🥂
🥂
🥂Setelah tiffany memohon untuk d berikan waktu beberapa minggu untuk ikut tinggal dan bekerja di mansion de carlo demi menemukan cincin yang di sembunyikan senna. Tiffany berhasil merebut hati sang tuan rumah dan putrinya.
"Kita akan menikah sebentar lagi,maka kita harus menjemput agseissa putri ku" ujar tiffany pada carlo.
Di sudut lain agseisa sedang menyiapkan makanan dengan Luca di sampingnya sibuk menyomoti makanan yang agseisa buat. "Kenapa kakak bikin banyak makanan?" Luca mengoceh pada agseisa.
"Menurutmu kenapa?tentu saja buat makanan mu dan paman" jawab agseisa datar. "Kenap si jalang itu tidak menjawab telfon ku?" Kata agseisa datar sambil melirik ponselnya di atas nakas.
"Apa yang kakak harapkan?tante pasti meninggalkan kakak,persis sepertu ibu Luca yang meninggalkan Luca sendirian" ucap Luca sambil melihat muka agseisa yang menegang.
"Benarkah?benarkah dia meninggalkanku?menurutmu ibuku meninggalkanku Luca? Tanya agseisa datar sambil terus memasak makanan.
"Tentu saja benar,semua sudah jelas dia tidak akan kembali" tutur Luca yakin.
Agseisa kembali memfokuskan dirinya memasak. Jika kalian berfikir agseisa kecewa akan pertanyaan Luca bahwa ibunya meninggalkannya membuat dia sedih?maka kalian salah. Karena saat ini agseisa sangat senang dengan pernyataan itu, dirinya senang sampai membuat banyak persediaan makanan untuk berhari-haru buat luca dan sang paman.
'Benar iblis itu meninggalkanku bukan?ini saatnya aku terbebas dari jalang itu,entah pengemis mana lagi yang dia dekati sekarang hanya demi merampas hartanya,aku sudah tidak mau lagi menuruti iblis itu' batin agseisa senang hingga seburat senyum menghiasi bibirnya.
Agseisa menaruh banyak makanan di kulkas,lalu mengisinya juga dengan alkohol untuk sang paman. Kemudian dia berlari memasuki kamarnya mengambil tas besarnya dan mengemasi pakaiannya.
"Kakak jangan pergi!! Aku akan bertanggung jawab pada hidup kakak,tunggulah sebentar lagi hingga aku besar,ya??" Mohon Luca pada agseisa. Luca baru pulang dari latihan baseball nya bahkan seragamnya belum dia lepas tapi kepalang takut kakak yang dia sukai pergi.
"Jangan menghalangiku Luca" ucap agseisa datar sambil tergesa membawa tas penuh pakaiannya turun. Dia membuka kamar sang paman,dilihatnya sang paman tertidur dengan botol alkohol berserakan di mana-mana.
"Hei!dengar aku!aku sudah menyiapkan bekal makanan untuk kalian di dalam kulkas,bahkan memenuhi kulkas dengan bir untukmu sebulan, aku akan pergi tanpa rasa bersalah,aku sudah pamit" pamit agseisa pada paman walau dia tau sang paman tertidur dan tak mendengarkannya tapi dia tetap pamit. Luca masih menahan tangan agseisa agar tidak pergi "kakak jangan pergi" tahan luca pada agseisa. Agseisa keluar dari rumah dengan senang melihat harapan tapi,semuanya musnah saat mendekati gerbang rumah seseorang muncul memegang kertas di tangannya
"agseisa benar?!" Ucap laki- laki berusia sekitar 40 an di depannya. Dahi agseisa mengerut tak senang. Tiba-tiba seorang laki-laki berusia awal 20-an juga menghampirinya tersenyum seperti kumon kepadanya. 'Dia gila apa mabuk?kenapa dia tersenyum terus seperti orang gila' batin agseisa tak nyaman.
"Kaka aku akan mencarimu dan akan bertanggung jawab padamu suatu hari nanti tunggu aku yaaa KAKKK!" teriak luca dari rumah.
🌻
🍀
Sekarang mereka bertiga sedang dalam perjalanan menuju rumah senna dan carlo. Leon memperhatikan wajah tegang agseisa yang memeluk tasnya sedari tadu lewat kaca depan mobil. "Punggung mu bisa sakit jika seperti itu terus,letak kan tas mu,sandarkan punggungmu" nasehat leon pada agseisa sambil tersenyum. Agseisa di buat risih dengan senyum 'manis' itu, apa-apaan dengan senyum itu 'cuih' batin agseisa menggerutu tak nyaman. Paman senna yang sedang menyetir bodo amat dengan apa yang mau si penyihir kecil itu lakukan.
" aku perlu ke kamar mandi" ucap agseisa tiba-tiba. Lalu mereka mampir ke rest area terdekat. Agseisa masuk ke dalam kamar mandi tapi di larang membawa tas nya,mencegah dia kabur.
