Acara pemakaman kedua orang tua micchi di gelar dengan khidmat. Para kolega berdatangan menghaturkan bela sungkawa. Di sudut ruangan micchi masih dalam posisi yang sama sejak orang tuanya di bawa kembali ke rumah mereka untuk di semayamkan.Micchi adalah anak tunggal, yang kebetulan orang tuanya juga anak tunggal. Kakek nenek dari kedua belah pihakpun sudah mendahului mereka sejak lama. Jadi tidak ada sanak saudara yang menemani micchi dalam duka nya.
Micchi benar benar sebatang kara.
Di antara batas kesadarannya, ia hanya tau ada sepasang tangan yang meringkih tubuhnya dalam pelukkan dan merapalkan kata-kata penenang serta tangan tegas lain yang mengusap kepalanya. Mereka adalah sahabat dari orang tuanya yang menghadiri makan malam bulan lalu, shinichi dan shiho. Micchi bahkan tidak bergeming sekalipun, matanya terlihat kosong.
Batinnya bergejolak antara harus menerima semua ini atau jatuh sedalam-dalamnya.
Bahkan semua staff yang terlibat di agensi Jhonnys jr mulai dari artis hingga para manager datang berbondong- bondong ke kediaman micchi, namun hal itu tak membuat tatapannya berpaling dari kedua peti orang tuanya yang sebentar lagi akan dikremasi.
Pedih?
Ya sangat pedih dirasanya. Lebih pedih.Meguro, yang memperhatikan semua dalam diam duduk di salah satu sudut ruangan setelah anggota snowman pamit pulang, ia masih menunggui kedua orang tuanya atau mungkin.....micchi ??
Ia juga bingung akan kejadian ini.
Bohong jika ia tak ikut bersimpati kepada micchi, ia tau rasanya di tinggalkan orang tersayang ketika ia ditinggalkan oleh neneknya yang menjaganya dari kecil. Ia paham rasanya. Dalam hati kecilnya meguro berharap micchi dapat menerima semuanya dan kembali ceria seperti biasanya.
Satu persatu pelayat meninggalkan rumah micchi setelah acara kremasi selesai. Micchi masih terdiam di tempat yang sama, tidak menangis, tidak pula meratap. Hanya menatap kosong ke depan seolah hal itu lebih menarik baginya.
Mungkin air matanya sudah kering semalaman, jadi tidak ada lagi yang bisa di keluarkan dari mata indahnya yang sekarang sudah membengkak.
Shiho selalu berusaha mengajak micchi berbicara dan makan agar ada tenaga baginya. Namun micchi masih tidak bergeming dan hanya mengatakan bahwa ia tidak lapar.
"Nee... micchi sayang. Coba bubur ini dulu ya? Obasan sudah buatkan khusus untuk micchi agar micchi tidak sakit, ya nak ?"
Ucap shiho perlahan berharap micchi mau menurutinya.Shinichi juga ikut membujuk micchi, ia sangat kasihan terhadap micchi.
Anak itu tampak rapuh.
Akhirnya micchi luluh karena merasa tidak enak pada dua orang baik ini yang masih setia menemaninya.
Sebenarnya ia juga bingung, setelah ini, ia harus bagaimana ???Shinichi dan shiho sudah sepakat.
Mereka tidak akan membiarkan micchi sendiri. Dan melanjutkan rencana yang telah mereka susun sebelumnya bersama mendiang orang tua micchi."Nee micchi anakku, kita tinggal di rumah obasaan saja ya biar micchi tidak kesepian? Nanti micchi sedih terus kalau sendirian. Mau ya nak? Obaasan juga butuh teman dirumah karena tidak ada penelitian lagi. Mau ya ???"
Shiho berusaha membujuk micchiMicchi yang mendengar hal itu merasa tidak enak. Ia bukan siapa siapa, terlebih perasaannya terhadap meguro. Ia rasa ini bukan ide yang bagus.
"Arigatou obaasan. Tapi micchi tinggal disini saja menjaga rumah peninggalan okasan dan otosan. Banyak kenangannya disini"
Jawab micchi senduUntuk Saat itu, shinchi dan shiho menghargai keputusan micchi.
Beberapa hari setelah kepergian orangtuanya, micchi merasa sangat hampa, rumahnya begitu kosong dan kerap kali air matanya jatuh setiap memandang sudut rumahnya itu. Ia memang sudah beraktivitas seperti biasa, bekerja, latihan di gedung agensi dan pulang ke rumah. Namun masih terasa hampa baginya untuk melewati hari demi hari.
Micchi berfikir apalagi yang ia kejar di dunia ini ?
Suatu hari.
