"Tolong periksa kamar 305 cek in atas nama siapa, cari juga orangnya ada di mana," Bobby menghubungi pihak hotel agar mereka mencari Papanya Kana, karena waktu sudah menunjukan pukul 3 pagi dan anak itu tidak ada yang menjaga.
07.30
Alex datang ke rumah sakit dengan istri mudanya.
"Apa anda Papanya Kana?"
"Iya betul saya Papanya."
"Baiklah Pak karena saya harus bekerja saya serahkan Kana pada anda."
"Terima kasih sudah menjaga Kana."
"Kana Paman pergi dulu ya, Paman harus kerja."
"Telima kacih Paman."
Bobby pergi setelah Alex datang ke rumah sakit.
"Kenapa dengan Mamimu?"
Kana mengidikan bahunya, dia tidak tau harus marah atau sedih, Kana menatap anak perempuan yang ada di gendongan Papanya, dia memang ingin punya adik tapi adik yang terlahir dari perut Maminya bukan dari perut wanita lain.
"Nanti jika Mamimu sudah sadar kita pulang ya."
"Iya Pah! Pah? Apa Baby ini adik Kana?"
"Iya dia adikmu, dia cantik bukan? Kau harus sayang pada adikmu."
"Iya Pah, Kana akan cayang pada adik Lucy."
"Kau memang anak pintar, kau kakak laki-laki jadi harus sayang dengan adik perempuanmu."
Kana mengangguk.
"Kau sudah makan? Maaf Papa semalam lupa."
"Cudah Pah, tadi Paman Bobby kacih Kana makan."
"Kau dengan Mami Amanda dulu ya, Papa ingin menemui Dokter."
"Iya Pah."
"Amanda tolong jaga Kana ya," ucap Alex sambil memberikan Lusy pada Amanda.
Alex pergi menemui dokter sementara Amanda duduk di dekat Kana.
"Tante punya Kwaci untukmu, Papa Alex bilang kau suka kwaci," Amanda menyodorkan 1 bungkus kwaci pada Kana.
"Telima Kacih Tan, tapi Kana Maem kwaci jika sedang bercama Miu. Kana tidak bica kupas kwaci."
"Siapa Miu?"
"Teman Kana di lumah."
"Kalau begitu kau simpan saja Kwacinya nanti jika ada Miu kau bisa makan bersamanya."
Kana menganggu tak lama Alex datang.
"Bagaimana Pah?"
"Baifren baik-baik saja dia berusaha mengiris pergelangan tangannya tapi untung saja pihak hotel lekas-lekas membawa Baifren ke rumah sakit."
"Dia pasti terkejut, aku sudah bilang rencana Papa ini bukan yang terbaik."
"Tidak ada cara lain, Baifren harus tau kalau kau juga istriku, dia juga harus terima kau sebagai madunya."
"Aku rasa kita tidak akan mungkin tinggal bersama."
"Kenapa tidak mungkin, kau akan tinggal bersamaku, kau tau sendiri kan sekarang Baifren sakit dan kau harus bantu aku menjaganya."
Amanda hanya bisa menghela nafas panjang, tapi itu lah konsekuensi yang harus dia terima karena sebelum menikah dengan Alex, Amanda tau jika Alex sudah memiliki keluarga.
"Aku ingin ke kamar Baifren kau mau ikut tidak?"
Amanda mengangguk.
"Kana ayo kita lihat Mami."
KAMU SEDANG MEMBACA
K W A C I [End]
Short StoryBiji bunga matahari ucapnya karena dia menganggap tubuhnya sangat kecil di banding teman-temannya yang memiliki tinggi di atas dia.