===
Seragam putih abu-abu telah membungkus acak di badan Nehan dengan tambahan hoodie jumper guna menutupi memar dan lukanya khususnya pagi ini karya pimpinan preman rusun karenanya mendapat sapaan dari sang putri preman yang menyukainya.
Siapa yang salah kalo seperti ini!? Ya tetap dirinya! Jelas ....
Nehan berjalan seraya menunduk, tapi sesekali pun matanya mengedar mencari keberadaannya yang biasa muncul disekitar sini untuk sekedar joging atau membeli sarapan bersama seorang pria.
Ke mana dia?
Ahh, tentu tidak ada. Bahkan hingga di depannya kini gerbang sekolah pun wanita bernama Faula Ruth itu tetap tak terlihat.
Betul sekali, memang seperti ini seharusnya alam bekerja untuknya kan?
Napasnya berhembus panjang. Kembali, alam kembali mengabaikan keinginannya walau sebatas harapan sekecil ini.
Sadar untuk tidak lagi jatuh ke lubang sama kedua kalinya, atau malah lebih, tak peduli seberapa buruk penampilannya kali ini, Nehan bergegas ke TU guna setor SPP sekarang daripada uang hangus dipalak Doni DKK.
"Nehaan!"
"Nehan, berhenti kamu!" perintah Pak Andre- guru BK dari arah samping membuatnya mengehentikan langkah. "Mau ke mana hah!? Sudah jam berapa ini?! Upacara akan di mulai!" bentaknya.
Nehaan membisu daripada merespons Pak Andre. Bukan karena hormatnya atau menghemat tenaga, namun karena ia tak seberharga itu kan untuk sekedar membela diri? Bukan pertama kalinya juga ini terjadi.
"Lagi-lagi kamu ya! Sudah sering saya peringatkan saat masuk arena sekolah hoodie di lepas, masih aja dipake. Susah banget kamu dibilangin!" geram Pak Andre sambil menarik-narik kasar lengan hoodie Nehan. "Cepat lepas!"
Melihat masih tidak merespons, Pak Andre memutar murid itu ke arahnya untuk dia lepas paksa. "Saya tidak tahan lagi dengan kamu ya Nehan! Sesudah upacara ini kamu lari lapangan 10 kali! Paham tid-!?"
"Ada apa ya ini?" tanya seseorang yang sedari tadi melihat mereka dari jauh dan baru datang mendekat.
Pak Andre terperanjat kaget, dihadapannya kini ada seorang alumni sebagai donatur terbesar tahun ini. "B-bu Faula? Aanu ini siswa langganan pelanggaran sekolah," jawabnya kaku.
Mendengar nama itu, Nehan sedikit mendongak dan dari ujung matanya dapat melihat memang benar wanita di dekatnya sekarang, adalah yang sedari tadi ia cari.
"Tapi tidak begitu cara memperlakukan murid, Pak Andre!" protes Faula, wanita yang juga pernah merasakan kekerasan.
"M-maaf, Bu. Tapi ini sebab bukan pertama kalinya dia melakukan pelanggaran," jelas Pak Andre, hati mulai was-was, status sebagai honorer memiliki ketakutan bakal dilaporkan ke atasan atas tindakannya tadi.
Faula memasukkan salah satu tangannya ke saku samping celana, tampangnya pun datar. Mendapat respons seperti itu Pak Andre merubah intonasi bicaranya.
"Sebaiknya kau tak mengenakan hoodie setelah masuk arena sekolah Nehan, sudah seperti itu peraturannya sejak dahulu," tegurnya lemah lembut.
Ngomong-ngomong, dia adalah adik tingkat Faula selisih 2 tahun si sekolah ini. Ya, dia terbilang masih sangat muda, menjadi pengajar pun karena orang dalam.
"Nehan?" beo Faula. Ia sungguh tak tahu, murid bermasalah itu Nehan orangnya. Wajahnya di tutupi jumper yang kemudian ia lepas. "Lagi?" tanyanya tanpa suara.
Nehan bersmirk tipis. Benar saja sesuai dugaan, Faula akan kaget.
Dirinya tak habis pikir, bagaimana bisa Nehan mendapat luka baru setiap bertemu. Seperti hari ini, sudut bibir pria itu kembali mengeluarkan darah yang belum sempat dibersihkan.
"Biar saya urus," cetus Faula "Ayo ikut!" Tangannya sambil menarik Nehan ke UKS.
Pak Andre yang sepertinya benar, bahkan tak mampu menahan orang berduit.
"Siapa lagi yang buat luka kali ini!?" gerutu Faula. "Apakah semua manusia memusuhimu, hah!?"
Sampai UKS, murid itu ia dorong ke kursi sementara ia mengambil obat-obatan di tempatnya.
"Cepat buka hoodie!" Ketusnya.
Matanya bahkan sudah menyala menahan amarah luar biasa kepada siapapun yang melakukan kekerasan, ingin juga melahap Nehan karena cowok satu ini begitu lemah.
"Cepattt!"
"Berisik." Gumam Nehan sambil melakukan perintah Faula, takut kalau-kalau malah berubah menjadi singa jika kelamaan.
"Banyak sekali," ringis Faula menelan saliva susah sebelum akhirnya mulai mengobati. "Bisa tidak sih kamu melawan!? Kamu tidak boleh menyedihkan seumur hidup, lemah sangat ...."
Dikatakan seperti itu otomatis Nehan melotot, menyebalkan sekali ucapannya.
"Apa!? Tak terima!? Orang sepertimu hanya akan diinjak-injak, disia-siakan, tak ada yang peduli denganmu andai kau tau. Kau takkan mampu membalas mereka," cercanya sambil menekan luka Nehan.
"Shhh,"
"Tak bisa diandalkan. Melindungi diri sendiri saja tak bisa, bagaimana nanti dengan orang yang kau sayang, hah!?"
"Ck," decak Nehan.
"Apa ck ck ck hah!?" Sengak Faula. "Kalo gak terima dikata-katain ya berubah! Atau malah mau gelut!? Ya ayo!"
Nehan tersenyum kecut, "Women."
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Mabooboy
Random"Aku tidak peduli seberapa pentingnya dia di hidupmu, dia akan mati dan kamu menjadi milikku seutuhnya,"