"Tidak ada wanita yang bisa mengubah pria. Namun seorang pria akan mengubah dirinya jika dia benar-benar mencintai wanita yang diinginkannya"
Raysa
••••
"Dir tolongin gua, gua tabrakan"
"Lu dimana dev, kenapa bisa, tabrakan sama apa, terus sekarang kondisi lu gimana"
"Jangan banyak nanya cepetan tolongin gua"
"Sebentar ini lagi otw sayang"
"DIRGAN NAJIS LU"
"Gausah ngegas juga kali"
"Cepet tolongin gua, lu mau gua mati?"
"Otw oii"
Dirgan pergi ke lokasi tabrakan menggunakan mobil, karena dirgan tau di markasnya ada raysa orang kesayangan devan, maka dirgan membawanya.
Di sepanjang perjalanan dirgan tidak berani untuk mengobrol bersama raysa, jika raysa mengobrol bersama laki-laki selain devan, laki-laki itu akan berurusan olehnya.
Dirgan sudah hampir sampai di lokasi, dirgan melihat devan dari kejauhan yang sedang terbaring lemah, sedangkan motornya rusak dan terlempar cukup jauh.
Dirgan menyuruh raysa untuk tetap di dalam mobil sedangkan dirinya keluar untuk membantu devan, dirgan berlari kearah devan dan menepuk-nepuk pipinya.
Namun devan tidak kunjung bangun, dirgan berfikir kalau devan pingsan karena bantuan yang telat datang, dirgan membawa devan masuk kedalam mobil dan membaringkannya disamping raysa.
Raysa yang cemas melihat keadaan devan dia segera mengobati luka-lukanya berharap devan tidak apa-apa, "dirgan tolong bawa devan ke rs" ucap raysa kepada dirgan yang sedang mengemudi mobil.
"Maaf, tapi devan ga suka dibawa ke rs" jawab dirgan yang tau jika devan tidak menyukai dibawa ke rs
"Yaudah ke markas, tolong cepetan bawa mobilnya"
"Iya ini udah cepet"
Rexkasa
Dirgan membawa devan dan membaringkan tubuhnya di ranjang kamar milik devan, "tolong jaga devan, gua mau panggil dokter" pinta dirgan kepada raysa.
Raysa hanya mengangguk dia tidak menjawab apapun, "sayang ayo bangun, aku kangen" lirih raysa yang sedang menangis karena tidak tega melihat orang kesayangannya terluka.
Tidak lama kemudian dirgan datang dengan membawa seorang dokter, "dok tolong obati devan sampai devan kembali sembuh" ucap raysa memohon kepada dokter untuk menolong devan.
"Baik, saya akan lakukan segala cara untuk mengobati devan" jawab dokter kepada raysa, dokter mulai memeriksa devan dan memberikannya obat.
Dokter menyuruh raysa dan devan untuk keluar dari kamar dan membiarkan dokter untuk mengobati devan sendiri.
Di luar kamar ada raysa yang sangat cemas akan kondisi devan, raysa rela membayar biaya mahal untuk devan sembuh.
Sementara dirgan dengan santainya dia menonton televisi di ruang tamu sembari makan cemilan tanpa memikirkan sahabatnya yang sedang terluka.
Raysa pun sampai keheranan bagaimana seorang sahabat yang tau jika sahabatnya terluka tapi malah bersantai sambil menonton.
Dokter keluar dari kamar devan dan memberi tau jika devan sudah terbangun, raysa yang mendengar itu dia cepat-cepat masuk ke dalam kamar devan.
"DEVANNN" teriak raysa saat memasuki kamar, devan yang masih lemas dia hanya melambaikan tangan pada raysa seolah-olah menyuruh raysa untuk menemani di sampingnya.
Raysa segera mendekati devan dan berbaring di sampingnya, "sayang aku cemas banget tau liat kamu kaya gini" ucap raysa sembari menatap devan dan memanyunkan bibirnya.
Devan hanya tersenyum lalu mengusap-usap kepala raysa, "sayang pengen pelukk" rengek raysa yang manja minta di peluk oleh devan.
Tanpa menunggu lama devan langsung memeluk raysa dengan erat, raysa yang nyaman saat berada di pelukan devan dia tidak mau melepas pelukannya.
Clkkk
Suara pintu kamar terbuka tanpa mengetuk pintu dirgan masuk ke kamar devan, "anjir devan, maaf ganggu silahkan lanjutkan" ucap dirgan yang terkejut melihat devan dan raysa yang sedang berpelukan.
Lanjut part berikutnya>>>
Jangan lupa untuk vote 🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA [HYG]
General FictionSiswa SMA sekaligus ketua geng motor yang disukai oleh para siswi namun bersikap kasar, di balik sikap kasarnya menyimpan kisah cinta penantian panjang, yang kepo ceritanya langsung saja baca novel ini