Semua siwa Swadaya tau, Avisena Daksa Mahavira itu adalah cowok berandalnya seolah. Bukan cuma paras tampan, dia wajahnya galak begitu kalau diajak ngobrol asik banget. Supel dan gampang diajak bergaul. Mata sipit dan garis bibirnya yang tegas itu membuat meleleh saat tersenyum. Avisena punya karisma yang tak bisa ditolak.
Yang tak kalah menarik adalah, Avisena si berandal pintar. Dia seakan punya dua kepribadian antara yang membuat guru bingung menyebut anak itu berandal atau anak pintar. Dia mencakup dua-duanya. Seperti yang dilakukan saat ini, Avisena dalam mode yang berbeda. Mendadak jadi guru bibel di kelas.
"Itu fungsi komposisi goblok, kan udah dibilang perhatiin dulu skemanyanya kaya gimana anjing!"
Reksa sedikit terlonjak, memejamkan matanya. Merebut kembali bukunya pelan. "Ini f kan punya invers, nah yang y itu kan peta dari apa?" tanya Avi emosi. Menunjuk buku Reksa.
"Jawab! Tawuran aja rajin ngerjain gini doang ngga bisa?!" sambung Avi meninggikan suaranya. Tak kujung mendapat jawaban, Avi berdecak kecewa lalu berganti menatap Taka yang sedari tadi berusaha merapatkan bibir berlagak fokus agar tak kena semprot.
"Apa coba, Ka?"
"Hah?!" Taka kaget, menoleh cepat. Pura-pura tidak tahu.
"Y itu peta asalnya dari mana?" tanya Avi mengulang. Jeva sudah siap membolak-balik catatannya. Persiapan nanti jika ditanya.
Sementara Taka nampak gugup, meneguh ludahnya susah payah. "Google maps coba."
Bukk
LKS itu berhasil mendarat kearah wajah tampan pemuda Jepang itu. "Udah, balik aja ke kelas kalian. Males gue ngajar otak tapir kaya lo pada," kata Avi bersandar mengangkat kakinya pada meja. Kembali memasukkan permen pentolnya ke dalam mulut. Sudah hampir setengah jam mereka mendekam di kelas IPA 2 hanya sekedar meminta bantuan pada si ketua untuk membantu mencairkan otak saat ulangan nanti.
Pasalnya guru Matematika IPS itu sangat garang, jangankan nyontek, gerak sedikit saja sudah kena marah. Tapi mereka lupa, Avisena memang memiliki kesabaran setipis tisu.
"Gue paham ini yang nyampe ngubah fungsi y sama dengan f x, sisanya ga paham," runtuk Alvin bingung sendiri.
"EEEEE EE EEEE BANG ALPINNNN!!!" Abim melompat, menyanyikan lagu Zaskia Gotik di depan mereka yang nampak lesu. Ia sejak tadi berjoget gila bergantian memasang lagu mereka pada music box yang biasanya dipakai anak kelas untuk karokean. Berhubung selera musik mereka berbeda-beda mereka jadi harus bergantian memutar musiknya.
Jeva yang sudah tak tahan itu berancang hendak melayangkan bukunya pada wajah pemuda itu, tapi diurungkan karena ingat nasibnya beberapa jam yang akan datang, ia akan dihadapkan musibah besar berupa ulangan matematika.
"Eh lagi lagi, kemaren gue belajar koreo yang smart Le sserafim," Rosa dengan nafas terengahnya hendak mengganti lagu usai dance dadakan seakan konser girlband korea.
Bobi yang tahu dance itu berdecak tak setuju. "Jangan yang itu nanti pada mupeng elah," larangnya. Ia tak begitu fokus memperhatikan karena sedang mengantuk, hanya bisa menonton teman-temannya yang sudah menggila berjoget di belakang bangkunya.
"Yaudah yang perfect night," kata Rosa. Jihan yang memegang music box itu mendak mengganti, tapi malah di serobot Abim yang tak terima. "Apaan anjir korea mulu, mending ini nih playlist gue,"
"Playlist lo angkot! Jelek ah jamet!"
"Bagus weh, ini nih ada yang baru. Begal, bete galau jeje rimex!"
"WOYYY SUPERNOVA AESPA BEUHHH MANTEP! CAKEP TUH ENAK DIDENGER!" Reksa bersorak menyuarakan requestnya. "Yeeee kelas mana lo anjir, numpang mulu disini. Kelas lo otaknya ngga ada yang encer ya?" sewot Rosa pedas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sea For Blue Whales [END]
Teen Fiction⚠️DILARANG PLAGIAT! GUE VIRALIN, TUNTUT MAMPUS NNTI⚠️ "Kamu pernah bilang kalau kamu lautku Karang. Seperti namaku, Lara. Kita akan tetap bertemu ditepi saat semua orang mengutarakan lukanya dengan laut. Kamu adalah penyembuh Lara. Kita akan selalu...