Tak terasa liburan tiba dan hari ini adalah hari yang menegangkan, menakutkan bagi saga karna ia akan berkhitan.
tok tok tok
" saga nakk ayo makan dulu yuk sama bunaa sayang " ternyata riana yang mengetuk pintu
" iya bundaa saga mau mandi dulu " balas saga
" bunda tunggu di bawah ya nak "
Riana pun ke dapur untuk mempersiapkan makanan bagi teman naran yang akan menyunatkan anaknya sekitar 2orang yang akan datang
" Permisi assalamualaikum riana naran " salam seseorang dari luar
" waalaikumsalam iya sebentar " jawab riana dan segera membukakan pintu
" ayoo masuk, naran masih di ruang kerjanya " sapa riana
" hahaha masih kerja juga dia libur gini ri " tanya dokter abi
" haduh aku gatau deh soal kerjaan dia " jawab riana
" anakmu mana ri, ga akan kaburkan " tanya putra, yang merupakan asisten dokter abi
" ehh sudah datang bro gimana kabar " sapa naran
" ayok tunggu di ruang keluarga aja, nanti sunatnya juga disana aja bi, put " ajak riana
Riana segera menyusul saga ia tau putranya ini akan rewel dan berontak jika tidak ia temani
ceklek, saat riana membuka pintu terlihan saga yang sudah menggunakan sarung sedang melamun didepan kaca
" hey gaboleh melamun gitu ah gabaik " tegur riana sambil mendekap sang anak
" bunaa aga takut, ayah jahat aga gamau ayah hiks aga takutt huaaa " tangis saga tak terbendung saat riana memeluknya
" suttt jagoan bundaa its oke nak, aga anak hebat nurut yaa sama ayah bunda yuk kebawah dokternya udah dateng tuh " ucap riana sebari menghapus air mata saga
" gendong hiks gendongg " isak saga dengan mata yang berkaca kaca dan hati berdebar
" cup cup cup sayangg iya yuk sini gendong "
yap, saga selalu bersikap seperti bayi pada riana. menggendong, menyusui, memangku, kelonan semua itu bisa riana lakukan. Akhirnya riana turun dengan menggendong koala saga
" hey mana jagoan om nih udah mau gede masi digendong aja " ejek dokter abi
" biasalah bi takut dia " naran pun ikut mengejek sang anak, karna akhirnya saga mau tak mau harus sunat
Riana pun duduk di sofa dengan saga dipangkuannya
" salim sama om abi sama om putra dulu gih " perintah riana
" gamauu hiks jangan lepass bunaa hiks hiks " tangis saga mengeras lagi
" udah udah bi, put langsung siapin aja alatnya " ucap naran karna semakin mengulur waktu makan saga akan semakin rewel
Abi dan putra menyiapkan alat sunatnya seperti bius, suntik, pisau, perban, alkohol dll. Alatnya berusaha ditutupi agar saga tidak takut melihatnya dan berakhir berontak.
" yuu adek boboan aja yu sama buna " ajak riana
" udah jangan nangis, sakit sedikit aja " tenang naran
Saga pun ditidurkan di ruang keluarga, walau tangisnya sudah berhenti tapi saga tetap menggenggap tangan riana dengan kencang
" saga om buka dlu ya sarung sama celana dalamnya diperiksa dulu kok " ucap putra setelah menggunakan sarung tangan
" bun hiks bunda hiks hiks gaboleh " tangis saga
" boleh om saga " jawab riana karna jika tidak maka sunatnya akan diudur lagi
Putra pun membuka sarung dan celana dalam saga, ternyata saga tidak phimosis hanya perlu dibersihkan dulu mungkin agak sedikit ngilu
" om bersihin aja dlu ya " izin putra
" iya om gapapa, saga jagoan kok ya " ucap riana sambil mengecup kening saga
Naran memegangi kaki saga agar tidak terlalu berontak
" nghh aw aw aw hiks bunda hiks gasuka udahh hiks " saga yang merasa ngilu dan tak nyaman pada penisnya terus menangis
" dibersihkan aja nak, sebentar yah sabar sabar " riana mencoba menenangkan saga
" udah nih jagoan sudah bersih " ucap putra
Saga tidak diberitahu jika akan dimulai karna ia akan histeris. Abi mengode kepada putra dan naran agar memegangi kaki saga karna ia akan dibius kurang lebih sebanyak 5/6 titik
" ARGHH SAKITT HIKS SAKIT " kaki saga pun mulai berontak karna kesakitan
" sebentar sakitnya sayang sebentar aja ya " hibur riana
" ARGHH HIKS HIKS GAMAU AYAH HIKS MINTA MAAF UDAH HIKS " suntikan ke 5 dan ke 6 akan mulai memasuki kearah pangkal penis dan itu akan lebih sakit
" AW BUNAA HIKS AMPUN AYAH " saga betul betul tak berdaya kakinya ditahan oleh sang sayah dan tangannya oleh sang bunda
" udahh ini udahh gasakit " ucap dokter abi saat pembiusan selesai
" saga mau minum dulu ga nih, hebat saga udah sakitnya kok " hibur dokter abi
Selama proses pemotongan saga hanya diam dengan isak tangis yang mulai mereka.
" nah udah tinggal diperban " ucap putra
" jangan kena air dulu ya ri, mandinya di seka atau jangan sampe kena lukanya. Obatnya yang salep dikasih pas mau tidur aja sama obat satunya diminum sehari 3x " beritahu dokter abi
" iyaa bi, eh mas ajak pada makan dulu gih sekalian ambil celana batok saga ya " ucap riana
Para lelaki itu pun beranjak makan bersama di meja makan, sementara riana akan mengurus saga yang akan rewel seharian
" ayo dipake celana batoknya dulu yu " ucap riana sambil mengelap keringat saga
" shh sak-itt bun hiks nunut aga kebas hiks " jawab saga
Riana yang mendengar itu menahan tawa namun ia tahan
" ngga ayo dipake dulu " ajak riana
" ngh hiks bunda gamau pake hiks celana hiks " jawab saga
" yauda gausah ya "