25. Mawar dan Cahaya Bulan

16 1 0
                                    

LORI

Berengsek. Kirk selalu saja begini, melakukan sesuatu yang besar hanya untuk orang sepertiku. Kirk mempertaruhkan semua yang dia bisa seakan besok kiamat dan dia tak perlu lagi memikirkan masa depan. Menemui bandar narkoba, melepas peluang di jurusan matematika, olimpiadenya, bahkan menghajar Jared. Dan itu masih belum semuanya. Satu hal gila lagi yang baru saja dia lakukan; membebaskanku dari rencana pembunuhan Ilesse yang malah membuat dirinya sendiri tertusuk.

Aku merasa tak melakukan apa pun untuknya, setidaknya untuk balas budi. Seperti hanya dia yang melakukan sesuatu untuk hubungan kami. Ah, aku lupa, kami bahkan masih hanya sebatas teman saja. Kirk tak pernah bertanya padaku untuk kelanjutan hubungan kami. Atau mungkin dia memang tak ingin memaksaku. Tetapu justru yang seperti itu malah membuatku semakin bingung. Untuk apa dia menyatakan perasaannya kalau akhirnya dia tak mau memperjelas hubungan kami?

Sekarang dia malah terbaring lemas di ranjang rumah sakit gara-gara aku. Aku tak tahu risiko memasukkan Ilesse ke dalam proyek kami akan sebesar ini. Polisi segera datang dan menangkap Ilesse yang berniat kabur dengan Dad. Ternyata dia yang mengantar Ilesse ke rumah. Dad tak pernah pulang sejak pertengkaran terakhirnya dengan Mom, dan muncul lagi dengan selingkuhannya yang ternyata temanku sendiri. Lalu, Mom ternyata punya anak sebelum menikah dengan Dad, yang ternyata bersedia jadi kaki tangan Ilesse hanya demi mencari perhatian Mom. Rasanya hidupku benar-benar seperti berada di puncak komedi.

"Lori, keluar dan makanlah dulu."

Liam berdiri di ambang pintu bersama Neil yang berjalan masuk. Dia mendekat ke kursi dan menghela napas di depanku sebelum menarik lenganku agar segera berdiri. "Kau belum makan sejak kemarin. Mom dan Gabriele sudah menunggu di bawah, ayo kita makan dulu."

Aku berusaha menyentak tarikan tangannya, tetapi dia lebih kuat dariku dan sedikit menekan tanganku. Aku mencari cari lain agar dia tak bisa menarikku.

"Lori, bagaimana kau bisa duduk di sini terus-terusan kalau kau tidak makan?" Tanyanya setelah menyerah menyeretku yang berpegangan erat pada kursi.

"Maksudmu?" Tanyaku dengan suara yang ternyata sangat serak. Aku lupa kapan terakhir kali aku bersuara. Selama beberapa hari ini yang kulakukan hanya duduk dan menangis di sebelah Kirk yang belum bangun.

Neil berlutut di depanku dan menetapku cukup lama. "Lori, menunggu Kirk bangun juga butuh tenaga. Bagaimana kalau kau malah sakit dan harus dirawat juga? Kau tak akan bisa melihatnya sampai kau sembuh nanti," katanya seolah sedang membujuk anak kecil.

"Kan bisa minta pindah kamar di sini juga," sanggahku kesal.

Neil menepuk jidatnya terkejut. "Yang benar saja. Orangtuanya Kirk tak akan mengjinkannya." Dia diam sebentar, memikirkan strategi baru membawaku keluar.

"Begini saja, kau mau apa akan kukabulkan asal kau mau makan. Oke?"

"Mau Kirk bangun."

"Selain itu?"

"Aku kenal salah satu streamer roblox terkenal yang biasanya kau tonton. Dia akan meminjamkan akunnya selama 24 jam asal kau mau makan." Aku mengernyit tak percaya sebab perkataan Neil barusan seperti mimpi di siang bolong. Mana ada yang seperti itu kecuali dia membayar mahal. "Berapa yang kau habiskan?"

Dia berusaha menghindari tatapanku meski akhirnya menjawab jujur. "Dua ratus ribu dollar," cicitnya berusaha tak terdengar.

Aku menepis tangannya dengan kesal. Merasa bersalah pada diriku sendiri, lagi-lagi membuat orang lain berkorban untukku. Neil berani mengeluarkan uang seharga rumah artinya dia sudah membuka seluruh tabungannya. "Apa penyewaan akunnya bisa dibatalkan?"

Moonlight And RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang