Prolog

4 1 0
                                    

"Pergi kau, sialan!" teriak seorang wanita yang mengenakan gaun tetapi terlihat berantakan. Kotor dan banyak sobekan sana sini. Bahkan juga wajahnya dipenuhi dengan bekas sayatan dan tampak kusam. Selain itu juga, rambutnya acak-acakan. Seolah dia baru saja menghadapi lawan yang di luar kapasitanya. Yang mirisnya, kedua tangan kecilnya terluka lantaran menggenggam kuat pecahan kaca. Tapi bukan itu yang menarik, melainkan arahan dari tangannya pada pria di hadapannya. Seperti seseorang yang sedang melindungi dirinya dari predator.



Di saat yang sama dengan lokasi yang sama namun posisinya yang berbeda, seorang pria muda yang disodorkan pecahan beling dari wanita itu pun tersenyum pahit. Matanya seakan sedang menahan air matanya mengalir keluar. Di sisi kiri bagian tubuhnya terlihat aneh. Sepeti ada akar berjalan. Dia pun menyembunyikan tangan kirinya dan menarik kerah bajunya. Barulah dia kembali menatap lurus pada wanita di hadapannya itu. "Baiklah. Aku akan perg."



Mendengar pria itu berkata seperti tadi, wanita itu pun kaget. Namun dengan cepat ekspresinya berubah menjadi waspada. Sama seperti sebelumnya. "Jangan bohong! Aku tidak akan perca-"



"Aku tahu kok" pria itu mengangguk pelan dengan senyum pahit yang masih terpampang jelas di raut wajahnya. "Aku akan membebaskanmu dari penderitaan ini."



Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka berdua?

Pangeran UlarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang