Cheers 12

1.3K 156 17
                                    

26 Februari 2024

🌸

Sampai Sai menyadari bahwa sering kali Sakura terlambat membalas e-mailnya. Lalu Sai mengetahui siapa laki-laki yang dibicarakan Sakura adalah Sasuke Uchiha, temannya.

Sasuke Uchiha sendiri yang memberitahu Sai tentang gadis yang ia tunggu kabarnya beberapa waktu belakangan ini. Membuat Sai langsung memberikan sebuah pukulan pada pipi kanan Sasuke.

Sai begitu marah. Pada Uchiha Sasuke temannya dan pada dirinya sendiri yang tidak cepat menyadari kedekatan Sasuke dan Sakura. Ia merasa menjadi teman yang buruk untuk keduanya.

"Kenapa kau memutuskan Sakura, huh?!" Tanya Sai kencang. Membuat beberapa pengunjung di taman menoleh pada mereka. Untungnya mereka berisitirahat setelah olahraga di sisi lain taman yang tidak banyak pengunjungnya.

"Kenapa kau begitu marah?!" Balas Sasuke sambil berdiri. Ia merasakan ngilu di pipi kanannya.

"Kau melukai Sakura, kau melukainya bodoh!" Bentak Sai. Tangan Sai kembali melayangkan pukulan yang kali ini berhasil Sasuke hindari. Laki-laki itu membalas pukulan Sai dengan sebuah tinjuan di perut Sai.

Sai terjatuh. Ia pegangi perutnya yang sakit.

"Apa masalahmu huh? Kau bahkan tidak memiliki hubungan apapun dengan Sakura!"

"Sakura.. Ya Tuhan, maafkan aku. Maafkan aku Sakura," sesal Sai. Ia tidak sanggup membayangkan betapa sedihnya Sakura.

"Maafkan aku, Sakura." Sai abaikan rasa sakit di perutnya.

Melihat itu, Sasuke berlutut di depan Sai. Memegang pundak temannya itu.

"Sai, ada apa denganmu?" Tanya Sasuke bingung. Apa pukulannya sesakit itu?

"Kau tahu Sasuke? Sakura adalah temanku. Seseorang yang sudah ku anggap seperti adikku sendiri dan kau menyakitinya seperti yang dilakukan ibu dan kakaknya."

"Kau menyakiti perempuan yang paling kusayangi Sasuke," ungkap Sai.

Tubuh Sasuke mendadak kaku, ia terduduk di samping Sai dengan pandangan menatap lantai.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Sasuke pelan. Ia kebingungan. Teman dekatnya baru saja mengakui bahwa ia menyayangi mantan kekasihnya.

"Aku sahabat Sakura, aku juga seorang kakak untuk Sakura," ungkap Sai dengan mata terpejam. Posisi Sai sedang terlentang di atas lantai. Ia kehilangan banyak tenaga, terutama karena memikirkan keadaan Sakura sekarang.

"Kau mengenal Sakura?!" Baru Sasuke sadari ia tidak pernah menyebut nama Sakura pada Sai sebagai kekasihnya. Sai membalasnya dengan anggukan kecil.

"Rasa bosanmu benar-benar menghancurkan perasaan orang lain Sasuke," beritahu Sai. Mata mereka saling berpandangan.

"Kau menghancurkan Sakura dengan cara yang paling buruk,"

"Setidaknya, jika kau tidak menyukainya lagi. Putuslah dengan alasan tidak mau pacaran. Kau memutuskannya karena menyukai perempuan bernama Hyuga Hinata? Dia anak dari suami baru ibu Sakura."

Sasuke terkesiap mendengarnya.

"Dari mana kau tahu hal itu?!"

"Tentang kau dan Hinata? Aku menyimpulkannya dari cerita Sakura."

"Pernikahan orang tua Sakura?"

"Sakura menceritakan segalanya padaku, meski aku harus membaca dengan teliti setiap kalimat yang ia ketik padaku." Bagi Sai, cerita Sakura memiliki banyak teka-teki yang harus ia pecahkan. Perempuan itu memberitahu sekaligus menutupi semuanya dari Sai.

