Part 3

119K 8.7K 261
                                    

"Maksud lo apa ngomong kayak gitu Lex!?"

Alex menatapku marah, upss aku keceplosan. Barusan aku manggil dia dengan sebutan 'lo' kan?

"Udah aku bilang, jangan manggil pake sebutan itu Rachel!" bentaknya kuat sampai aku memejamkan mata. Ya gimana dong, aku sudah kebiasaan sih. Alex juga, rada gila gitu. Padahal kami baru kenal sudah main nyuruh-nyuruh aja.

"Mandi sana, kamu sendirian kan dirumah? Kita makan diluar," ucap Alex sambil mencubit hidungku. Aku terperangah melihat matanya, sekarang dia menatapku lembut tidak marah seperti tadi.

"Tapi, aku mau di rumah aja makannya," alasanku supaya dia cepat pulang. Bahaya kalau lama-lama aku berduaan dengan Alex.

"Ya sudah kita delivery, nanti aku yang pesan. Kamu mandilah," suruh Alex. Aku menggeleng lagi membuat Alex mengerutkan dahinya.

"Gak, aku aja yang pesan. Kamu pulang aja, orang tua kamu pasti khawatir kan kamu pulang malam. Jadi pulanglah, Lex. Aku baik-baik aja kok." kataku meyakinkan.

Alex mengangkat satu alisnya ke atas, dia sepertinya tidak suka dengan apa yang barusan aku katakan.

"Kamu itu ya, gak nurut banget. Bebal. Jangan bantah omongan pacar, sudah sana mandi. Kita makan diluar,"

"Tapi..."

Belum sempat aku menjawab, Alex sudah membungkam mulutku dengan bibirnya. Refleks aku membulatkan mataku tak percaya. Dia.. Menciumku? Apalagi ini ciuman pertamaku!?

Tak beberapa lama kemudian, Alex melepaskan bibirnya. Tetapi jarak wajahku dengan wajahnya masih dekat. Tinggal satu dorongan lagi saja, pasti kami sudah berciuman seperti tadi.

"Jangan jadi cewek pembangkang, aku tidak suka. Sekarang mandilah atau aku yang akan memandikan kamu sayang," bisiknya tepat di depan bibirku.

Karena genggaman tangan Alex di kedua pergelangan tanganku mengendur, langsung saja aku mendorong dadanya. Alex terkejut dengan tingkahku tapi apa peduliku? Seharusnya aku yang marah disini, bukan dia!! Aku benci Alex!! Ya Tuhan, kenapa aku dipertemukan dengan lelaki macam dia sih?

"Kenapa lo cium gue!? Itu first kiss gue tau!! Lo bukan siapa-siapa gue Lex!! Pulanglah atau aku lapor polisi!?" ancamku sambil berdiri. Aku melihat Alex ikut berdiri dan menatapku garang. Sumpah, aku takut banget.

"Kamu mengancamku sayang?" tanya Alex sinis. Dia mendekatiku perlahan sontak aku mundur beberapa langkah.

"Sudah aku bilang kan, jangan panggil aku dengan sebutan 'lo' lagi!? Kamu denger gak hah!!?" bentak Alex.

Aku semakin ketakutan, sekarang aku benar-benar ingin lari. Aku langsung membalikkan tubuhku dan bergegas naik tangga menuju kamarku. Aku berlari menaiki tangga seakan aku dikejar hantu. Bahaya, lebih baik aku dikejar hantu daripada setan beneran kayak Alex.

Saat sudah sampai di kamarku, buru-buru aku menutup pintu kamarku yang berwarna biru itu. Tetapi belum sampai tertutup penuh, tubuhku terdorong karena ulah seseorang yang mendorong keras pintu kamarku. Aku beringsut dengan susah payah dari lantai karena tadi aku terjatuh. Betapa terkejutnya aku, Alex sudah masuk ke dalam kamarku plus dia mengunci pintunya.

"Alex!? Keluar!!" bentakku. Tapi Alex seolah tidak takut, dia membalikkan tubuhnya menghadap padaku. Bola mata hitamnya menatapku tajam seolah siap ingin menerkamku.

"Kamu membuatku marah, sayang." ucapnya pelan tapi sangat berefek untuk jantungku. Aku kembali mundur menghindari Alex yang semakin mendekatiku.

"Alex, aku mohon. Jangan macam-macam," ucapku waspada. Alex tersenyum sinis lalu dengan cepat dia mendorong tubuhku hingga aku terjerembab di atas tempat tidur. Alex langsung memenjarakan tubuhku agar aku tidak kemana-mana.

Story of My Life (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang