Rare Pair 🔞 | Mobile Legends ONE SHOT [RE-UPLOAD]

Paquito x Chou 🔞

#5 Paquito x Chou
[ Mobile Legends Bang Bang ]

Tag(s):
ABO / Omegaverse | Alpha!Paquito Omega!Chou | Degrading, Spanking, Cringe-dirty talk

————————————————————

Panas menjalar ke sekujur tubuh pemuda berambut hitam itu, dadanya naik turun cepat dengan nafasnya yang tersengal-sengal. Keringat bercucuran membasahi kaos putihnya. "Hhnn.." Tangannya meremat kuat-kuat pakaian yang berserakan di sekitarnya, bak burung yang membuat sarang.

Tidak cukup.

Hanya pakaian dari kekasihnya tidak cukup untuk meredam heat-nya. Ia ingin lebih. Ia ingin digagahi alpha-nya. Ia ingin dirusak oleh alpha-nya.

Chou ingin disentuh Paquito.

Tapi Paquito brengsek itu malah meninggalkannya dengan dalih bekerja.

Maksud Chou, tidak bisakah Paquito meluangkan waktu untuk omega-nya? Kerja, kerja, kerja, hanya itu yang dipikirkan Paquito. Ia seperti robot yang tidak jenuh dengan pekerjaan.

Chou menghela nafas pasrah, bahkan tangannya yang sedari tadi bermain dengan kepemilikannya ikut menyerah, "Hmnghh, g-gak bisa keluar..." lenguhan terdengar dari bibir manisnya, yang sudah basah akibat air liurnya sendiri.

Tak henti omega itu menyebut nama alpha-nya, tapi tentu yang disebut tidak akan datang.

"Hhhn! Paquito b-brengsek—hhh..!"

Badan Chou menggeliat sebab rasa panas dan birahinya yang memuncak. Hingga rasanya tak masalah jika ia disodok dengan penis Paquito hingga ujung, ia akan sukarela menerima itu.

Angan-angannya tentang digagahi Paquito semakin menjadi-jadi, tubuhnya semakin panas dan bergetar, lubangnya berkedut meminta untuk dimasuki.

Kedua jarinya masuk menelusuri liangnya sendiri, merasakan sempitnya ruangan dalam lubang kecil itu. Jarinya ia masukkan lebih, mencoba mencari titik nikmat—tapi tidak cukup. Tidak cukup hanya dengan jarinya. Ia butuh penis besar milik Paquito.

Chou menggigit bibirnya sendiri, kemudian mengeluarkan kedua jarinya yang sudah lengket dengan silk-nya. Ia gunakan silk itu untuk mengocok penisnya sendiri, mencoba untuk keluar tanpa bantuan dari alpha-nya, tetapi gagal.

Tubuhnya seolah-olah tidak puas jika tidak disentuh Paquito.

"Brengsek! Mati aja Paquito!" umpatnya frustasi. Kepalanya semakin pusing, tubuhnya kian memanas dengan nafsunya yang naik, keinginannya yang dari hanya ingin dimasuki penis Paquito berubah menjadi ingin dibuahi. Ia ingin Paquito memenuhi liangnya dengan spermanya, sampai hamil jika mau.

Di tengah-tengah rasa frustasi Chou, ide licik muncul di benaknya, ia mengambil ponselnya lalu menekan kontak Paquito.

Tak perlu menunggu semenit, pria di seberang sana sudah sigap menjawab telponnya.

"Kenapa, Chou? Perlu sesuatu?"

Bukannya menjawab dengan normal selayaknya manusia pada umumnya—Chou memilih untuk mendesah dalam panggilan itu. Ia dengan sengaja memasukkan kedua jarinya kembali ke dalam liangnya, lalu melenguhkan nama alpha-nya keras-keras. Ia tidak peduli jika Paquito menyalakan speaker atau mungkin suaranya bisa terdengar ke orang luar, yang jelas ia ingin Paquito saat ini juga.

"C-chou?"

Desahan dari Chou hanya membuahkan hasil sunyi dari seberang sana. Tidak ada jawaban, telponnya pun tidak ditutup. Tapi Chou tidak peduli, ia tetap melanjutkan kegiatannya. Mendesahkan nama Paquito sambil terus mengobrak-abrik liangnya sendiri. Nafasnya ia buat-buat seolah hanya untuk menggoda Paquito semata.