Sudah 30 menit dan agseisa belum juga keluar dari toilet,sang paman mengintip dari pintu kaca toilet. Namun berakhir di beri tatapan sinis oleh perempuan2 yang baru keluar dari sana. Sang paman hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Dan sinilah dia Agseisa kabur melewati pintu belakang toilet wanita, berlari sekencang yang dia bisa, dress selutut berwarna baby blue dipadu kemeja kebesaran berwarna navy serta sepatu hitamnya,rambut nya yang dicepol asal yang di tahan menggunakan pensil (seperti menngunakan tusuk konde). Berlari dan terus berlari ini kesempatannya untuk kabur.
"BERHENTI!!!BERHENTI DI SANA BOCAH!! Seseorang berteriak menyuruhnya berhenti. Agseisa tersentak menolehkan wajahnya kebelakang sambil terus berlari kencang dan mendapati Leon yang sudah mengejar dengan kaki panjangnya. 'Arghh sialan' geram agseisa sambil terus mempercepat larinya. Leon dengan kaki panjangnya tentu saja dapat menyusul lari gadis kecil di depannya 'dia keras kepala sekali' batin leon.
Agseisa terus berlari sambil sesekali menengok kebelakang melihat laki-laki itu sudah berhenti mengejarnya atau tidak.
Naas leon semakin dekat, tangannya terayun mencoba meraih tubuh agseisa yang terus berlari. Semakin dekat ....semakin dekat, dan tangan leon terus mencoba menggapai tubuh agseisa.
Leon berhasil menyentuh rambut agseisa membuat cepolan rambut yang hanya di tahan sebuah pensil itu terlepas, pensil itu terjatuh membuat rambut hitam sepanjang pinggang agseisa berkibar cantik. Agseisa tersentak akibat sentuhan itu lalu menoleh kebelakang sambil terus berlari.
Di dapatinya Leon yang berhenti berlari termenung melihatnya. Agseisa merrasa mendapatkan kesempatan lalu dia masuk ke dalam hutan kecil yang ada di pinggir jalan itu, berharap laki-laki bersenyum aneh itu menyerah mengejarnya.
Leon tersadar sepersekian detik kemudian,lalu kembali mengejar agseisa,ikut memasukin hutan kecil itu. Dia berhasil mengejar gadis keras kepala itu,mencengkram lengannya,namun agseissa beehasil melepaskan cengkraman itu dan kembali berlari.
Kini leon membanting agseissa ke tanah tidak kuat hanya agar tidak bisa berlari lagi. Agseissa terdiam setelah di banting leon ke tanah,lalu leon ikut merebahkan badannya di di samping agseisa.
" hah hah.. hah hah.. ibumu menyuruhku ikut karena takut kau akan kabur" nafas leon terputus putus menjelaskan,lelah mengejar gadis kecil di samping nya ini. Agseisa hanya memandang datar leon sambil mengatur nafasnya.
" tunggulah sebentar lagi jika ingin kabur,di luar sana tidak semudah semua rencana yang ada di otakmu,tidak ada yang akan menerima gadis di bawah umur untuk bekerja di perancis ini" nasehat leon pada agseisa sambil memposisikan tubuhnya untuk duduk menyamakan posisi duduk agseisa.
" bagaimana jika kau sekolah dulu yang benar dan tunggulah sampai berumur 20 tahun, semua akan berjalan sesuai kemauanmu nanti, bagaimana?" Lanjut leon meyakinkan gadis di sebelahnya.
' aneh...sungguh aneh,mengapa aku sangat ingin mempercayai ucapan laki-laki ini? Bahkan jika dia mengatakan bulan itu persegi sekalipun aku akan percaya,,apakah aku kerasukan?bagimana mungkin aku percaya laki-laki ini' batin agseisa yang tak percaya dengan pikirannya sendiri sambil menatap leon datar.
🌻
🍀
🌻Kini agseisa sudah duduk berhadapan dengan Carlo dan tiffany ibunya. " kami berdua akan menikah,dan kamu akan menjadi putri ku juga jadi anggap aku sebagai orang tuamu juga, apa yang mau kamu lakukan setelah sampai di sini?" Tanya carlo pada agseisa. Agseisa hanya diam rambut hitam legam nan panjang itu membingkai sempurna wajah cantik agseisa.
" aku hanya ingin sekolah" jawab agseisa datar. Carlo tersenyum "tentu saja,kamu akan bersekolah di sekolah yang sama dengan senna" ujar carlo.
" senna pulang~~~~ ayah" sapa senna sepulang sekolah lalu melihat agseisa dengan wajah terkejutnya dan bahagia "kakak akhirnya kamu jadi kakak ku" teriak senna bahagia sambil memeluk agseisa
🍷🥀🍷🥀🍷
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
CINDERELLA [Sungjake][nikjake]
Romancekalau yang kalian bayangkan cinderella di buku ini adalah perempuan cantik yang tertindas oleh saudara tirinya,maka kalian salah besar,karena cinderella yang satu ini melakukan apapun untuk bisa selalu memakai sepatu kacanya,,tidak ada kata mengeluh...