Chap 3

152 15 8
                                    

Srak.. Srak.. Srak..

"Oh iya, kamu belum memberitahu siapa namamu..??" Tanya Blaze kepada pemuda yang sedang berjalan disebelahnya itu

Blaze memutuskan untuk menemani Ice berjalan menuju kota yang tadi dilihat oleh Ice saat ia berada di perbukitan yang dipenuhi oleh pepohonan

"Ice"

Sambil berjalan, Ice dapat merasakan kalau Blaze sesekali mengarahkan pandangannya ke arah dirinya dengan sorot mata yang terasa sedikit aneh bagi Ice. Namun Ice memilih untuk tidak menegurnya karena ia berfikir hal tersebut adalah hal yang wajar karena mengingat dirinya adalah pendatang asing di tempat tersebut

Walau terkadang muncul perasaan tidak enak dari dalam dirinya, Ice tetap memilih untuk tidak menegurnya hingga akhirnya perjalanan mereka sampai disebuah jembatan yang cukup luas membentang menebas kanal hingga ke pinggir kota

"Kita sudah sampai di jembatan, di depan sana adalah kota yang kamu lihat tadi" Seru Blaze sambil menunjuk ke arah kota yang jaraknya masih cukup jauh didepan mereka

Ice pun mengarahkan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Blaze, "Maksudmu kita harus melewati jembatan sepanjang ini? Apa di sini tidak ada transportasi untuk ke kota agar lebih cepat..??" Tanya nya sambil menatap ke arah Blaze

"Tidak ada, ini adalah salah satu sistem pertahanan kota ini" Jawab Blaze

Ice pun berdengus dan mulai mengarahkan kakinya untuk berjalan ke arah jembatan tersebut, namun aksinya dihentikan oleh Blaze yang menggenggam pundak kanan Ice. Mengetahui pundaknya digenggam, Ice pun menghentikan langkahnya dan mengarahkan pandangannya ke arah Blaze

"Apa ada yang salah?" Tanya Ice mengernyitkan dahinya

"Penjaga di ujung sana nanti akan memeriksa mu, apakah tatto warga kota ini terpatri di pangkal leher mu" Jawab Blaze

"Kalau aku tidak memilikinya?"

Suasana menjadi sunyi karena Blaze yang terdiam setelah pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Ice, "Hal buruk akan menimpa mu"

Ice yang mendengar jawaban tersebut semakin yakin ada yang aneh di tempat tersebut, pertanyaan yang tertanam didalam dirinya kian bertumbuh besar

"Jadi apa yang harus ku lakukan?" Ucap Ice yang lebih memilih untuk mengesampingkan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya menjadi mencurigai tempat tersebut

Blaze terdiam sesaat dan mulai memikirkan langkah yang harus mereka ambil agar tidak terjadi hal yang buruk kepada Ice, ia pun mengarahkan pandangannya ke sekelilingnya, dan sampai pada akhirnya pandangannya tertuju kesebuah gerobak yang entah milik siapa terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri

Ia pun berjalan ke arah gerobak tersebut, di sana ia melihat beberapa barang yang terletak didalamnya. "Ice, apa kamu mengidap sesak nafas?" Tanya Blaze menatap ke arah Ice

"Tidak.." Ice pun mulai berjalan ke arah Blaze untuk melihat rencana apa yang akan ia jalankan dengan gerobak tersebut

Sesampainya di sana Ice memandangi beberapa barang yang terletak di gerobak tersebut, "Apa dirimu ingin menimbun ku dengan barang-barang ini?"

Blaze menggelengkan kepalanya lalu meraih sebuah karung kosong yang tergeletak disela-sela barang tersebut, "Aku akan memasukkan mu ke dalam sini"

"Apa kamu gila..?!" Sentak Ice

"Setidaknya ini tidak akan segila hal yang akan dilakukan penjaga tersebut jika menemukan manusia sepertimu" Ujar Blaze sambil menggulingkan bola matanya dan sedikit mengangkat kedua pundaknya

Red Thread Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang