2

1.3K 190 23
                                    

"Maksudmu apa bicara begitu? Aku tidak mengerti"

Ucap rosé dengan nada kesal setelah menarik sang suami dari keramaian.

"Kewajiban suami istri masa kau tak tau? Membuat anak. Aku butuh anak"

"H-hah"

Dengan mulut menganga, otak rosé seketika tak bisa berpikir apa apa.

"Kau gila kim???"

Sungguh diluar dugaan. Rosé pikir waktu itu maksud Victor soal kewajiban istri yaa melayani di rumah. Misal memasak, atau sekedar menyiapkan kebutuhan suami. Membuat anak? Itu sama sekali tidak terpikiran olehnya. Sial kalo tau begitu ia tak akan setuju untuk menikah.

"Roseanne Kim, Aku hanya butuh anak laki-laki darimu. Sebagai gantinya kau bisa gunakan ini. Kartu ini tidak ada limitnya"

Ucap Victor memberikan black card limited editionnya itu dengan gaya sedikit angkuh.

"Ck aku tau! Tapi mana bisa begitu! Itu tidak adil! Suami memang sudah seharusnya memenuhi kebutuhan istri!"

"Dan harusnya kau juga ingat kalau istri sudah sepantasnya melayani suami. Termasuk memberikan anak"

Begitulah kira kira jawaban Victor hingga sang istri telak diam tak berkutik. Ya memang tidak salah sih. Rosé saja yang tidak peka.

___

Sampai tiba diakhir acara, akhirnya pengantin barupun diizinkan untuk kembali ke kediaman mereka. Victor yang sebelumnya sudah memiliki rumah pribadi pun mulai hari ini harus siap membawa orang baru ke kediamannya untuk tinggal bersama.

Rosé dengan wajah cemberutnya ikut masuk ke dalam mobil. Masih tak mau bicara apa apa. Yang ada di pikirannya sekarang ialah bagaimana ia bisa menghabiskan sepanjang malam bersama Victor? Ahh memikirkannya saja sudah membuatnya gila.

Jujur jantungnya serasa mulai berpacu cepat.

Hingga sampai di halaman rumah dan mau tak mau ia harus keluar dari mobil. Dengan dibantu Victor, ia berjalan sedikit kesusahan karena gaunnya yang panjang.

"Victor dimana kamarku? Badanku sudah pegal sekali. Rasanya ingin cepat cepat tidur"

Ucapnya sedikit gugup.

"Ikut aku"

Menaiki tangga, rosé mengikuti pria itu dari belakang hingga suaminya itu membukakakn pintu.

Tampak sebuah kamar yang terbilang sangat luas dengan desain elegan didominasi warna putih dan abu abu. Sebenarnya ini lebih tampak kamar pria sih.

"Ini kamarku?"

Tanyanya polos, membuat Victor menatapnya jengah. Ia lalu mendekatkan wajahnya tepat di samping telinga rosé dan berkata..

"Kamar kita lebih tepatnya"

Ucap dia langsung masuk ke kamar tanpa memperdulikan rosé yang masih shock di ambang pintu.

"E-eh hei kim, mana bisa begitu! Aku butuh kamar sendiri"

"Dan membuat orang orang curiga? Ingat nyonya kim, disini bukan hanya kita berdua, tapi juga ada belasan pelayan yang bisa saja melaporkan apapun ke orang tuaku. Jadi kau nurut saja. Bersikaplah selayaknya suami istri pada umunya"

"T-tapi..."

"Lagi pula kita masih ada kepentingan malam ini. Bukankah lebih cepat lebih baik?"

Dengar itu kontan buat pipi rosé memerah saking malunya. Dengan langkah kesal, ia masuk ke kamar tanpa mau menyinggung soal tadi.

Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang