Melahap sarapan yang disiapkan bundanya bersama ayah nya. Setelah selesai ia berpamitan lalu melangkah keluar rumah.

Tak ada yang tahu, Sesungguhnya hari ini ia tidak pergi ke kampus melainkan ia pergi berjalan-jalan Untuk mengobati ke gundahan hatinya. Tapi akibat hal itu Sazha tak berhasil masuk, Karena ia tak mengikuti Tes pada hari itu.

Sazha menghela nafas pasrah. Hidupnya benar-benar sempurna. Sempurna kacaunya. Kehilangan kekasih sekaligus kehilangan kampus impiannya. Ah, benarkah ia sudah kehilangan kekasih?. Lenyapnya Gavin tanpa kabar memang telah mengantarkan firasat buruk dalam hati Sazha. Ia berjalan perlahan. Sengaja ia memilih berjalan kaki untuk sekedar menghabiskan waktu. Sazha menatap pemandangan kota pagi ini, Suasana ini cukup menenangkan pikirannya yang sedikit kalut saat ia melangkah keluar rumah tadi.

Setelah puas berjalan-jalan, Sazha melanjutkan perjalanannya sembari sesekali mengukur jalan seraya merenungi nasib nya. Ia masih tak tahu apa yang akan dilakukannya. Ia ingin bertemu Gavin dahulu. Membicarakan rencana omong kosong kemarin. Tak terasa langkah Sazha suda cukup jauh dari pusat Kota. Rasanya ia sudah cukup banyak berjalan. Tapi waktu baru menunjukan pukul dua belas siang. Sebenarnya Sazha merasa malas ketika harus beristirahat seperti itu, Ia semakin merasakan kehampaan. Ia masih tak mengerti mengapa Gavin bisa menghilang begitu saja. Apakah Gavin memang sengaja menghindarinya?, Tapi mengapa?.

Tak ada tanda-tanda sedikitpun Gavin berniat lari darinya. Atau memang sazha yang kurang peka?

****