"Apa sekarang kau bisa menghubungi Sakura? Aku ingin berbicara padanya."

Sasuke mengesampingkan rasa penasaran tentang hubungan Sai dan Sakura. Ia harap dengan pengakuan Sai, ia bisa berbicara dan menemui Sakura.

"Sakura hanya bisa dihubungi melalui email. Itupun sudah dua minggu yang lalu," ujar Sai. Ia bangkit dan duduk bersila di samping Sasuke.

"Kau harus berusaha lebih keras atau sekalian mundur saja Sasuke."

~Cheers~

Temari tiba tidak lama setelah mendengar kabar duka itu. Ia tidak berani masuk ke dalam ruang inap Sakura. Sasuke yang baru saja tiba entah dari mana langsung bersuara padanya.

"Kenapa kau bisa ceroboh seperti itu?!"

Suara Sasuke menyentaknya, Temari tidak mengalihkan pandangannya dari pintu ruang inap Sakura. Ia sadar kenapa nada bicara laki-laki itu terdengar kasar ditelinganya.

"Kau tahu kan Sakura dalam kondisi tidak baik, dan kau menyimpan benda tajam di ruang inapnya?!"

Temari mengangguk saja, belum mengucapkan sepatah katapun.

"Jika saja tadi perawat tidak datang, mungkin kita sedang di pemakaman Sakura sekarang!"

Temari menoleh, terusik dengan perkataan Sasuke. Meski ia yakin, apa yang baru saja diucapkan laki-laki itu sangat mungkin untuk terjadi.

"Maaf," ucap Temari pelan. Mata bengkak Temari sudah memberikan penjelasan betapa menyesalnya perempuan itu.

"Sejak kapan Sakura tidur?" Tanya Temari.

Sasuke menghela napas, "Sakura belum lama tidur. Ia kelelahan karena menangis," balas Sasuke.

"Kau masih sibuk di toko?"

"Sepertinya aku akan menemani Sakura saja hari ini," jawab Temari.

Memikirkan kemungkinan perasaan Sakura, Temari lebih memilih untuk menemani perempuan itu. Kondisi Sakura sedang tidak stabil, ia khawatir akan ada kejadian ini untuk kedua kalinya.

"Aku melihat ada orang lain keluar dari ruangan Sakura tadi, siapa mereka?" Pertanyaan Temari mengingatkan Sasuke akan Sai dan Ino yang pergi dan belum kembali dari tadi. Sai terlihat terpukul dengan keadaan Sakura.

"Mereka Sai dan Ino. Sai sahabat Sakura, mereka sudah lama tidak bertemu. Kupikir Sakura akan luluh dengan Sai, ternyata tidak," jelas Sasuke.

"Maksudmu?"

"Sakura lengah ketika aku menyebutkan nama Sai. Tapi menolak kehadiran Sai saat laki-laki itu di sini," jawab Sasuke.

"Kenapa?" Tanya Temari tidak mengerti. Jika mereka bersahabat, seharusnya Sakura merasa lebih baik kan?

"Aku tidak tahu pasti, tapi Ino bilang Sai dan Sakura sempat tidak berkomunikasi selama satu tahun terakhir."

"Kenapa kau tidak masuk?" Tanya Sasuke setelah mereka terdiam cukup lama. Laki-laki itu masuk duluan ke dalam ruang inap disusul Temari.

Temari langsung duduk di sofa, sedangkan Sasuke duduk di tepi brankar Sakura. Duduk menyamping dan membelai wajah Sakura dengan lembut.

Sebenarnya Sasuke baru bisa menghubungi Temari setelah Sakura tertidur. Ia perlu mengontrol emosinya, meski tadi tetap saja tidak bisa ia menahan amarahnya. Dan Sasuke harap Temari dapat memahami emosinya tadi.

Padahal ini sudah beberapa hari setelah Sakura sadar. Tapi perempuan itu belum menyadari keberadaan kalung yang Sasuke berikan. Sasuke harap Sakura mau menerima keberadaannya lagi seperti dulu.

Sakura harus menerimanya.

🌸

Publish: 23 Maret 2024

Cheers [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang