Sherry Raymond S1 (Episode 1 : Hari baru di Sekolah baru)

35 2 0
                                    


     Grym Academic merupakan akademi konglomerat dan hanya bisa di masuki oleh anak yang kaya, genius, atau memiliki kepribadian unik. Presentase murid di akademi, 75% anak dari keluarga ekonomi kelas atas seperti anak dari bos perusahaan besar atau semacamnya, 19% lulus dari tes sekolah yang menilai berdasarkan kepribadianya/kepintaran, dan 1% masuk dengan beasiswa yang di sediakan akademi. Tetapi beasiswa hanya bisa di dapatkan oleh genius yang di temukan akademi dengan cara memberikan tes yang sangat di luar akal, biasanya yang mendapatkan beasiswa ini akan di didik lebih matang oleh akademi. Sayangnya tak ada 1 pun yang berhasil bertahan selama 12 tahun di akademi (12 tahun di hitung dari SD,SMP, & SMA).

     Akademi ini memakai sistem gedung peringkat, biasanya gedung A berisikan murid murid yang genius, gedung B berisikan murid murid yang di campur ada yang berasal dari tes/ekonomi kelas atas, kelas C berisikan murid murid yang memiliki masalah belajar, sedangkan gedung D hanya ada murid murid preman alias tidak punya sopan santun.

     Sherry di tempatkan dikelas 10-B, karena hanya tempat itu yang menyisakan 1 bangku untuk di tempati. Lagi pula Sherry tak ingin masuk menggunakan jalur tes agar bisa menempati kelas A, "kalo punya uang buat apa kalo gak di pake" begitu ucapnya pada ayahnya saat ingin mendaftarkanya. Sherry tak peduli dengan peringkat di sekolah, yang penting masuk sekolah, belajar, pulang, begitu cara pikirnya tentang sekolah.

     "Kira kira dia memakai yang jalur apa ya? Aku penasaran bagai mana dia bisa beratahan" bisik salah satu murid perempuar dengan teman sebangkunya.

     "Hahaha... palingan keluarga missquenn... yang gak ada etikanya, wajah nya juga pasti pas pasan" balas nya.

TOK

TOK

TOK

     Suara hels wanita yang bejalan menuju kelas. Terlihat seorang wanita muda yang berparas cantik tapi tegas memasuki ruangan. Rambutnya bergelombang dan berwarna pirang cerah, wajahnya terlihat cerah seperti matahari ditambah bola matanya yang biru pekat membuat dirinya sangat persis dengan orang bule.

    "Students, seperti yang kalian tau akan ada murid baru yang masuk" cara bicaranya masih sangat bule yang masih baru mempelajari bahasa indonesianya. "Come in!"

TAP

TAP

TAP

     Sherry memasuki ruangan dengan ekspresi yang datar, seluruh mata yang melihatnya seolah sudah menjadi tatapn sehari harinya. Rambut lurus yang sedikit bergelombang berwarna coklat gelap, mata ungu yang jernih bagai berlian, wajah yang dingin bagai kutub utara. Tatapan takjub sudah seperti makanan hari hari sampai membuat Sherry eneg.

     "Sherry Raymond dari jepang " perkenalan dari Sherry yang singkat, padat, dan jelas. 

Semua anak diam terpesona pada mata ungu nya yang jernih bagaikan berlian.

     "Perkenalkan nama ibu, Miss Sara. Saya sebagai wali kelas di sini." ucapnya ramah "silahkan duduk di......" Bu Sara mengamati sekitar dan berusaha memcari tempat duduk yang nyaman.

     "Sini bu! kosong!" teriak salah satu anak.

     "Gak boleh! dia duduk sama aku!!" sahut anak yang lain.

     "Hei sudah! ini kelas berapa sih?! kok kayak anak TK!" tegur Miss Sara. "Sherry kamu duduk di sebelahnya Gladys, oke?" tunjuknya kearah bangku di belakang pojokan sebelah kanan.

     "Oke." jawab Sherry dengan datar.

     Lalu Sherry duduk di pojokan dan di sapa oleh seseorang.

     "Hai, namaku Gladys. Salam kenal" ucapnya ramah.

     "Hmm...."

     "Ih dia sombong kali sih jadi orang jepang!" kata salah satu anak perempuan yang duduk di depan Gladys.

     "Rupanya akademi ini tempat sekolahnya artis-artis ya?" kata salah satu anak laki laki yang duduk di sebelahnya.

     "Dasar buaya darat, kamu David!" ucap perempuan itu.

     "Kamu sendiri tiaaaaap hari ceritain gosip gak bermutu! dasar tak tau diri kau Lissa!"

     Sherry hanya melihat keributan di kelas dengan senyum tipis, Sherry sangat merindukan keadaan ini. kebetulan Gladys,Lisa, dan David duduk berdekatan dengan Sherry.

     "(Setelah 5 tahun tidak ada keributan ini....aku tak mau mengulang kesalahanku pada masa lalu, lebih baik aku menjauh saja..)" kata Sherry dalam hati.

     Setelah seluruh kelas akademi selesai, Sherry pulang ke rumahnya, dan merebahkan diri ke kasur.

     "Kak Seiichi masih pulang malam nanti, lebih baik aku menyiapkan makan malam terlebih dahulu" gumam Sherry "sekolah tadi tak menyenangkan, teman-teman membuat masalah di depan guru, satu kelas juga yang di omelin! menyebalkan!" kesal Sherry.

     Setelah beberapa lama Seiichi akhirnya pulang juga.

Klopppp

     Suara pintu apartemen ditutup oleh Seiichi

     "Sherry!" bentak Seiichi "Aku mendapat laporan dari wali kelasmu kamu terlalu bersikap dingin di depan teman-teman. Katanya kamu hanya membalas perkenalan temanmu dengan "Hmmm...." Apa itu cocok buat seorang murid baru, Sherry ?!" marah Seiichi.

     "BODO AMAT! Aku tak mau mengulang kesalahanku dimasa lalu! Lebih baik aku bersikap "dingin" agar tak ada yang mendekatiku!" bentak Sherry.

     "SHERRY! Kau seharusnya melupakan kenangan lama itu! Itu hanya kenangan lama yang akan terus memakan hatimu! Tak Bisakah kamu melupakan kenangan itu bulat bulat?!?!" bentak Seiichi "Aku ingin dirimu kembali, Sherry!" lanjutnya.

     "HENTIKAN!! kau tak tau bagaimana rasa bersalah saat nyawa temanmu menghilang di depan matamu! Dan kau akan merasakan betapa besarnya rasa bersalahnya jika kau diam saja saat temanmu terbunuh!" bentak Sherry "Hiks....k-kau selalu begitu! Tak mengerti pera-saan orang yang sedang terluka! Kau jahat! Huhuhu...." tangis Sherry.

BRAKKK

     Sherry pun membanting pintu kamarnya sangat keras, dan menangis sejadi jadinya. Seiichi juga merasa bersalah atas perilakunya, padahal ia mau memberitahu sesuatu tapi malah berujung seperti ini.



Sherry RaymondWhere stories live. Discover now