Bab 1

22 8 0
                                    

'Ajari aku bagaimana caranya menerima keadaan tanpa membenci kehidupan'

"Dari mana aja baru pulang sekarang? mau jadi apa kamu kayak gini terus?hah?!" Allea baru saja sampai dirumah dan langsung disuguhi berbagai pertanyataan dari Bunda nya.

"Maaf Bun-" belum selesai Allea mengucapkan omongannya sudah langsung dipotong oleh Renata.

"Jangan pernah kamu keluarin kata Bunda dari mulutmu itu! saya ga sudi kamu manggil saya Bunda." Allea hanya diam membisu. Tidak berani melawan omongan Bundanya.

"Tadi Lea kerja kelompok dirumah Vana," tutur Allea sejujur mungkin.

"Jangan karena ayah sedang ada dirumah, kamu seenaknya keluyuran gajelas diluar sana. Jadi anak ngga berguna."ucap Renata Itulah yang Allea dapatkan di keluarga ini. terutama dari Bundanya. Allea sudah biasa mendapatkan cacian dari Bundanya. Allea beranjak dari tempat dia berdiri. Katakanlah bahwa dia minus attitude.

"Van... gue capek" Ucap Allea saat telpon sudah tersambung.

"Al, gue tahu lo capek sama keadaan di keluarga lo. tapi, gue mohon jangan berfikir yang ngga-ngga ya? Gue juga berharap lo jangan pernah membenci bunda lo.Mau kesini? atau ke apartemen lo? asalkan jangan ke sang pencipta" kekeh lirih Vana. Vana adalah sahabat yang sudah berteman dengannya dari awal masuk SMA ini. Vana adalah support system bagi Allea.

"Gue lagi gak mood ke Apart Van. Gue sudah muak sama keluarga ini. Ngga ada yang bisa gw harapkan lagi dari keluarga ini. Bahkan untuk dipeluk seorang bunda saja menurut gue ga bakal mungkin.." Lirih Allea menahan sesak didadanya. Percayalah Vana lebih tahu tentang dirinya daripada keluarga nya walaupun mereka saling kenal 3 tahun yang lalu.

"Yaudah,tapi jangan pernah lo negative thinking ya? kalo lo ada masalah kerumah gue aja. Mama seneng kalo lo dateng ke sini." Ujar Vana.

"Thanks Van" sangat beruntung Allea memiliki teman seperti Vana. "Sudah dulu ya,gue dipanggil ayah.Byee.."

"Ada apa yah?" Ucap Allea saat ayahnya memanggilnya di balik pintu kamarnya.

"Makan malam,Nak. Itu abang baru balik dari Jerman. Kamu gak mau samperin dulu?" Ujar sang Ayah. Allea hanya menggangguk.

Allea tahu bahwa abangnya baru saja balik dari Jerman.Tapi, ia tidak ingin menampakan wajahnya karena merasa tidak pantas lagi di keluarga ini.


Dimeja Makan

"Leaaaa I'Miss you" Allea sangat merindukan suara itu setelah 6 tahun tidak bersamanya karena pekerjaannya di Jerman.

"Too, bang" Allea sangat ingin memeluk abangnya lebih lama lagi.tapi, tatapan bunda nya membuat dia harus menjaga image nya yang sudah dikenal sebagai pengganggu dalam keluarga ini. 

"Jawabnya kok lemes gitu sih?Ngga seneng ya abang balik kerumah ini?" Raut wajah dari abang pertama nya ini berubah jadi lesu.

"Sudah ayo makan. Biarkan saja orang yang ngga menghargai kehadiranmu." Itu adalah Bundanya. Dirga merasa ada hal yang aneh dari keluarga ini.

"Abang...Kan abang baru balik dari Jerman nih. Lana mau kita sekeluarga jalan - jalan bareng dong lusa besok. kayak healing gitu loh ke Bali. Gimana Setuju ngga Yah, Bun?" Alana membuka keheningan dalam keluarga ini.

"Bunda setuju banget Nak, tapi kecuali Allea. Dia tidak perlu ikut. cukup jaga rumah aja. yang ada nanti membuat malu kita saja." Ketus Renata pada Allea. Allea hanya diam mendengar penuturan dan hinaan dari Bundanya.

"Bun! Kok gitu sih? Allea juga perlu ikut. Masa dirumah sendirian. Allea juga bagian dari keluarga kita. Allea ngga ikut, abang juga ngga ikut!" Sikap kedewasaan Dirga sangat mirip dengan ayahnya. Tegas.

"Aku setuju!" Kali ini Reza dan Alvaro bersuara. mereka setuju dengan keputusan Abang pertamanya.

"Sudah jangan ribut. Allea ikut sama kita Mah kalau memang mau jalan-jalan bersama. Bagaimana pun dia juga anak kita bukan penjaga rumah." Tutur Ayah- Danuarta melerai perdebatan yang sudah mulai terasakan.

"Saya ngga ikut." 3 Kata yang keluar dari mulut Allea keluar dengan nada ketus nya.

Allea Muak. sangat Muak.

Allea beranjak dari meja makan lalu bergegas keluar dari Rumah bak neraka bagi nya.

"ALLEA!? KAMU MAU KEMANA?" Ujar Dirga. ingin mengejar tapi tangannya ditahan oleh Reza.

"Jangan disamperin. Dia sudah biasa seperti itu bang. Kalo abang samperin dia ngga akan balik ke rumah" Reza sudah tahu dengan sikap adeknya itu. Allea berubah total saat sebulan sesudah Dirga berangkat ke Jerman.

"SAYA SEBAGAI ABANGNYA NGGA AKAN DIAM SEPERTI INI!? ALLEA BAKAL KENAPA-NAPA DILUAR SANA JIKA DIDIAM KAN SEPERTI ITU!!" Ucap Dirga. Dirga bingung, mengapa Bundanya seperti membenci kehadiran Allea? Dulu, tidak seperti ini.

Kembali ke kata awal "Dulu" Artinya pasti ada banyak perubahan. Dirga harusnya mencari tau semua masalah ini.

Dirga beranjak pergi dari meja makan dan berniat untuk menghampiri Allea. Tetapi, dia kehilangan jejak. Allea sudah pergi sangat jauh.

Pov Allea

 ''BANGSAT LO SEMUA!!! BRENGSEKK!" teriak Allea histeris saat sampai di pinggir danau yang tak jauh dari arah Rumah kediaman Johannes.

"KALO LO NGGA BERNIAT BUAT LAHIRIN GUE KE BUMI INI, KENAPA GAK DIGUGURIN AJA!!GUE CAPEKK. KENAPA DUNIA GAK BERPIHAK KE GUE SEMENTARA AJA? KENAPA!?" Allea mengeluarkan unek unek dalam hatinya yang selalu ia pendam

'Mengapa dunia menyudutkannya seperti ini? mengapa beban pikiranku sekarang sangat berat?' Batin Allea.

Allea terisak sendiri di pinggir Danau. Tidak berniat untuk pulang ke rumahnya.

HAIHAIIII READERSSS

HAYOO SIAPA YANG KEPO SAMA BAB SELANJUTNYA????

VOTE DULU DONG,BIAR AUTHOR MAKIN SEWMANGATT UP NYA

TYPO TANDAIN YAAW

UNTUK CAST NYA BAKAL AUTHOR BUAT DI BAB BERIKUTNYA KOK GUYSS

XIEXIEE



Say ; GOOD BYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang