31. Ketemuan di Mall

64.9K 1.9K 260
                                    

Woiylah, klo gua liat liat scene ++ paling banyak pembaca nya, anjirrr 🗿👹 nembus ratusan ribu, anjayy.. yg diliat ena ena nya doang 🌚 wkwk, gapapa.. asalkan lo cukup umur aje

Happy reading and enjoying 🤙

***

Awalnya Kayra fikir langit senja Yogyakarta akan menjadi pemandangan yang sempurna, sebagai penutup dari rasa sakit yang selalu datang menghampiri bertubi-tubi. Sampai gadis itu menginginkan waktu untuk berhenti sejenak agar bisa bertahan lebih lama.

Dan akhirnya kejutan-kejutan lainnya yang tidak bisa Kayra prediksi menuai sepercik rasa bahagia di relung terdalam gadis tersebut.

Dan tadinya yang Kayra rasakan begitu, hanya di langit senja Parangtritis kala itu ia bisa sejenak merasakan degup jantungnya yang tiba-tiba saja bisa berdetak kencang, tapi refleksi itu akhirnya salah. Kini seseorang di sampingnya berjalan bersama Kayra seraya menelusupkan jejemari mereka agar bertaut, supaya tidak terlepas.

Dari hiruk pikuk penuhnya kota Jakarta siang ini, Gabriel menuntun Kayra membersamai memasuki pusat perbelanjaan besar di Jakarta.

Laki-laki itu menoleh pada Kayra, "Mau apa?"

"Hah?" Kayra yang sedang bersenandung kecil kaget kala Gabriel bertanya dadakan.

"Lo mau apa?" ulang Gabriel sekali lagi.

Kayra berfikir sejenak, sampai ide brilian muncul di otaknya, "Es krim!" katanya semangat.

Laki-laki itu menukik kan alisnya, sedikit merasa heran, "Es krim aja?"

"Iya!"

"Oke."

Gabriel mengajak Kayra untuk masuk ke kedai salah satu es krim dengan plamfet besar yang terpampang diluar pintu. Baskin Robbins.

"Mau rasa apa?"

"Choco Vanilla."

Selesai bertransaksi, Gabriel menghampiri Kayra yang sedang duduk anteng di salah satu kursi yang tersedia.

"Nih." Gabriel mengulurkan satu cup es krim Baskin Robbins yang tampak menggoda di mata Kayra.

"Makasih Kak Gabriel." ujar Kayra senang. Senyum lebarnya terpatri jelas di wajah gadis itu. Cantik.

"Lo mau apa lagi abis ini?" Satu suap es krim masuk kedalam mulut Gabriel. Matanya menatap lurus Kayra yang sangat asik menikmati satu cup es krim di tangan nya. Hingga tanpa gadis itu sadari Choco es krim tersebut mengotori pinggiran mulut Kayra.

Gabriel tersenyum tipis melihat itu.

"Mau apa emangnya, Kak?"

Gabriel berdecak mendengar keluguan gadis tersebut, "Lo mau beli apa, gue beliin. Semacam barang apapun yang lo butuhin."

Kayra kini menatap lurus-lurus Gabriel yang duduk di hadapannya. Sedikit memiringkan kepalanya, gadis itu berujar singkat, "Tumben."

"Tumben apaan?"

"Kenapa Kak Gabriel jadi baik?"

"Jadi, lo pengennya gue yang jahat yang selalu nyiksa dan ngebentak-bentak lo gitu?"

Menyengir tak berdosa, gadis itu menggelengkan kepalanya cepat, "Hehe.. makasih banyak loh, Kak, tawarannya. Tapi, aku lagi gak kepingin apa-apa. Barang-barang aku semua masih utuh, masih bisa dipake."

Gabriel diam. Mengamati Kayra yang nampak tidak terlalu overshoping di pusat perbelanjaan yang ia bawa menyadarkan nya dari jejeran banyaknya wanita yang ia temui pasti overshoping jika sudah di tawarkan tanpa susah-susah meminta.

BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang