Bab 7 : pulang

1 0 0
                                    

Malam yang begitu panjang, jalanan mulai sepi toko-toko sudah mulai tutup sepanjang jalan dan sepanjang itu kesunyian menyelimuti kita berdua di dalam mobil. Tanpa sepatah kata yang terlontar kan aku hanya memasang radio dengan volume sedang untuk memecahkan kesunyian ini.
Aku heran dengan nya dimusim panas seperti ini ada orang yang betah menggunakan pakaian lumayan tertutup sampai menggunakan sarung tangan juga. Menurutku itu tak masuk akal tapi belakangan ini cuaca tak dapat diprediksi sama sekali kadang panas banget kadang tiba tiba hujan,mungkin dia hanya mengantisipasi bila dia bakal kedinginan suatu saat ? Entahlah aku bukan tipe orang yang kepo dengan hal sepele macam itu.
“Anu ... Vincent... Terimakasih”
Dia melontarkan kata itu membuat keheningan malam pecah.
“ Kenapa kau bilang GT memang apa yang aku lakuin sampe kek Gitu ?”
“Abisnya tadi ... Kamu nolongin aku dari pak Handoyo makanya aku berterima kasih “
“Sudahlah itu bukan apa apa kok gak usah dipikirin wkwkwk”
“Kalo kamu gak dateng mungkin aku masih dicegat dan dipaksa lebih jauh lagi, walaupun ada Ryan pak Handoyo masih kekeh “
“Hmm... Gimana ya bilang nya ya? Iya itu masuk akal sih tapi ini gak cuman sekali dua kali dia ngelakuin kek GT ke pegawai perempuan, ya biasanya aku minta Glen hadir dan ngawasi gerak gerik  si tua bangka biar gak macem macem ke cewek cewek. “
Tapi untuk berjaga-jaga aku menaruh satu pion di divisi kreatif, agar dia tak semena mena lagi walaupun cuman antisipasi tetapi cukup ampuh mengurangi hal hal tak mengenakan. Bukan cuman itu aku mager rasanya buang buang waktu itu hal tak berguna.
“ wkwkwk.... “
Kenapa dia tertawa ? Batinku
“ Ah... Maaf aku teringat kata kata sarkas yang tadi menurut ku itu sangat tak terduga bahkan yang ngucapin Orang sekelas CEO wkwkwk ...”
“wkwkwk.... Abis aku muak sama tuh orang jadi daripada maki maki secara terang terangan image ku bakalan hancur didepan karyawan...“
“wkwkwk....”
Suasana menjadi canggung dan sunyi kembali. Radio yang kuputar semakin nyaring terdengar dalam mobil.
“Btw rumah mu jauh  juga 1 jam perjalanan, kenapa enggak ngekos aja sekitar kantor? Aku ada beberapa rekomendasi kos-kosan murah kebetulan ada kenalan ku juga “
Aku mencoba memecahkan suasana yang canggung ini
“ tak usah makasih nanti aku merepotkan mu lagi. “
“sudahlah aku gak masalah kok “
“ Jadi kamu tinggal disana berapa tahun lamanya ?”
“ah ... Aku disana blm lama sekitar 3 tahunan “
“hee... Kayaknya dekat jalan itu ada cafe Instagrameble yang baru buka akhir-akhir ini kamu pernah kesana ?
“hmm...  Kayak Nya  blm deh”
Begitulah perbincangan dimalam itu yang menyenangkan hingga tak terasa sudah berada di depan rumahnya.
“ makasih Vincent udah nganterin aku pulang sampe rumah. “
“sama-sama “
Clik cklik tak tak tak
“anu... Vin ... Bisa tolong lepasin sabuk pengaman nya gak kayaknya stuck deh “
“ok “
Aku segera mencoba melepaskan sabuknya. Aku mendekat badan ku kearah sabuk sehingga wajah kita hanya berjarak beberapa senti. Aku bisa mendengar suara nafasnya yang berhembus kearah ku. Beberapa menit kemudian sabuk itu lepas juga. Suasana menjadi canggung
“udah terlepas nih”
“ah iya makasih Vin “
Ia langsung keluar dengan wajah merah dan masuk kedalam rumah secepat kilat. Aku pun melanjutkan perjalanan ke rumah.
(Rosetta)
Gila salting gua... wajah nya beneran tampan hidung nya mancung, kulitnya mulus, matanya hijau. Pantesan dia jadi idola banyak cewek dikantor. Batin ku Mungkin wajah ku masih merah gegara tadi.
“Bu... Tata pulang !”
Tak ada sahutan. Rumah berantakan, sampah seperti nya dibuang sebarangan lagi di teras,cucian piring menumpuk ditempat cuci,   dan beberapa alat makan juga masih tergeletak di meja ruang makan, pakaian berserakan dibeberapa sudut di sofa dilantai. Kulihat botol bir sebanyak 6 botol berada diruang tengah seperti nya ia minum banyak hari ini. Pasti dia tergeletak di lantai dekat sofa ruang tengah.
“ Bu... Tata pulang ibu... jangan tidur disini nanti masuk angin ”
Aku berusaha membangunkannya supaya bisa pindah ke kamar dan bisa tidur nyenyak.
“hah... Apa urusan mu? Ini hidup ku gak usah ngatur kamu ! Kamu anak  jalang ya pulang jam segini abis ngelonte ! “
“Bu... Jangan bilang kek gitu gak baik “
Ia tertidur lagi ia sudah mabuk berat sampai omongan nya saja ngelantur kek gitu. Aku mencoba membangun kan nya sekali lagi dengan menggoncangkan badan nya secara perlahan. Namun ia menepis tangan ku dan langsung berdiri berjalan ke arah botol bir kosong, mengambil salah satu botol itu dan melemparkan ke arahku. Sontak aku menghindar .“prang !” botol itu pecah berkeping-keping menghantam tembok, beberapa  kepingan nya menggores  pipi,mata kaki dan telapak tangan. Seolah kurang puas ia mencoba menusuk ku tapi untungnya aku berhasil menghindar
“ Bu sadar! ini tata Bu! “
Ah sepertinya dia tak mendengarnya alhasil aku menyemprotkan cairan penenang  kearahnya itu berhasil membuat nya tepar setelah beberapa detik kemudian. Aku pun memapah nya sampai kamar. Ini sudah pernah beberapa kali namun ini yang paling parahnya biasanya ia hanya membentak ku dan berbicara kasar. Setelah ayah meninggal dan usaha keluarga ku bangkrut dengan hutang yang cukup besar membuat kami hidup dengan pas Pasan setiap hari nya. Pernah suatu saat hanya makan nasi dan kecap karena tanggal tua. Ibu dulu bekerja  serabutan dan kadang berdagang juga tapi hasil tak menentu. Mulai dari situ ibu stres dan sering minum -minum sampai kecanduan. Ibu sudah pernah  ku bawa berobat tapi ibu tak meminum obatnya. Ibu sangat tak bisa diprediksi sampai agresif kadang ia normal terkadang menjadi seseorang yang tidak ku kenal. 
Setelah ke-keosan  itu aku pun sedikit bersih bersih walaupun badan ku terasa pegal,letih dan beberapa sisi perih akibat botol kaca. Setelah membersihkan semua itu aku tertidur disofa ruang tengah dengan lampu menyala. Sungguh hari yang melelahkan. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Toxicum & Genus apisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang