" mas kapan saga dikhitan umurnya udah remaja loh keburu alot " Riana, istri sekaligus ibu anak tunggal. Riana bekerja sebagai dokter dan ibu rumah tangga
" mas udah coba bujuk dia sayang tapi emang anaknya susah " Sang suami dari Riana, Naran bekerja di sebuah perusahaan sebagai manajer
" terus masa kita nunda terus, umur dia udah 16 tahun loh " ucap riana
Anak mereka bernama Saga Al Fatir ini adalah anak tunggal dengan hidup yang berkecukupan, kasih sayang melimpah, harta yang cukup, pertemanan yang luas dan minusnya ia sangat manja kepada sang bunda.
Makan malam tiba, Naran dan Riana sudah menunggu sang anak pulang
" assalamualaikum bunaa" salam Saga
" waalaikumsalam yang disapa cuma istri ayah nih " balas Naran
" sudah ayo duduk kita makan " lerai Riana
setelah makan malam keluarga kecil itu selalu membiasakan mengobrol di ruang keluarga, menceritakan apapun bersama.
" gimana tadi lesnya sayang " tanya riana kepada sang anak
" b aja, ga seru bun " jawab saga
" saga kamu ini udah gede masih minta pangku sama bunda sih, malu sama badan " singgung naran
" dih iri ya ayah gabisa pangku pangku sama bunaa wle " ejek saga
" iyaa sayang kamu ni udah gede loh, kapan mau sunat " tanya riana
" SUNAT TERUS SUNAT TERUS APAAN SIH BUNDA SAMA AYAH NIH " Saga selalu menghindari pembahasan mengenai sunat karna ia merasa takut
" hustt gaboleh teriak teriak heh orang bunda cuman tanya " tegur riana
" libur semester sekarang kamu sunat, ayah bawa temen kerumah buat sunat kamu " ucap naran
" AYAHH APASIH " berontak naran, matanya berkaca kaca berusaha menolak ucapan naran
" tidak ada toleransi saga masuk ke kamar sekarang, selesaikan ujianmu dengan baik jangan berusaha kabur atau bunda dan ayah ga anggap kamu anak " mutlak naran, ia sudah muak dengan segala pemberontakan saga
" nurut yaa anak bunda, apaa yang saga takutkan coba sini cerita sama bunaa " Riana yg merasa suasana mulai tegang pun berusaha mencairkan
" s-sagaa gamauu bunaa " isak saga
Naran yang mendengar isakan saga hanya mengendus malas itu hanya akal akalan sang anak agar riana luluh.
" ke kamar sendiri atau ayah seret " ucap naran
" JAHAT, BENCI AYAH SAGAA BENCI " Akhirnya saga masuk ke kamarnya dengan tangisan yg semakin mengencang
Riana dan Naran pun memasuki kamar mereka dan membiarkan anaknya menangisi ketakutannya, namun riana selalu tak tega mendengar tangisan saga dan berakhir membela saga
" diem disini sama mas atau mas majukan tanggal saga sunat " ucap naran yg tau pikiran riana akan menyusul saga
" iyaa mas, tapi kan liburan semester tinggal seminggu lagi apa ga syok anaknya mas " jawab riana
" mas cuman menjalankan kewajiban sebagai ayah sayang kita gabisa terus membela dia "
" mas ga butuh persetujuan sekarang tidur " perintah naran
Keesokkan paginya riana yang menyiapkan sarapan di meja makan
" saga mana yang " tanya naran
" anaknya gamau kamu gamau sekolah katanya " jawab riana sambil menyiapkan susu
" SAGAA TURUN SEKARANG ATAU HARI INI KAMU SUNAT " teriak naran
" mas udah ih kasian anaknya " tegur riana
" hey bukannya mas udh bilang, mas gabutuh persetujuan siapapun sayang kamu cukup dampingi anak anak itu smpai dia sunat " balas naran
tap tap tap, saga turun dengan gaya ala badboy nya ia memalingkan mukanya dari sang ayah
lalu mengecup pipi dan kening riana" duduk yang sopan saga " tegur naran
" huftt kalian ini selalu begini " Riana sudah lelah dengan perang dingin keduanya
" aku mau sunat asal dirumah dan bunda yang temani bukan ayah " ucap saga
" tanya bundamu " jawab naran sambil menatap riana
" iyaa iya bunda yang temani saga, sekarang ayo makan dulu "