Ice pov;on
"Hey.. Good luck!" Seru teman dekat ku sambil menepuk pundak ku, sorot matanya yang mengarah kepada ku terlihat dengan penuh pengharapan dan juga kebanggaan
"Oh ya, aku membawakan mu ini" Ucap teman dekat ku sambil tertawa kecil dengan tangan yang mengarah kepada ku
Disana ku melihat seutas tali berwarna merah yang cukup panjang tergeletak diatas hamparan telapak tangannya, "Apa kamu ingin ku bawakan oleh-oleh kelinci bulan?" Tanya ku sambil menerima pemberian darinya yang bahkan tidak tahu harus ku apakan
Dia pun tertawa lepas dan disusul dengan diriku yang membalas tawanya dengan tertawa kecil, setelahnya ku memandang kedepan ke arah pintu masuk pesawat luar angkasa yang akan membawa ku ke bulan
Ku melangkahkan kaki ku dengan perlahan dan jantung yang berdegub-degub karena.. aku ingin menyelesaikan hal terakhir yang Mama ingin lakukan
Ice pov;off
Flasback;on
"Ma.. apa kamu akan benar-benar meninggalkan kami disini?" Tanya Ice kecil yang sedang berumur 9 tahun dengan nada yang lemas diatas pangkuan Mama nya yang sedang mengelus-elus kepalanya itu
"Mama hanya akan pergi sesaat, setelahnya kita akan bersama lagi" Jawab Mama Ice sambil tertawa kecil agar anak semata wayangnya tidak merasa sedih
Ice pun membalikkan badannya dan menatap Mama nya yang tersenyum kepadanya, ia mengangkat tangannya dan menelungkupkan kesemua jarinya kecuali jari kelingking. "Janji ya"
Dengan penuh keyakinan Mama Ice pun membalas janji kelingking dari Ice yang kemudian membuat Ice tersenyum tipis, "Iya.. Mama janji"
.
..Disaat hari dimana pesawat luar angkasa Mama Ice dijadwalkan untuk pergi, Ice dan Papa-nya pergi ketempat yang cukup jauh namun masih tetap dapat melihat kepergiannya
Tak hanya Ice dan Papa-nya, banyak orang juga berkumpul disana untuk turut melihat. Suasana menjadi meriah sekaligus cukup menegangkan ketika asap dari pesawat luar angkasa tersebut mulai meluap menutupi daerah disekitarnya
Angin yang cukup kencang dan hangat menyapu kulit wajah para penonton, sorak sorai orang-orang mulai terdengar
Sampai pada akhirnya, sorak sorai tersebut memudar saat pesawat luar angkasa yang telah meluncur cukup tinggi tiba-tiba menghilang meninggalkan garis kepulan asap yang dibuatnya
Semua mata tertuju ke langit dimana pesawat luar angkasa tersebut menghilang, dengan penuh keheranan suasana yang tadinya cukup meriah akan kebanggaan berubah menjadi kemeriahan histeris yang disebabkan oleh kebingungan
Perlahan mata Ice mulai mengeluarkan air mata, setetes demi setetes mengalir melalui pipi kecilnya. "Ma.. Mama.."
Tangisan pun pecah, dengan hati yang berat ia menelungkupkan badannya, tepukan pelan dapat ia rasakan dipunggungnya. "Ice.. jangan menangis.. Mama mu pasti baik-baik saja.." Ucapnya sedikit bergetar dan kemudian membalikkan badan Ice dan memeluknya dengan erat
Pelukan saling menguatkan yang biasanya dilakukan oleh orang tua Ice untuk menenangkannya kini tidak dapat mengatasi tangisan yang dikeluarkan oleh Ice
Tak lama air mulai menitik dari langit, seakan turut menangisi kepergian Mama Ice. Banyak orang yang semulanya berkerumun sekarang membubarkan diri untuk menghindari hujan, kecuali Ice dengan papa-nya yang masih mencoba mengikhlaskan apa yang baru saja terjadi pada mereka
Flashback;off
"Aku akan melakukan yang terbaik untuk membanggakan Mama" Ucap Ice dalam hatinya, dengan penuh semangat ia melangkahkan kakinya memasuki pesawat luar angkasa yang akan membawanya ke bulan
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread Destiny
Fanfiction"Heyyaa Icyy..!!" Kata-kata itu menjadi sebuah ucapan monoton yang kerap ku dengar dari mulut seseorang yang ku jumpai di tempat yang aku sendiri tidak tahu Disini sedikit cukup berbeda dari bumi yang diriku kenal, dan beberapa momentum ingatan yang...