Di suatu sore, untuk pertama kalinya ia kedatangan tamu yang tak pernah dikira selain shiho dan shinichi yang setiap hari memang datang untuk menemani micchi sejenak. Tamu itu adalah kakek meguro, namun yang membuatnya lebih terkejut adalah paruh baya itu datang di bimbing oleh sosok yang sedikit ia rindukan, meguro ..... sendiri.
Sebenarnya micchi sangat mengenal yusaku ojichan, karena beliau adalah sahabat kakeknya yang dulu sering kali berkunjung kerumahnya ini. Dan mengajaknya bermain. Micchi sangat ingat, yusaku ojiichan sering kali menyembunyikan permen untuk diberikan kepadanya diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua micchi karena takut sakit gigi padahal micchi sangat menyukai permen. Tapi anehnya, ia memang tak pernah melihat yusaku ojiichan membawa serta meguro makanya ia tidak mengenal meguro sebelumnya selain pertama kali bergabung dengan agensi jhonnys jr.
Dengan jalan tertatih namun cepat dan tongkat ditangannya, yusaku ojiichan segera berhambur kepelukkan micchi, meratap membelai anak tersebut.
"Oh tuhan cucuku yang malang. Maafkan ojiichan baru bisa mengunjungimu hari ini. Kaki ini baru bisa kuat melangkah ketika aku mendengar berita kepergian anak- anakku." Yusaku ojiichan masih berlinangan air mata sambil mengelus puncak kepala micchi
"Tidak apa apa ojiichan. Jangan dipaksakan, micchi tau ojiichn sedang sakit. Bahkan micchi yang harusnya meminta maaf karena tidak mengunjungi ojiichan di okinawa" micchi membalas pelukkan itu.
Dalam keharuan, meguro melihat hal tersebut merasakan desir lain di hatinya, namun di tepis oleh logikanya.
Memangnya kenapa?
Micchi merasa harinya saat itu lebih berwarna dari sebelumnya karena yusaku ojiichan yang menemaninya, bahkan beliau masih saja menyodorkan 3 butir permen lolipop kepada micchi yang sontak membuat micchi tertawa.
Disana meguro hanya diam memperhatikan tak ikut dalam kesenangan dua orang didepannya itu. Ia lebih memilih diam, kadang menyahut kalau kakeknya bertanya.
Ya lagipula, apa yang harus dibicarakannya?
Ia merasa kurang tepat kalau berbicara langsung kepada micchi. Jadi ia hanya ikut alur, tersenyum pada tingkah kakeknya dalam menghibur micchi, semoga micchi benar-benar bisa kembali ceria.
Menjelang senja, shiho dan shinichi datang membawa makanan yang telah dimasak dirumah. Mereka senang, paling tidak micchi tidak terlalu kesepian dan sekarang sudah bisa tersenyum.
Malam itu, rumah micchi kembali terang.
Dimeja makan sudah tersaji berbagai makanan lezat dan beberapa pencuci mulut. Shiho juga memasakkan makanan kesukaan micchi, Ebi goreng.Micchi hampir meneteskan air matanya mengingat hanya ibunya yang tau makanan kesukaanya, namun sekarang ada orang lain yang mengerti hal itu. Dan ia terharu akan usaha keluarga sahabat orang tuanya ini yang selalu ada disampingnya sejak orang tuanya pergi meninggalkannya. Tidak ada yang lebih micchi syukuri ketika masih bisa waras dalam tingkatan ini ditemani oleh orang-orang yang menyayanginya, mungkin..... ada satu yang tidak, tapi ia tidak ambil pusing akan itu.
Micchi berharap hidupnya akan kembali bisa seperti biasa dan ia lebih bisa menerima keadaannya sekarang. Malam ini pertama kalinya sejak berminggu-minggu micchi makan dengan lahap. Suasana ramai di meja makannya ini mengingatkan akan makan malam bersama antara keluarganya dan keluarga meguro berbulan-bulan lalu.
Tapi, hidup micchi masih saja ditulis dengan skenario yang tidak disangka-sangka.
Apa yang akan terjadi selanjutnya ???
Nobody knows——————————————————————————-•
Hai haii haii......
Maafkan aku yaa kalo telat banget updatenya, tapi mohon dimaklumi yaa soalnya aku buat cerita ini hanya bisa disela sela waktu aku praktek huhu. Tapi aku berharap banget bisa nyeleseinnya sampe selesai.
Semoga semuanya suka dan jangan lupa vote serta komen okee??
See youuu next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Perfect Marriage
Romance" Meguro hanya menerima pernikahannya ini atas janji kepada mendiang kakeknya, tidak ada cinta maupun kasih di dalamnya. Namun micchi benar benar sudah jatuh dalam lingkaran itu. Ada sekelumit rasa yang membuat keduanya terikat dan saling membutuhk...