3 Tahun kemudian.
Tek..tek..tek..tek...
Mew sedang duduk di bangku taman dengan putri kecilnya.
Nata membawa mangkuk plastik sedangkan Mew sibuk kupas Kwaci untuk putrinya. Kwaci yang Mew kupas Nata kumpulkan satu persatu di dalam mangkuk.
"Daddy kenapa cih Dad?"
"Apanya yang kenapa?"
"Tuh liat Dad!" Tunjuk Nata pada ibu-ibu yang sedang suapi anaknya di taman.
"Kenapa dengan ibu-ibu itu?"
"Kenapa Nata tidak punya Mami?"
"Mamimu ada di rumah."
"Yang di lumah kan Papa."
"Ya Papa itu Mamimu."
"Itu tidak cama Dad."
"Kau mau tukar Papa mu dengan Mami?"
"Itu Daddy yang bilang ya bukan Nata."
"Makan saja kwacimu, kau tidak akan mengerti beratnya jadi Daddy."
"Apanya yang belat?"
"Dari Papamu kecil sampai punya anak kecil, tugas Daddy kupas kwaci, kenapa juga selera kalian itu sama?"
"Tante Mimi?" Panggil Nata pada Mimi tentangga dekat rumahnya yang kebetulan lewat dekat taman.
"Eh ada Nata, Nata sedang apa?"
"Cedang makan kwaci, Tante mau ke mana?"
"Tante mau ke depan, ada yang mau Tante beli."
"Tante, Daddy Nata jomblo! Tante jomblo tidak?"
"Daddymu kan sudah punya Papa."
"Itu kan Papa tapi Daddy belum punya tewek, Tante mau tidak dengan Daddy Nata."
"Tante lebih suka Papanya Nata, boleh tidak Papanya buat Tante?"
Nata menoleh pada Mew.
"Dad, boleh tidak?"
"Kau sedang jualan? Bagaimana bisa Daddymu kau tawarkan pada orang."
"Daddy bilang tidak boleh Tan, ambil Daddy aja Papa telalu tantik untuk Tante."
"Tante maunya Papa Kana."
"Tidak boleh, Papa Kana cudah punya Daddy kalau Daddy tidak ada yang punya."
Mimi hanya tertawa lalu menoleh ke arah Mew, bukan kali pertama Nata jual Mew ke para tetangganya.
"Untung saja kau kenal kelakuan anakku, bagaimana kalau dia tawarin aku ke yang lain," ucap Mew pada Mimi.
"Anakmu unik Mew," ucap Mimi seraya tertawa geli.
"Daddy Nata mau ice cleam," ucap Nata karena melihat ice cream lewat.
"Tidak boleh nanti kau di marahin Papa, kau batuk nanti malam tidak bisa tidur."
"Daddy pelit."
"Nanti Daddy bilang Papa, mau kau di marahin Papa hah?"
"Tante Mimi, kalau Tante tidak mau Daddy Miu bial Tuhan aja yang ambil Daddy."
"Makin-makin saja mulutnya, lebih baik kita pulang."
Mew menggendong Nata dan akhirnya mereka pulang ke rumah karena hari juga sudah mulai sore.
Di rumah.
Nata turun dari gendongan Mew dan lari menuju Papanya.
"Papa.. Kwaci juniol datang," ucap bocah 3 tahun lalu dia melompat ke arah Kana.

KAMU SEDANG MEMBACA
K W A C I [End]
Short StoryBiji bunga matahari ucapnya karena dia menganggap tubuhnya sangat kecil di banding teman-temannya yang memiliki tinggi di atas dia.