Di lorong
"Nah anak anak ini ruang kelas yg di pakai saat kami melakukan pembelajaran tertulis" ucap pak Dimas sembari menunjuk beberapa ruangan
"Dan ini kelas tank yg di pakai saat tugas praktikum atau kalian sebut sebagai laboratorium" lanjutnya
"Ini kantin dan jika kalian lanjukan berjalan terus ada toilet, dan di lorong sana ada ruang guru dan UKS"
"Apakah ada yg ingin di tanyakan?"
"Apakah ada perpustakaan pak?" Tanya Cherly
"Tentu, perpustakaan ada di lantai tiga kalian bisa menaiki tangga yg ada di lorong sebelah kanan lapangan basket itu" ucapnya sembari menunjuk samping lapangan basket
Mereka berjalan ke arah panggung di tepi lapangan itu. Lalu duduk di kursi yg ada di atas panggung tersebut.
"Lalu itu adalah ruangan kepala sekolah" sembari menunjuk salah satu ruangan di lantai 4
"Bagaimana dgn keadaan 4 org tersebut?" Ucap Bagas menarik perhatian sang kepala sekolah
"Menurutmu?" Bukanya menjawab sang kepala sekolah malah bertanya balik kepada Bagas
"Hancur" ucapan spontan dari farrell membuat sang kepala sekolah tertawa
"Benar sekali" balas kepala sekolah menyetujui ucapan muridnya itu
Disisi lain
:What?: Tulis alza di note nya
"are you going?"tanya lart dgn tangan yg terlipat di dada
:Yeah:
"Why?" Kini giliran graffar yg bertanya
:I miss my family:
"Can't you stay here? With us?" Ucap Ardenal dgn muka memelas
:I am sorry:
"Are you coming back?" "Will you see us again?" "Are we going to be in touch forever?" Pertanyaan beruntun itu dilayangkan oleh Ardenal kepada alza
:I won't be back, we will meet by fate, we will keep in touch even through social media: Jawaban alza membuat mereka sedih, bukankah mereka tidak bisa bertemu alza lagi kalo begitu?
"Where are you going?" Perkataan graffar memecah keheningan mereka
:you'll know when the time comes:
"How long have you been here?"tanya lart kepada alza
:Until the competition is over:
"The recess bell will ring in a moment, let's go to the cafeteria!" Ajak Ardenal kepada ke 3 temanya
-------------------
Cafetaria
"Can't you consider it any more?" Ucap lart dengan puppy eyes nya
:No:
"Then may we come with you?" Tanya ardenal dengan nada memohon, sedangkan graffar dan lart yg mendengar itu ikut memohon dengan menatap ke arah alza
:Up to you: Jawaban itu membuat mereka semangat kembali dan tersenyum bak orang gila. hingga bayangan seseorang yg berhenti di samping meja mereka mengalihkan atensi mereka ke sang mpu
"Kenapa kalian di sini?" Btw kawannya si alza ini tau bahasa Indonesia karna di ajak ngomong sama pak kepala sekolah terus
"Makan" jawab singkat graffar yg menampilkan muka datar kembali
"Jadi apakah masalah kalian sudah selesai?" Tanya pak Dimas kepada mereka
"Sudah kami akan ikut dengannya" jawaban singkat dari lart membuat mereka berdua mengangguk serempak
"What the Fu*k" latah itu di hadiahi hawa dingin dari alza yg sendari tadi mendengarkan
"Hehe piece Not on purpose" ucapnya sembari cekikikan
"Oh iya kalian berempat bawa mereka ya untuk sementara" ucap pak Dimas sembari memperlihatkan farell dan yang lainya
"Earlier Grandma Alza called me, there was no one at home so temporarily accommodate them at your house, I don't accept rejection"Ucap pak Dimas yg hanya di angguki oleh alza
"Jadi kalian nanti ikut dia pulang ya" ucap pak Dimas kepada farell sambil menunjuk alza
"Baik pak" ucap kembar serentak
"Klo begitu aku pergi dulu, aku masih punya pekerjaan yang menunggu" ucap pak Dimas meninggalkan mereka begitu saja
"If you'll excuse me, may we sit down and join you?" Tanya farell ke arah ardenal, yang hanya di angguki oleh nya Mereka pun duduk bersama tanpa sepatah kata pun hingga deheman dari lart membuat mereka menatapnya
"Berbicaralah menggunakan bahasa indonesia dengan nyaman kami cukup mengerti" ucap lart dengan tersenyum singkat
"Jadi apakah dia mengerti?" Sambil menunjuk alza,Pertanyaan Cheryl ini membuat mereka menatap ke arah alza dengan penuh tanda tanya
:I quite understand: Yang membuat mereka ber-oh ria
"Aku farell" ucap farell dengan menatap alza seksama,alza yg di tatap hanya acuh tak acuh menanggapi nya
"Aku Bagas dan ini adikku bagus kami kembar" Bagas memperkenalkan diri dengan riang dan di sambut graffar dengan riang juga
"Aku Cheryl, aku dari keluarga Mahendra" ucap Cheryl yg membuat teman teman alza bingung bukankah alza dari keluarga Mahendra juga? Jadi ada apa ini?
:I want to eat steak and plain bread: Tulisan itu membuat ardenal dengan sigap berdiri dan mengambil pulpen
"Kalian ingin makan apa?" Tanya ardenal pada yang lain
"Aku ingin steak sapi dan minumnya air putih saja" ucap lart yang di angguki graffar
"Kalian?" Tanyanya sambil menatap farell dan yang lainnya
"Samakan saja" ucap bagus mewakili yang lain
"Oke" ardenal pergi untuk memesan terlebih dahulu
-------------------------------------------------------------------------
Mereka pun memakan makanan mereka dengan tenang dan senyap
"Bolehkah aku meminta rotimu?" Pertanyaan dari Cheryl mengagetkan mereka semua yg di meja itu. Alza yang di tanya hanya mengangkat alisnya bingung dan menunjuk roti yg sudah di gigit olehnya itu
"Uhmmm" Cheryl yang ingin berbicara keburu di bekap oleh farell yang ada di sebelahnya
"Maafkan aku, teman kita yg satu ini memang tidak tahu malu" ucap farell dengan sedikit membungkukkan punggungnya. Ardenal yang mengerti bahwa alza tidak ingin makan makanannya lagi pun mengambil roti itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya
:Take it out, it's dirty, I bit it earlier:
"Tak apa, aku hanya ingin. Oh iya nanti aku akan kerumahmu untuk menginap" ucap ardenal dengan mulutnya yang penuh roti
Alza yang melihat itu tersenyum tipis, disini kan makan jadi alza udah buka masker saat di introgasi sama temen temanya jadi dia cuma make topi dan kacamata hitamnya jangan lupa dengan sarung tangan juga. Mereka yang melihat senyum tipis alza termenung sejenak dan menikmati senyuman indah di depan mata mereka
:Let's go class then:
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Fefauxi-
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZAYYAN
Romanceseorang gadis sedang duduk dengan tenang sembari menonton televisi yg menampilkan berita tentang keadaan sebuah perusahaan. ia Arlene, seorang CEO dari sebuah perusahaan yg namanya terdengar hingga belahan dunia. tapi nasib berkata lain ia harus men...