"Jadi gitu Wan..." Reksa dengan wajah lesu menyelesaikan akhir ceritanya. Juan manggut-manggut. Dengan tenang menyeruput caffe americano, kopi andalan yang selalu ia pesan saat di cafe Kairos—cafe langganan anak Swadaya yang familiar dengan cinlok siswa kebanyakan.
Sepulang sekolah, mereka nongkrong di Kairos. Rencananya mereka akan main basket di lapangan Taman Indah sore nanti. Tapi circle anak kelas IPA 2 sedang kerja kelompok yang mengharuskan mereka menunggu dulu sampai mereka selesai. Reksa sudah galau dan lesu sejak pagi. Lalu pas ditanya kenapa langsung terpancing bercerita, dengan dramatisnya menceritakan kegalauannya sebagai my , fans girlgrup korea yang bernama aespa.
Badan l-men seperti itu dia adalah fanboy Karina garis keras. Kemarin ia bad mood seharian perkara berita memanas Karina dengan Lee Jae Wook, aktor tampan yang kabarkan sedang dekat dengan visual member aespa itu. Reksa yang sudah galau berat sampai tega meninggalkan photocard yang biasanya ia selipkan di dompet. Katanya nanti, dia masih merajuk.
"Karina anak mana? Depok?" Juan mencletuk santai. Membuat Reksa reflek mengumpat tak terima, detik berikutnya kembali lesu lagi.
"Apaan si, lebay banget lo kaya gitu doang," sergah Taka mengomentari.
"Gue sebarin video lo joget TT twice kemarin!" dengan cepat Reksa melotot mengancam. Taka langsung menegakkan duduknya, lalu berdeham canggung memilih merapatkan bibir tak ingin semakin panjang ceritanya. Bisa hancur image bad boynya nanti.
Sebenarnya dua orang ini adalah fanboy girlgrup korea. Kalau Taka dia once, fans twice. Tapi tentu saja ini privat. Tak semua orang tahu, hanya teman-teman dekat saja yang tahu betapa gilanya mereka saat heboh mengoleksi photocard kesayangan mereka.
"Mana si orangnya yang mana sini," Juan memajukan tubuhnya. Mengintip ponsel Reksa yang setia menonton momen Karina dengan aktor tampan itu. "Oh, pantes, cakep sih. Kalo sama lo malahan bakal kebanting," dengan santainya Juan menanggapi. Yang lain juga mengangguk setuju.
Reksa semakin berkecil hati, mengumpat samar. Dengan kesal menendang-nendang kakinya di bawah meja lalu berdecak keras. "Ah lo pada mah... ngga ada yang ngertiin gue!"
"Bacot banget lo Sa, rewel mulu anjing," Jeva ikut kesal. Dia sebangku Reksa yang pastinya menjadi korban pertama yang dicurhati kegalauannya itu.
Reksa tak mengindahkan. Percuma saja berbicara dengan teman-temannya itu. Ia beralih fokus dengan ponselnya kembali. Menggigit chiken wings nya kesal.
"Hai kak Juan," saat sedang santai, mereka dikejutkan dengan kedatangan ketiga adik kelas populer kelas sepuluh. Siapa lagi kalau bukan Bianca dan ketiga dayang yang setia dibelakang mereka? Bianca terkenal dengan pesonanya yang mahal dan nampak kalem adem. Senyum tipisnya dan sorot mata polos yang ia perlihatkan, mampu menghipnotis lelaki. Itu sisi Bianca diluar, jika saja sifat asli anak itu ditampakkan, semua pasti sulit mempercayainya, ia pandai mengemas dengan rapi. Bianca, seperti psikopat di kebanyakan drama.
Koneksinya dengan kepala sekolah, bahkan orang tuanya yang berkuasa itu sudah menjadi banyak perbincangan di kalangan siswa Swadaya. Tapi tetap saja, dengan semua itu tidak melengserkan si crazy girl Selena Pramodeya Sutomo.
"Eh, Bianca. Disini juga?" Juan yang mengawali menyapa. Cewek itu tersenyum manis, mengangguk membenarkan rambutnya.
Jev
va, Taka, dan Alvin langsung menegakkan tubuh. Bereaksi berlebihan saat melihat pesona Adisty. Reksa tak berminat banyak, ia masih galauin Karina. "Mau pesen apa, Bi? Gabung aja sama kita. Itu, tinggal tarik aja kursinya di sebelah," tawar Jeva semangat. Bianca, Adisty, Sella, dan Jesya langsung menurut, menarik kursi di meja sebelah untuk bergabung.
![](https://img.wattpad.com/cover/363310472-288-k374265.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales [END]
Teen Fiction⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...