ERLANGGA [14]

3.5K 165 8
                                    

Keesokan Harinya di Sekolah

Langga mencoba mengabaikan tatapan dan bisik-bisik di lorong sekolah. Beberapa siswa tampak berbisik sambil meliriknya dari kejauhan, seolah-olah ia jadi pusat perhatian mendadak. Di dalam hatinya, ia bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

Langga melihat Brian dkk menghampirinya dengan panik walaupun masih terlihat wajah datarnya. "Dek, gue denger kabar nggak enak soal lo. Reno ngomongin lo di kelasnya tadi pagi," katanya pelan.

Langga mengernyitkan dahinya. "Ngomongin apa?"

Brian menghela napas. "Dia bilang lo anak orang kaya yang pura-pura sederhana. Dia ngomong dengan pede, kayak dia tahu segalanya."jelasnya

Langga mendengus, mencoba bersikap santai. "Biarin aja. Gue nggak peduli sama omongan dia."

Brian menggeleng pelan. "Dek, ini beda. Dia bilang dia punya bukti. Dan dia ngajak anak-anak buat percaya sama dia."

Langga tertegun. Jantungnya berdegup lebih cepat. "Bukti? Dari mana dia dapet itu? Dia nggak tahu apa-apa soal gue."

"Makanya gue bingung juga. Gue sama anak-anak Rising Phoenix bakal cari tahu. Tapi kalau lo mau, kita bisa bikin dia diem sebelum dia sempet ngelakuin apa-apa."ucap Brian

Langga menggeleng tegas. "Nggak, Bang. Gue nggak mau cari ribut. Ini urusan gue. Gue bakal hadapin sendiri."

Meski mencoba terlihat kuat, Langga merasa gugup. Jika Reno benar-benar tahu sesuatu soal keluarganya, semua bisa kacau.

Saat ingin menuju kelasnya Langga melihat Reno berdiri di lorong, dikelilingi beberapa temannya. Tatapan licik Reno membuat darah Langga mendidih.

"Eh, jagoan olimpiade. Lagi sibuk apa?" ejek Reno dengan nada santai.

Langga mendekat tanpa ragu. "Kita perlu ngomong. Berdua aja."

Reno tertawa kecil. "Berdua? Wah, serius banget. Oke, gue suka. Ayo."

Mereka berjalan menuju lapangan belakang yang sepi. Begitu sampai, Langga menatap Reno dengan tatapan dingin. "Apa yang lo mau?"

Reno menyilangkan tangan di dada. "Gue cuma mau lo berhenti pura-pura. Lo anak orang kaya yang sok sederhana, kan? Ngaku aja, kenapa? Biar kelihatan rendah hati?"

Langga menahan napas, mencoba tetap tenang. "Gue nggak pura-pura jadi siapa-siapa. Gue cuma mau sekolah dengan tenang. Itu urusan gue, nggak ada hubungannya sama lo."

"Tapi gue pikir ada," jawab Reno, matanya menyipit penuh tantangan. "Karena lo selalu dapet perhatian. Lo selalu menang lomba. Dan sekarang gue punya sesuatu buat buktiin lo nggak setulus kelihatannya. Kalau lo nggak mau gue sebarin, lo kasih gue tempat di olimpiade berikutnya."

Langga mengepalkan tangan, berusaha meredam amarah. "Lo pikir gue takut sama lo?"

Reno tersenyum sinis. "Kita lihat aja nanti. Gue masih punya kejutan buat lo. Tunggu aja."

Setelah pertemuan itu, Langga kembali mencari Brian dikelasnya. Ia tahu ini bukan saatnya bersikap keras kepala.

Setibanya di kelas Brian,Langga berdiri didepan pintu "Bang, gue butuh bantuan lo buat ngawasin Reno," kata Langga, suaranya tegas namun terdengar lelah. Mendengar suara Langga Brian, Vier, David, Davin dan Kaleo langsung menghampirinya.

Brian menatapnya serius. "Gue udah duga ini bakal kejadian. Jangan khawatir, Dek. Gue sama anak-anak Rising Phoenix bakal pasang mata buat lo. Tapi lo juga harus hati-hati. Jangan kasih dia kesempatan buat jatuhin lo." ucap Brian dan dianggukin oleh yang lain.

Langga mengangguk pelan. "Gue ngerti. Makasih, Bang."

"Tenang aja. Kita keluarga di sini. Lo nggak sendirian," tambah David sambil menepuk bahunya.

ERLANGGA(Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang