15

710 85 7
                                    

"Gulf, lu dicariin Bang Joss, noh," ujar Krist baru masuk ke dalam kamarnya yang terdapat ada Gulf, Fourth dan Gemini.

Cowok cantik itu membalas dengan tatapan datar dan malas. Sudah lima hari Gulf berusaha menghindari Joss yang terus berusaha mengajaknya berbicara, tetapi hatinya belum siap mendengar penjelasan dari cowok tinggi itu.

Ditambah lagi pengakuan Mew menunjukkan kriteria yang dia sukai membuat Gulf begitu asing. Sifatnya serta pekerjaan itu seperti dirinya. Gulf sempat bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa seseorang yang Mew sukai itu adalah dirinya?

Namun mengingat sikap mereka, membuat Gulf jadi ragu. Seperti tidak mungkin.

"Kak Gulf!" teriak Gemini bar-bar membuat Gulf terlonjak kaget.

"Apa, sih?! Kaget tau," bentaknya galak.

"Elu, tuh, Kak. Dipanggil berulang kali malah diam kaya patung. Noh, Bang Joss nyari 'in kata Kak Kit," ujar Gemini.

Gulf berdecak sebal. "Males gue," balasnya tak minat.

"Siapa tau Bang Joss mau jelasin masalah kemarin lalu," timpal Fourth.

"Bener apa kata Fourth. Turunin harga diri lu Gulf, kalau lu milih diam kaya gini itu bakal nambahin sakit hati lu sama Bang Joss. Kasihan gue lihatnya, murung gara-gara lu cuekin," sambung Krist duduk dipinggir kasur Gulf.

Gulf membuang nafasnya gusar. "Masalahnya itu. Gue belum siap denger penjelasannya. Gue lemah banget," gumamnya menundukkan kepala sedih.

"Terus elu mau gimana? Nunggu sampai kapan?" tanya Krist lagi.

Cowok cantik itu mengedikkan bahu tak tahu. Gulf juga menghindari Mew yang terus terang-terangan selalu mendekatinya. Gulf masih bingung sekaligus terkejut, mereka kalau bertemu saling berantem malah diantara salah satunya ada yang suka. Kan, kocak.

Krist menghela nafasnya. "Bang Joss tetap nungguin lu sampai lu mau ngomong sama dia."

"Dia dimana sekarang?" tanya Gulf menatap Krist yang kini beralih fokus ke ponselnya.

"Di lantai lima. Main gitar sama Bang Singto."

Tanpa berpikir panjang, Gulf bangkit dari duduknya. Benar apa yang Krist katakan, kalau dia mengulur waktu maka dipastikan masalah akan terus memenuhi kepalanya dan membuatnya stress.

~~~

"Mau ke mana, Gulf?" tanya Mew membuat sang empu nama terkejut.

"Sial!" Gulf mengusap dadanya melihat kedatangan Mew yang tiba-tiba.

"Sopan! Gue lebih tua dari lu," tegur Mew memukul pelan kening Gulf membuat cowok manis tersebut mencibikkan bibirnya kesal.

"Ck! Lu yang salah ngagetin gue tau," balas Gulf tidak terima dirinya disalahkan.

Mew menaikkan sebelah alisnya. "Oh, ya?" tanyanya pura-pura bermuka polos.

"Serah!"

Mew tersenyum sebagai balasan. "Pertanyaan gue belum dijawab."

"Yang mana?" tanya Gulf balik.

"Mikir."

Gulf diam dengan kening mengkerut mengingatkan pertanyaan Mew untuk dirinya.

"Owh.. itu," terkekehnya canggung.

"Ingat sekarang?" Gulf mengangguk polos.

"Gue mau ke lantai lima. Bang Joss nyariin gue kata Kit," jawab Gulf membuat Mew membalas dengan raut datarnya.

"Mau ngomongin apa?" introgasi Mew sambil bersedikap dada menatap Gulf dingin.

Gulf melihat aura membakar dalam diri Mew, entah mengapa dia jadi takut.

Kos-Kosan Cogil || MewGulf (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang