Hilang

4 0 0
                                    

Dag...dig...dug....
(Suara jantung yang berdetak tidak beraturan)

Pagi ini Zanna terbangun dengan rasa tidak tenang, takut dan cemas.

"Hufttt.....huftt....huft..... Astaghfirullah.... Astaghfirullah....Astaghfirullah wa atubu ilaihi..."
( Menarik nafas beristighfar untuk menenangkan diri )

"Ya Allah.. ada apa dengan hatiku ini?? Mengapa terasa amat sesak tanpa sebab seperti ini. Apa yang akan terjadi, Ya Allah.." ( tanyaknya lirih )

Dilihatnya pukul 04.00 pagi, Zanna bergegas ke kamar mandi untuk mandi. Setelah selesai dengan ritual mandinya, Zanna langsung meletakkan sajadah dan memakai mukenahnya ia pun shalat tahajud dengan khusyu' dan tenang. Tak henti lisannya berdoa kebaikkan hari ini dan ketenangan dirinya dalam setiap sujudnya. Selesai shalat Zanna tiba-tiba meneteskan air mata karena sesak dadanya yang belum berkurang sedari tadi.

Zanna terisak dalam tanggisannya, ditutupnya wajahnya dengan kain mukenahnya guna mengusap air matanya yang jatuh terus menerus tanpa diminta. Zanna berjuang menenangkan dirinya sendiri tanpa disadari shalat subuh pun sudah mulai berkumandang. Zanna menghapus air matanya dengan sigap dan membuka mukenah yang ia gunakan, dia berlari kecil menuju kamar mandi untuk berwudhu' kembali.

Dia pun masuk kembali ke kamarnya, kemudian melakukan shalat sunnah fajrnya dan shalat subuhnya dengan khusyu'. Selesai shalat ia berdzikir dan beristighfar sebanyak-banyaknya guna menenangkan dirinya kembali. Lalu dia menggapai sebuah mushaf kesayangannya, dibacanya dengan tenang sambil mentartilkan arti dari ayat-ayat tersebut.

Tanpa disadari waktu cepat berlalu. Dia pun bergegas menggunakan seragam sekolahnya dan pergi kesekolahnya lebih awal seperti biasanya.

Sepanjang perjalanan Zanna bertanya-tanya dalam batinnya " Mengapa sesesak itu dadaku Ya Allah, apakah ada dosaku yang melampaui batas atau ini suatu pertanda dari Mu tentang suatu hal ?? "
( Sambil menghembuskan nafas secara kasar )

Zanna pun melakukan aktivitas- aktivitas sekolahnya tanpa memikirkan yang terjadi dengannya tadi pagi. Dia berusaha menutupi semua tanggisnya dan luka dari orang-orang, dia selalu keliatan happy dan ceria setiap harinya.

Waktupun terus berputar dengan cepat siang berganti sore, sore berganti malam.
Malam pun tiba, samar - samar Zanna mendengar suara telefon dari hp ayahnya. Zanna pun mendengar dengan seksama ayahnya berkata "Innalillahi wa innailaihi raji'un, kapan meninggalnya ?? " ( Merasakan panik dan duka )

Zanna yang mendengar penuturan ayahnya pun bergegas menemui ayahnya tanpa berani bertanya-tanya karena sang ayah masih menelefon.

Tutttt...tutttt.tuttt ( panggilan pun berakhir )

" Huft... umur gak ada yang tau ya memang " ( kata ayahnya lirih )

Zanna dan sang ibu pun kebinggungan dan bertanya-tanya dalam benaknya. Dan saking Zanna sudah kepo banget tentang kabar kematian siapa dengan sigap Zanna bertanya.

" Siapa emangnya yang ninggal pak?? " ( raut kebingunggan terlihat diwajah polosnya )

" Wak Joko suaminya Bu Uli " ( lirihnya )

" Innalillahi..... kapan ninggalnya karena apa??? "
( tanya Zanna dengan mata yang berkaca - kaca)

" Barusan aja tapi gk tau kenapa "
( titah sang ayah )

" Ya udah ayoklah gerak kesana mau jam berapa lagi kesana, yokkkk " ( Ajak Zanna pada sang ayah dan sang ibu )

" Ya udah bentar bapakmu belum mandi, mamak pun belum mandi ini. Dah sana mandi pakk biar gantiann, cepat " ( ucap ibunya pada Zanna dan sang ayah )

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Aku dan Inner ChildkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang