Suasana berbeda

8 4 3
                                    

Setelah mengantar bayi ke kamar bibi, Zaidan kembali ke kamarnya. Saat ingin membuka, pintu terkunci dari dalam.

''Ma buka pintunya, kita bisa bicarain baik baik. Papa mohon buka pintunya.'' Tak ada jawaban dari dalam kemudian Zaidan memilih istirahat di kamar tamu.

''Mungkin mama masih marah sama papa, ya sudah biarkan mama tenang dulu, besok saja papa jelaskan semuanya.'' Ucapnya pada diri sendiri sambil berbaring, lama kelamaan Zaidan tertidur karena memang dia sangat lelah.

Di dalam kamar istrinya masih saja menangis, dia sengaja mengunci pintu, dia butuh waktu sendiri untuk menenangkan hati dan pikirannya. Dia masih tidak menyangka kalau suami yang di cintai punya wanita lain. Padahal kenyataanya ngga ya guyss....
Zaidan mah cinta banget sama istrinya...

******

Di kediaman keluarga alexander

Suara tembakan masih terdengar di kediaman alexander. Anak buah alexander sedang bertarung dengan parah musuh, keluarga alexander terkepung dari segala penjuru. Mereka kalah jumlah, mereka berjuang mati matian untuk menyelamatkan tuan dan keluarganya. Alexander merupakan pengusaha terkenal dan juga dia memiliki beberapa bisnis. