"DAVINNNNNNNNNNNNNN" Pagi yang cerah ini di sambut dengan teriakan kesal milik Ranjani, Jani nampak masih mengatur nafas nya yang tersengal-sengal oleh kekesalan.Tatapan kesal milik gadis itu menjadi jawaban jika Davin kembali mengusili Jani, Devan yang melihat hal itu langsung melempar Davin dengan botol air minum, sedangkan Davin hanya tertawa puas karena lagi-lagi berhasil mengusili Ranjani.
"Sini kamu sama aku" Ujar Devan sambil berjalan disampingnya dan menarik pelan tangan gadis itu. Masih dengan rengutan di wajahnya Jani tetap mengikuti Devan.
"Hallo kak Devan, hallo kak Jani" Sapaan bernada manis itu terdengar jelas di telinga Devan, namun ia hanya diam memasang wajah datarnya, sedangkan Jani langsung merubah raut wajahnya dengan tersenyum ceria sambil membalas sapaan dari adik kelasnya itu.
"Dasar sok cool" Ujar Jani mencibir Devan .
Devan hanya memutar bola matanya malas tidak memperdulikan cibiran dari sahabat nya itu.
"Belajar yang bener, kalau ada yang usilin kamu bilang sama aku, inget jangan main sama cowok-cowok"
Jani mengibaskan tangan nya depan muka Devan, dengan wajah angkuhnya berikut jawaban Jani.
"Emang anak laki-laki berani deketin Jani selagi kamu masih berkeliaran di deket Jani, dan oh ya Jani sampe hapal dengan pesan kamu itu, setiap hari Jani denger itu terus"
Devan tak bisa menahan tangan nya untuk tak menyentil dahi Jani membuat gadis itu meringis.
"Jangan bandel, jangan banyak ngebantah" Ujarnya dan langsung berlalu sebelum gadis itu kembali melontarkan bantahan
Jani hanya menghentakkan kaki nya dan berlalu masuk kedalam kelasnya.
"Pagi-pagi udah manyun aja"
Jani menoleh kearah Tata teman sebangkunya yang kini sedang mengoleskan pewarna pink keatas bibirnya, Jani bergidik ngeri saat membayangkan jika dia melakukan itu dilingkungan sekolah, ia pasti akan di gantung hidup-hidup oleh ke empat lelaki itu.
"Devan lagi ?" Sambung Tata lagi yang nampak tak kunjung dapat jawaban dari Jani.
Jani mendesah pelan lalu menganggukkan kepalanya membuat Tata tertawa pelan.
"Kalian memang nggak perna akur" Ujar Tata yang kini menatap Jani, "Tapi kalau aku jadi kamu, aku rela di usilin terus setiap hari asal aja Davin yang ngusilin nya haha"
" Ya walaupun aku juga nggak nolak kalau salah satu dari mereka yang ngelakuin nya" sambung nya lagi tak tahu malu.
Jani berdecak heran, Jani tahu betul jika Tata memiliki perasaan lebih pada Davin ia sudah berulang kali menawarkan diri untuk menjadi seorang mak comblang diantara keduanya, namun Tata menolak nya karena takut penolakan yang akan ia terima.
Jani yang mendengar hal itu, tersenyum mengejek ke arah Tata tak lupa kalimat ejekan yang Jani lontarkan membuat Tata menjitak kepala gadis itu.
Berteman dari masuk sekolah hingga sekarang, membuat Jani dan Tata sangat dekat, tak heran jika Tata juga ikut bergabung bersama Sahabat Jani yang lainnya. Selain bisa menempatkan diri, Tata juga berhati hangat, Gadis itu memang sedikit centil namun kebaikan hati gadis itu membuat ke empat lelaki itu membiarkan Tata berkeliaran di dekat Jani.
"Kamu beneran suka kan sama Davin?"
Tata tersedak air liur nya sendiri, saat Jani tiba-tiba mengatakan hal itu, Jani terkekeh pelan menyadari wajah Tata menjadi merah padam karena malu dengan kalimat yang di lontarkan oleh Jani.
"Dasar nyebelin" Ujar Tata yang di sambut tawa milik Jani
Kedua orang itu sibuk berbicara sampai akhirnya buk Sera guru matematika mereka memasuki kelas dengan membawa beberapa buku di tangannya dan seorang lelaki yang berjalan di belakang bu Sera