PART 30

15 4 2
                                    


Kini Fajar dengan Yuan sudah sampai di rumah sakit dengan menggunakan taxi. Sepeda yang Fajar gunakan dititipkan di bengkel dekat taman.

Mereka menyusuri lorong rumah sakit dan berhenti di depan salah satu kamar. Yuan menghela napasnya pelan dan dengan perlahan membuka pintu itu.

"Papa?" suara itu terdengar kala pintu yang dibuka Yuan.

Yuan yang melihat gumpalan selimut bergerak-gerak membuatnya terkekeh. Saat dirinya tiba disisi ranjang sang anak, terpampang lah mata sipit seperti kucing yang berbinar penuh semangat.

"PAPA! Nusa kangen, kenapa papa lama sekali?" Ucap Nusa penuh semangat sambil merentangkan tangannya meminta pelukan dari sang papa.

Yuan menggendong anaknya dan mendudukkannya dalam pangkuannya dan memeluk Nusa penuh sayang.

"Maaf ya papa lama."

"Jangan pergi lagi Nusa kesepian disini."

"Iya, maaf ya?" Ucap Yuan sambil mengelus surai sang anak.

"Janji?" Tanya Nusa sambil menunjukan kelingkingnya.

"Janji." Jawab Yuan dengan menautkan kelingkingnya kepada Nusa.

Fajar yang melihat itu merasa tersentuh sebab Abangnya yang dulu dia kenal adalah orang yang sedikit kaku dan tidak suka kepada anak kecil. Tapi untuk kali ini Fajar merasa Abangnya sudah berhasil menjadi sosok Ayah, semoga selamanya akan tetap begitu.

Karena merasa diabaikan Fajar berdehem untuk mendapatkan atensi dari keduanya.

Yuan yang mendengar itu pun langsung mendudukkan Nusa di ranjang rumah sakit.

"Owh iya, Nusa kenalin ini Bang Fajar temen Papa." Ucap Yuan memperkenalkan Fajar kepada Nusa.

Nusa memandang Fajar dengan tatapan polosnya tapi masih ada binar semangat didalamnya.

Fajar yang melihat itu menggigit bibirnya gemas. Sungguh rasanya Fajar ingin mengunyel-unyel pipi tembem itu sampai gepeng.

"Halo Nusa ya?  kenalin nama abang, Fajar. owh iya,  Ini abang bawa buah juga buat Nusa, cepat sembuh ya supaya bisa main bareng sama abang."

Nusa mengangguk semangat dan menatap binar pada buah yang di bawa Fajar.

"Haloo juga Bang Fajar, iya nama Nusa itu Nusa. Terimakasih udah jenguk Nusa sambil bawa buah."

Fajar mengusak kepala Nusa gemas. Fajar berdiri kaku saat atensinya tertuju pada kaki Nusa.

Fajar menatap Yuan meminta penjelasan. Yuan yang mengerti maksud Fajar menghela napas pasrah dan mengangguk.

"Nusa mau makan buah dulu?"

Nusa menggelengkan kepalanya matanya mulai sayu, sebenarnya Nusa sudah mengantuk sedari tadi namun dirinya menunggu papanya pulang.

"Nusa mengantuk? Mau tidur saja?" tanya Yuan sambil mengelus surai Nusa dan dibalas anggukan dari sang empu.

Yuan mulai menidurkan Nusa dan mengelus secara perlahan kepala Nusa. Tidak butuh waktu lama Nusa sudah memasuki mimpinya.

"Kita bicara di depan aja sekalian gue mau beli kopi."

Fajar mengangguk dan mengikuti Yuan keluar dari kamar rawat Nusa.

mereka pun duduk didepan ruang rawat Nusa setelah membeli kopi.

"Jadi bang? "

"Nusa cacat sedari dia lahir, dia harus tumbuh dengan satu kaki. Gue selalu berusaha supaya dia bisa ngerasain berdiri dengan dua kaki. Gue berusaha keras,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VEJARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang