Bab 31

644 38 4
                                    

Happy Reading


“Kenapa gue nangis, sih?” Keisha tertawa hambar, mengusap pipinya dengan kasar seraya menggigit bibir bawahnya, lalu menolehkan wajahnya ke sebelah kiri, menghindari Brian yang tengah menatapnya lekat.

Kini, keduanya sudah berada di dalam mobil Brian, terdiam, tanpa ada niat Brian menjalankan mobilnya.

Keisha terdiam dengan perasaan berkecamuk tak karuan, pandangannya menoleh ke samping, menatap apa saja yang ada di luar kaca mobil. Beberapa kali tangannya saling meremas kuat, berusaha menguatkan dan menahan diri agar air matanya tidak keluar lagi.

Namun, seberapa keras pun Keisha berusaha, air mata yang ditahannya tetap keluar juga, mengalir deras membasahi pipinya. Sampai beberapa detik ia menangis dalam diam, merasa tidak tahan akhirnya gadis itu menunduk dalam dengan suara isak tangis yang kembali terdengar.

Tubuh gadis itu terguncang hebat, membuat Brian yang melihatnya menghela napas panjang, memejamkan mata sebentar, sebelum tangannya terangkat mengusap pundak Keisha secara perlahan.

Ntah kenapa, rasanya Brian tidak suka melihat Keisha menangis rapuh seperti ini. Brian tidak ingin melihat Keisha menangis, tapi cowok itu tahu yang dibutuhkan Keisha saat ini adalah sebuah tangisan, untuk mengeluarkan semua rasa sesak yang gadis itu rasakan.

Melihat mata Keisha yang memancarkan patah hati, membuat Brian juga ikut merasakan patah hati. Hatinya ikut merasakan ngilu, dan tak tenang. Ntah karena alasannya Brian yang tidak ingin Keisha terluka seperti itu, atau karena alasan bahwa yang menjadi penyebab Keisha patah hati adalah perasaan cintanya terhadap cowok lain.

Iya, alasan Keisha yang menangis di hadapannya sekarang ini adalah karena perasaan cinta yang cewek itu rasakan kepada cowok yang Brian sangat kenal.

“Gue gapapa, Ka.” Keisha mengangkat kembali wajahnya, seraya melepaskan tangan Brian dari pundaknya, dengan pandangan yang masih belum berani menoleh ke arah Brian. “Jangan tanya gue kenapa. Gue beneran baik-baik saja.” Saat ucapan itu keluar, suara Keisha terdengar bergetar, dengan air mata yang masih saja berderai.

Kenapa Keisha harus se-sakit ini sih, saat tahu kalau temannya menyukai cowok yang sama dengan dirinya?
Kenapa?

Apa karena Keisha nggak bisa harus bersaing dengan seorang teman? Tapi di sisi lain, hatinya tidak bisa melepaskan.

Lagi-lagi Keisha menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Nggak, Kei. Lo gak boleh begini.

Biarkan, biarkan Sarah melakukan apa yang dia inginkan. Biarkan Sarah jatuh cinta kepada Albian. Itu hak dia, dan gue gak bisa melarangnya. Tapi, jangan sampai gue harus membenci Sarah, atau berantem dengannya hanya karena seorang cowok.

Ada begitu banyak cowok di dunia ini, bahkan yang jauh lebih baik dari seorang Albian, yang lebih segalanya dari seorang Albian.

Keisha memejam, berusaha meredam kegundahan.

Tapi ...

Gadis itu menggigit bibir bawah dan meremas tangannya dengan kuat.

Kalau hatinya menginginkan Albian, Keisha bisa apa? Keisha harus apa?

From Work To Love (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang