Chapter 1 : Pertemuan

333 30 15
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

"emm mau nanya" (name) nampak agak kebingungan namun ia mencoba untuk tetap tenang.

"Nanya apa?" Tanya Audy dan menoleh kebelakang dan melihat (name).

"Ini sebenarnya kita mau kemana?" Tanya (name) yang masih kebingungan.

"Erk, bentar sebelum itu kenapa kamu kayak lupa sesuatu?, kepalamu terbentur sesuatu kah, kepalamu ada yang benjol ga?" (name) langsung memeriksa bagian kepalanya, benar saja ada benjolan tapi ada noda merah juga.

"Astagfirullah, berdarah kepalamu?, basah ga darahnya atau udah kering?"

"Kayaknya basah dikit"

"Oh yaudah nanti sampe di sana langsung diobati, soal kita mau kemana nanti kamu juga tau, kalo kamu masih ga ingat sesuatu kamu bisa tanya ke aku" (name) hanya menganggukkan kepalanya dan melihat sekeliling.

Audy pun mulai mengendalikan kapal angkasa tersebut dan meluncur keluar dari planet asing tersebut, namun Audy mengendarai kapal angkasa dengan kecepatan yang ga ngotak, pantas aja Audy menyuruh (name) pasang sabuk pengaman, ga mau anak Laksamana mati toh.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya di tujuan, Audy melihat kebelakang guna memeriksa (name), (name) pula sudah seperti mayat hidup.

Audy terkekeh melihat ekspresi (name) dan mulai mengajak (name) untuk keluar dari kapal angkasa.

Saat sudah keluar (name) merasa tidak asing dengan tempat yang begitu maju ini.

"(NAME)!!"

(Name) menoleh karena dirinya dipanggil oleh seseorang, saat ia melihat kesamping ia langsung di dekap oleh seorang pria yang mengenakan baju seorang laksamana.

"Eh, siapa?" (name) tak bisa melihat siapa yang mendekap nya karena dirinya di dekap begitu erat.

"Ini ayah (namee)!, kamu kemana aja sih?"

"Pian biarkan lah anakmu bernafas dulu, dia kelihatan engap tuh" ujar sang pria yang memakai baju mecha berwarna merah.

"Hahaha terlalu kangen la tuu" ujar kembali dari mecha yang dikenakan oleh pria tersebut Yap mereka adalah Amato dan Mechabot.

Pian atau dikenal sebagai Laksamana maksmana melonggarkan pelukannya.

"Jadi apa yang terjadi denganmu putriku??" tanya pian penasaran sekaligus cemas.

"Aku...ga tau, hehe"

Semuanya menatap datar pada (name), (name) pula hanya bisa cengengesan.

"Biar aku saja yang menjelaskannya nanti" ujar Audy yang membuat yang lain menoleh kepadanya.

"Untuk sekarang obati dulu (name) dia sepertinya mengalami amnesia dadakan yang paling juga bakal sembuh, kepalanya juga benjol dan berdarah" jelas Audy dengan nadanya yang terkesan dingin.

"Ya Ampun (name)!, coba liat mana yang terluka" pian mengecek kepala (name) yang membuat (name) pusing tujuh turunan.g.

"Udahlah mending kita obati luka (name)" Amato melihat keharmonisan bapak dan anak yang membuatnya agak cemburu karena ia jarang bersama dengan anaknya.
.
.
.
.
.
.
Di ruangan di mana (name) diobati, ia hanya sendiri di ruangan tersebut, tunggu dia tidak sendiri deng, hehe, ada tiga gadis yang menemaninya di ruangan UN(unit kesehatan), namun gadis yang satunya seperti ke ruangan UN bukan karena ingin menemani (name) melainkan mengobati lukanya sendiri, (name) juga bisa melihat perban yang ada di kepalanya dan sebuah sayap hitam dipunggungnya.

𝐍𝐞𝐰 𝐋𝐢𝐟𝐞 ||boboiboy x Readers|| (ᴼˡᵈ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang