01. Masuk SMA

90 15 2
                                    


halli balik lagi nih

Yang nunggu part slnjutnya ini udah up!

jangan lupa vote!!

⚠️waspada typo⚠️

menurut kalian seruu ga cerita aku??

komenn yaa!!

selamat membaca🥰

*
*
*
*
*

*****

01. Masuk SMA

Angkasa memasuki kamarnya, dengan langkah kaki yang terasa berat. Cowok itu lalu mengambil duduk di sofa, sambil menatap kosong ke arah depan.
"Kenapa Mama nggak pulang-pulang, Angkasa kehilangan penyamangat buat bertahan hidup, Papa nggak bisa sayang sama Angkasa, Ma." gumam Angkasa sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Papa lebih sayang sama bang Reynatha, Ma. Kehadiran Angkasa sama sekali nggak pernah dibutuhin sama Papa," lanjut Angkasa seraya mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Perlahan, buliran air mata pun terjun dengan bebas membasahi kedua pipinya. Angkasa kemudian menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan. Air matanya terus turun tanpa henti. Kedua bahunya sudah terlihat bergetar hebat.

*****

"Habis makan, Papa mau bicara sama kamu," ucap Riko, pada Angkasa yang kini sedang duduk dihadapannya.

Angkasa yang sedang menikmati makanannya lantas jadi mengangkat kepala, menatap Riko. Dia memandangi wajah ayahnya lumayan lama, sebelum akhirnya mengangguk pelan.

Beberapa menit kemudian, mereka berdua pun sudah selesai makan malam. Sejak tadi, Angkasa sedang menunggu apa yang ingin dibicarakan oleh ayahnya.

"Papa batalkan pendaftaran kamu di SMA Mataram," ujar Riko akhirnya mengeluarkan suara.

Mendengar itu, berhasil membuat Angkasa langsung terkejut. Kedua bola matanya pun refleks membulat sempurna. "Maksud Papa?!"

Riko menghela nafas panjang, dan menghembuskannya. Dia kemudian memajukan wajahnya, mendekati Angkasa. "Kamu tenang dulu. Papa cuma pindahin kamu ke sekolah yang lain. Lebih bagus," ucapnya memberi tahu.
Angkasa benar-benar terlihat kaget. Kenapa ayahnya malah mengambil keputusan secara sepihak? SMA Mataram adalah sekolah yang Angkasa nantikan selama ini.
Cowok itu pun kemudian beranjak berdiri. Dia menatap ayahnya dengan tajam. "Angkasa kan pernah bilang sama Papa, Angkasa nggak butuh sekolah yang mewah, Angkasa cuma mau disana!" tegasnya dengan nada tinggi. Wajahnya mulai memerah karena emosi.

Melihat Angkasa yang berani membentak membuat Riko langsung mengubah raut wajahnya. "Kamu harus nurut dengan pilihan Papa, Angkasa!" ujarnya, tidak suka dibantah.
Kedua tangan Angkasa jadi mengepal kuat. Cowok itu lalu memukul meja, karena menyalurkan rasa kesalnya. Angkasa hampir ingin menangis, setelah mengetahui pendaftarannya dibatalkan.

Dia pun kembali duduk, sambil mengusap kepalanya dengan frustasi. Kenapa ayahnya tega melakukan hal ini?
Keadaan tiba-tiba mendadak hening. Hingga beberapa menit kemudian, Riko lalu menyodorkan sebuah foto di handphone nya kepada Angkasa. "Kamu akan satu sekolah sama dia."

Perlahan Angkasa jadi mengarahkan tatapannya pada foto tersebut. Seketika, dia langsung terdiam, karena merasa mengenali wajah yang berada di handphone ayahnya itu.

UNWANTED   CHILDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang