61. Membaik, tapi tidak ada kamu, Kar

2.9K 231 38
                                    


Happy reading

-

-

"Kalara, kantin yuk!"

Lara mengangkat wajahnya. Tersenyum begitu mendapatkan ajakan itu dari teman kelasnya. Ah, jadi seperti ini dianggap teman kelas?

Panggilan absen empat itu sudah tidak ada. Mereka sekarang memanggil dirinya dengan nama. "Bentar," ucapnya yang masih duduk di bangku.

Ia membuka ponselnya. Mengambil nafas saat hendak mengetikkan room chatnya.

Kalara : Karang, aku sekarang udah dipanggil nama sama temen kelasku. Sebelumnya mereka panggil aku absen empat. Aku seneng, Karang.

Kalara : Kamu masih lama kah? Aku kangen banget.

"Kalara!"

Gadis itu tersentak kecil. Tersenyum memasukkan kembali ponselnya dalam saku. Berlari keluar menghampiri teman-temannya. Begitu dia keluar dari ambang pintu, Lara langsung tertegun.

Dua teman kelasnya menunggunya di tengah koridor. Melambaikan tangan kode untuk bergabung. Ah, sudah berapa kali dia masih tersentuh saat mendapatkan perilaku sederhana ini? Ia masih tak menyangka mereka menerimanya setelah hampir berjalan dua semester di SHS ini.

"Kok bengong? Ayo keburu abis makanannya," ucapan itu cepat menyadarkan Lara.

Tersentak kecil langsung berlari merekahkan wajah menghampiri mereka. Menerima rangkulan temannya itu. Hatinya terasa melambung. Senang karena untuk pertama kalinya dia dianggap di kelasnya.

"Kalara!"

Senyum lebar itu perlahan memudar. Lara menghentikan langkahnya. Dua temannya asik sendiri saling mengobrol meninggalkan Lara yang berdiri terpaku.

Suara itu,

Karang.

Kalara menyatukan alisnya. Matanya mengedar. Menatap ke arah belakang dikerumunan koridor itu.

"Kalara..."

Mata Lara mengabur, menoleh ke segala arah nampak kebingungan. Suara Karang yang memanggil namanya itu terus menggema di telinganya. Tiba-tiba Lara merasa asing di dunianya kali ini. Keramaian itu menjadi sepi untuk Lara. Suara banyak orang beradu menjadi satu, tapi justru keheningan yang Lara rasakan.

"Kalara..."

Tenggorokan Lara tercekat. Diringi dadanya yang semakin sesak. Perlahan, air matanya tumpah. Bahkan dalam kesenangan apapun, Lara tidak bisa melupakan Karang. Sedetikpun kebahagiaannya sekarang, ia tetap hampa tanpa Karang disisinya.

Karang... kamu dimana?

-

-

-

"GENG MOTOR MANA LAGI SI ANJING GOBLOK BANGET SAMPAH MASYARAKAT TAI EMANG! CARI RIBUT MULU SAMA GUA! FOMO ALAY ANJING! DIKIRA KEREN BEGITU MONYET!"

"Vi..."

"GUA CUMA NIAT BERANGKAT SEKOLAH MENCARI ILMU, DITABRAK GUA BANGSAT!! KALO NGGA BISA NYAINGIN NGOMONG! DIDATENGIN GUA BIKIN BONYOK TU ANJING SATU!"

"Avisena..."

"KELAKUAN KAYA PEGI!"

Abim merapatkan bibirnya. Terlonjak kecil saat Avi terus-terusan mengumpat menguraikan rasa marahnya. Di warung mbok Ju itu, semua anak gengnya menatap Avi yang merah padam sembari diobati oleh Abim.

Sea For Blue Whales [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang