"Teknologi Nanopartikel dalam Dunia Pangan Sebagai Inovasi Gen Z dalam Mendobrak Masuk ke Era Industri 5.0"
Dengan semakin berkembangnya revolusi industri, petani dituntut untuk menguasai teknologi pertanian terkini yang inovatif serta diharuskan memiliki kemampuan dan keahlian pada bidang terkait. Disisi lain, Indonesia belum bisa melangkah ke era Industri 5.0. Fenomena tersebut tentu saja membutuhkan alternatif tertentu dari generasi Z untuk menjawab tantangan-tantangan dari revolusi industri 5.0, khususnya pada aspek pertanian dan pangan. Salah satu upaya untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi nanopartikel dalam industri pertanian. Diantaranya yaitu pengaplikasian teknologi nano dalam biopestisida.
Masalah yang sering timbul bagi para petani padi adalah wereng coklat (Nilaparvata lugens). Hama wereng coklat mampu membentuk populasi yang cukup besar dalam waktu singkat dan merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan sehingga dapat mengakibatkan kerugian pada hasil pertanian. Dengan menggunakan teknologi nanopartikel, nanobiopestisida dapat memberikan perlindungan yang lebih efektif dan efisien terhadap tanaman, serta dapat memperpanjang masa simpan hasil pertanian.
Hasil yang didapatkan bahwa penggunaan nanobiopestisida berbahan aktif metil eugenol (C11H14O2) dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan pestisida maupun insektisida, karena metil eugenol memiliki toksisitas yang sangat kuat terhadap wereng coklat. Indeks kematian wereng coklat dapat mencapai 15,5 persen. Pestisida yang dimodifikasi dengan nanopartikel memiliki kemampuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pestisida. Nanobiopestisida dapat diaplikasikan secara lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mengurangi jumlah pestisida yang digunakan dan dapat memberikan perlindungan yang lebih lama terhadap tanaman karena adanya perlambatan tingkat pembusukan hasil pertanian.