00. Beginning

7.3K 659 10
                                    

Di pasar Dongdaemun yang terletak di distrik Dongdaemun kota Seoul, ada banyak pejalan kaki yang berlalu lalang. Ada pekerja yang berniat untuk pulang ke rumah, ada orang tua yang membelikan pakaian untuk anaknya, ada para pengunjung lain yang sengaja datang untuk berwisata kuliner tapi tidak sedikit yang hanya datang untuk berjalan-jalan saja.

Dongdaemun adalah salah satu pasar terbesar di kota Seoul, terkenal dengan distrik fashion karena berbagai perusahaan fashion yang berdiri di sana. Tapi, tidak sedikit juga kedai makanan yang buka di sana. Bahkan sangar sering para artis-artis yang datang ke pasar tersebut, entah itu untuk berkunjung atau untuk syuting dan menunjukan bakat mereka. Pasar yang selalu ramai dan tidak pernah sepi.

Di dalam keramaian, terlihat seorang anak muda sedang membagi-bagikan brosur di depan sebuah resto BBQ. Dia terlihat ceria dan penuh semangat. Mungkin bagi sebagian anak seusianya, melakukan hal seperti itu adalah hal memalukan, tapi dia tidak mempedulikan itu, dia selalu semangat setiap hari.

"Nona, ini.. mampirlah. Selain ada bbq, kami juga menjual dakkochi super lezat." Serunya seraya menyerahkan selembar brosur yang dia genggam.

"Ah, terima kasih."

"Ayo mam--"

"Lisa, bantu appa!"

Ucapan Lisa terpotong karena teriakan dari dalam kedai, dia tersenyum pada dua gadis muda di hadapannya lalu dia berbalik dan berlari kecil ke dalam resto.

"Apa yang harus Lisa bantu, appa?" Tanya Lisa.

"Ini, antar dakkochi ini ke meja nomor 5."

"Ah, baiklah." Ucap Lisa.

Dengan penuh semangat Lisa segera membawakan nampan berisi pesanan yang harus dia antar, senyum ramah terus tersungging menghiasi bibir tebalnya. Tiba di samping meja, dia segera menaruh dan menata pesanan pelanggan, setelah itu dia segera kembali ke arah dapur.

Resto itu tidak sebesar resto-resto yang lain, tapi mereka tidak pernah kekurangan pengunjung. Dari buka sampai tutup, semua pelayan selalu sibuk karena pengunjung yang terus berdatangan.

Karena kesibukan di resto, sepulang kuliah Lisa selalu datang karena memang itu adalah resto milik ayahnya. Dia selalu membantu tanpa merasa lelah meski pelajaran di kampus terkadang membuatnya pusing. Hanya ayahnya yang tersisa setelah ibunya meninggal dunia, dan Lisa adalah anak yang sangat berbakti pada ayahnya.

"Berikan aku bir, dua botol." Teriak seorang pelanggan.

Lisa tersenyum dan menoleh, "Oke, tunggu sebentar tuan."

Niat untuk menaruh nampan Lisa urungkan, dia segera berbalik dan melangkah ke lemari pendingin lalu dia mengambil dua botol bir, dia mengantar bir itu ke meja pelanggan sebelum akhirnya dia melayani pelanggan yang baru datang.

Semua pelayan sibuk, ayah Lisa yang menjadi chef utama di resto itu pun sama. Tidak peduli keringat sudah membuatnya tidak nyaman, dia terus bersemangat memanggang dakkochi yang menjadi menu best seller di resto BBQ tersebut.

Keesokan harinya...

Di bawah kungkungan langit yang sudah berubah warna, Lisa berjalan riang seraya memegang tali ranselnya. Sesekali dia membungkuk hormat pada orang-orang yang mengenalnya, tidak jarang juga dia membetulkan posisi kacamata yang dia gunakan.

Hari sudah sore, Lisa baru saja pulang kuliah. Dia tidak melangkah ke arah rumah karena dia berada di pasar, resto sang ayah adalah tujuannya. Dia sedang bahagia karena dia mendapat nilai bagus yang akan dia tunjukan pada ayahnya hari ini.

"Yak! Berhenti."

Lisa mengerutkan kening mendengar teriakan seseorang, tapi dia terbelalak karena ada seorang preman berlari ke arahnya, dia akan menghindar namun dia terlambat karena dia tersenggol hingga membuatnya jatuh di atas aspal.

THE MISSION - JENLISA [G!P] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang