Silahkan di vote dan komen supaya mimin update terus~
Yang berhasil tebak nama sihir gadis tercinta kita, saya kabulkan bonus chapter request seperti di WT lain 😘.
Dan (Y/n) di WT ini kebalikan (Y/n) di WT sebelah, sedikit sadistic. Wajahnya selalu datar, bisa bayangin Muichiro dah sekalian.
Nih last chapter sebelum mimin hiatus dulu gegara PTS, secara lengkap silahkan dibaca WT lain😘. Takutnya klean lumutan duluan aowkaolwoakw.
____________________
Sukses besar. Tugas sudah selesai, membuat ramuan dari mandrake. Saatnya (Y/n) istirahat, tetapi realita tidak seperti itu.
Berkat bujukan Mash, dirinya berakhir tetap di dapur asrama.
"Quientus!" tetapi lobak milik Finn tidak mau tenang.
"Bukan seperti itu, bodoh." (Y/n) memegang dada Finn.
"(Y/n)-chan apa yang ka-?!" Finn merasa terkejut dan memerah saat merasakan tangan di dadanya.
"Jantungmu berdegup dengan kencang. Kamu harus fokus kan pikiran pada pusat sihirmu." tangan gadis itu melepaskan Finn yang memerah tomat.
Lance yang sedang ngajarin Mash merasa.. Aneh atau jijik saat melihat interaksi meteka.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" gadis itu bertanya saat menyadari Lance menatapinya dengan.. Wajah yang cukup lucu.
Pria itu menghela nafas, "Lupaka-"
"HOWEEEEEE HUWAAAA RAWR." lobak milik Mash membesar dan semakin nangis hingga kita bisa sebut dengan tantrum.
Baru saja Lance tidak memperhatikan Mash, langsung bencana, "Oi, cepat tenangkan lobak itu!"
Pokoknya.. Full of Chaos di dapur Adler.
Di tengah-tengah kegaduhan dapur, gadis itu berhasil kabur tanpa disadari oleh yang lain.
(Y/n) sedang berjalan di tengah-tengah taman, hingga seekor kucing tidak sengaja menabrak kakinya.
Tetapi ada yang aneh dengan kucing ini soalnya.. Kok pake jubah asrama Adler? Sambil menggigit boneka.. Finn?
"Apa ini kucing milik Adler?" (Y/n) memasuki pose jongkok untuk memperhatikan kucing itu.
Kucing itu menatapinya dengan sangat datar. Ini kucing siapa sih, gemesin tapi nyebelin juga tampangnya.
"Apa kamu ingin bermain?" senyum sadis (Y/n) mulai muncul membuat kucing itu was-was.
Boneka Finn. Bonekanya ilang, kucing itu terlihat sangat terkejut lalu melihat ke gadis itu yang berlari kabur.
Kucing itu mengeong dengan keras lalu mulai lari mengejar (Y/n).
"Rayne.. Kamu dimana- Rayne?!" seorang pria melihat si kucing dan mulai mengejar kucing itu juga.
"Rayne kumohon tunggu!!!" batin pria itu mulai menangis.
Dan pada akhirnya mereka berhenti juga. Pria itu bernafas dengan berat akibat kejar-kejaran.
"Entah situasi apa ini, tapi terima kasih telah membantu menemukan Rayne.." kata pria itu menggendong kucing tersebut. Kucing itu terus mendesis ke (Y/n).
"Ah, kucing manis ini namanya Rayne? Apa dia kucing milik Asrama?" gadis itu mengembalikan boneka kecil Finn ke mulut Rayne.
"Tidak.. Kucing ini.. Divine Visioner." Itu berhasil membuat (Y/n) membeku. Divine Visioner? Apa pria itu berkata bahwa kucing ini.. Lebih berbakat sari dirinya?!
"Ahaha.. Aku tau kamu bingung tapi aku tak sengaja merapal sihir yang membuatnya menjadi kucing. Ah, namaku Max Land."
Oh. Tenyata manusia toh, eh sebentar.. "Ano.. Kak. Apa dia bakal ingat semua kejadian tadi saat kembali normal?"
Pria itu hanya tersenyum dan menganggguk. Mampus. Dalam beberapa detik, gadis itu menghilang kabur.
TBC.