"Luc, kenalin. Ini pacar abang, namanya Dafina,"
Lucy tersenyum manis, ia pun melambaikan tangannya lucu, lalu ia pun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan wanita yang dibawa kakaknya ini,
"Gue Lucy, adeknya Bang Evan yang paling cantik,"
Fina pun membalas senyuman cantik itu,
Lucy yang sudah kenal dengan wanita yang dijuluki Dewi di kampusnya ini tentunya, dia amat bahagia,
Setahu Lucy, Katingnya ini orangnya baik dan ramah,
Jadi, dia tentunya ikut senang Evan bisa memacarinya,
Bagi Lucy, ini pilihan terbaik yang pernah Evan miliki.
"Papa ama Mama ada, Luc?" Tanyanya yang semenjak tadi, kenapa dia belum menjumpai orang tuanya itu,
Lucy yang berada di ruang tengah pun hanya bisa menghela napas pasrah,
"Mama lagi arisan ama temen-temennya, katanya sih sekalian jalan-jalan juga ke Malaysia,"
"Kalo Papa tau sendiri, kan. Dia repot ngurusin anaknya yang lagi sekarat di rumah sakit. Habis ini juga gue mau ke rumah sakit disuruh Papa. Suruh bawain pakean ganti,"
Evan tertawa ambigu sesaat, yang jujur saja, Fina yang melihatnya pun cukup risih,
Iya. Bukankah yang dimaksud itu saudara mereka?
Tapi kenapa mereka seolah tidak peduli, apalagi kekasihnya ini,
Biar bagaimana pun juga, Fina masih orang asing. Jadi, dia enggan untuk bertanya lebih,
"Kenapa itu orang nggak mati ajah sih. Nyusahin ajah kerjaannya,"
Plak!
Fina menggeplak tangan Evan cukup keras, membuat Evan mencebikkan bibirnya sebal, dan Lucy yang malah terbahak melihatnya,
Fina mendelik tak suka, namun ia tampilkan sejenaka mungkin agar tidak menyinggung perasaan kekasihnya ini, "kamu jangan ngomong gitu dong. Kamu kan nggak ada di posisinya. Harusnya kamu lebih perhatian dong sama saudara kamu--"
"Dia anak selingkuhan Papa aku kalo kamu mau tau, Fin," Potong Evan yang langsung membuat Fina bungkam,
Ya, kan. Seharusnya Fina tidak usah ikut campur. Suasana malah jadinya tegang seperti ini,
Tapi ya mau bagaimana lagi?
Fina tidak suka kekasihnya ini seperti itu,
