02.

28 2 0
                                    

Pukul 2 siang akhirnya Abian pulang, ia tadinya ingin mengajak Starla pulang bersamanya tapi ternyata gadis itu tak bisa karna ada kelas tambahan hingga pukul 4.

Abian bilang pada Starla akan menunggu, tapi gadis itu menyuruhnya untuk pulang saja karna Starla juga tak enak terus terusan merepotkan Abian.

Akhirnya Abian pulang karna Starla menyuruhnya, tapi dirumah Abian tak bisa tenang karna memikirkan Starla.

Ia menatap jam weker diatas nakas dekat kasur, waktu sudah menunjukan pukul 15.45 sebentar lagi Starla akan pulang.

Dengan buru buru Abian memakai jaketnya dan mengambil kunci mobil, ia berniat menjemput Starla, setelah sampai disana Abian menunggu didepan gedung fakultas Starla karna jika bukan mahasiswa/i jurusan tersebut dilarang untuk masuk kecuali sudah mendapat izin.

Gedung fakultas itu tak memiliki atap dibagikan luar, hingga hujan tiba tiba turun begitu deras.

Abian tadinya berniat kembali ke mobil tapi ia memarkirkan mobilnya cukup jauh karena parkiran didekat sini sudah penuh.

Abian juga meninggalkan ponselnya dimobil jadi tak bisa menghubungi Starla, Abian memeluk tubuhnya sendiri karna kedinginan.

Hingga tiba tiba sebuah payung ada diatas kepalanya, Abian langsung menoleh kesamping ternyata Starla.

Starla memayungi dirinya, Abian tersenyum.

"Ngapain disini? kenapa ujan ujanan?" Tanya Starla, meski suaranya terdengar marah tapi ekspresi wajah Starla terlihat khawatir melihat Abian kehujanan.

"Jemput lo" jawab Abian enteng.

"kenapa ngga kasih tau gue?" Tanya Starla lagi.

"Gue mau kasih kejutan, ternyata malah ujan hp gue juga ketinggalan dimobil" jelas Abian.

"Ayo ke mobil sekarang" ucap Starla, Abian mengangguk.

Saat mereka dalam perjalanan menuju parkiran, tiba tiba saja payung mereka terbang terbawa angin membuat keduanya kehujanan.

"Payungnya!" Teriak Starla.

Saat Starla hendak mengejar payungnya, tangannya ditahan oleh Abian hingga tubuhnya bertabrakan dengan Abian.

Tubuh mereka berdekatan, keduanya saling pandang hingga Starla langsung tersadar.

"Udah basah ini, sekalian aja ujan ujanan" kekeh Abian, yang kemudian menarik tangan Starla ke tengah tengah lapangan.

"Abian! Astaga.." pekik Starla.

Beruntung sedang tak ada orang disana, Starla yang tadinya tak mau hujan hujanan akhirnya ikut menikmatinya bersama Abian.

"sekali kali lo harus hujan hujanan, dengan berdiri ditengah tengah hujan kaya gini menurut gue bikin hati tenang apalagi gue tau lo suka hujan" Abian tersenyum dengan tangan yang masih menggenggam tangan Starla.

Saat keduanya tengah saling mencipratkan air, tiba tiba suara geledek disertai kilatan petir terdengar membuat Starla reflek memeluk Abian.

Abian terpaku saat Starla memeluknya, ia sekarang tau.. Starla suka hujan tapi tak suka dengan petir atau suara geledek nya.

Abian mengelus punggung Starla dengan lembut, berharap sedikit menenangkan gadis dalam dekapannya ini.

"Ke mobil sekarang aja yuk, makin gede ujan nya" ucap Abian, Starla mengangguk pelan.

Mereka kembali berjalan menuju mobil Abian yang terparkir, Abian merangkul Starla takut jika ada petir dan geledek lagi.

Starla melirik kearah Abian yang fokus melihat kedepan, Starla tersenyum tipis.

Endless Love [SHORT STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang