02. Orang asing?

58 9 1
                                    

hallo👋

kembali lagi sama cerita aku nih

seru ga? kalo ngga yaudah sih wirr

kalian tau cerita ini dari mana?
tiktok?
instagram?
facebook?
telegram?
weverse?
emang ada? haha ngga

kalian dari mana nih? kalo aku dari Lombok, xixi

⚠️Waspada typo ygy⚠️

selamat membaca❤️

*****

   Angkasa sedang duduk menyendiri di halaman belakang rumah, sambil menikmati semilir angin yang menusuk lembut kulitnya.  Matanya kemudian terfokuskan pada selembar kertas yang sudah dia lukis. Jika dia sedang pusing, Angkasa akan melampiaskan dengan menggambar.

   Tidak tahu kenapa, rasanya lebih nyaman menyalurkan perasaan dengan menggambar.
   "ANGKASA!"
Angkasa langsung terlonjak kaget, karena teriakan seseorang yang memanggil namanya. Cowok itu pun langsung menoleh ke samping dan melihat Reynatha yang berjalan ke arahnya.
  Angkasa yang tadi sedang duduk kini lantas jadi beranjak berdiri.
Sesampainya di hadapan Angkasa, Reynatha kemudian menyodorkan kunci mobil miliknya pada Angkasa. "Cuciin mobil gue, besok malem gue mau pake balapan."
   Angkasa jadi melirik ke kunci mobil yang Reynatha sodorkan. Dia menatapnya sejenak kemudian menatap wajah abangnya. "Ke tukang cuci mobil aja, gue bukan pembantu lo."
   Reynatha yang mendengar itu, langsung tersulut emosi. Dia pun maju dan langsung mencengkram kerah baju Angkasa dengan kasar. " Lo mulai ngebantah perintah gue?!"
  "Gue juga punya kesibukan sendiri," jawab Angkasa.
   Reynatha semakin emosi, hingga tangannya siap untuk meninju wajah Angkasa kapan saja. Tidak lama kemudian,  mata Reynatha tidak sengaja melirik pada sebuah kertas yang berada di bangku tempat Angkasa duduk tadi.

   Reynatha pun langsung mengambil kertas tersebut. Dia menatap gambaran Angkasa, sebelum akhirnya merobek-robek dan melayangkannya ke udara.

Angkasa terkejut dengan kedua mata yang melotot. "Lo gak waras, hah?!"
  "Lo yang gak waras." sarkas Raynatha  dengan sorot mata tajamnya.  "Lo itu terlahir dari anak seorang mafia, Angkasa. Bisa-bisanya lo mau jadi Tentara, lo gak punya otak apa gimana?!"
"Jangan bodoh jadi orang!! Udah dibesarin sama Papa, lo jadi anak nggak tau diri,"
  Selama ini lo hidup enak bangsat, dari duit siapa?," jeda Reynatha
"BOKAP LO, SA." sambungnya.

Angkasa langsung terdiam saat itu juga. Mulutnya mendadak terasa membisu, sehingga sulit berkata-kata. Beberapa saat setelahnya, Angkasa kembali menatap wajah Reynatha.

Hidup enak? Bahkan, Angkasa tidak pernah merasakan hak itu selama ini.
Banyak harta tidak menjamin hidupnya bahagia.

"Emang gue pernah hidup enak? Lo yang enak, bukan gue,"  balas Angkasa setelah terdiam cukup lama.
 

"Bangsatttt, lo di bilangin makin ngelunjak!"

Brugh!

Reynatha menendang Angkasa dengan begitu keras tepat di perutnya. Hal itu, mambuat Angkasa langsung terjatuh ke tanah, dangan rasa nyeri yang amat terasa.

   Angkasa terus memegangi perutnya. Dia pun kembali menatap Reynatha, tanpa ada niat membalasnya.
   "Gue aduin Papa, tau rasa lo!" ujar Reynatha lalu pergi dari sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNWANTED   CHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang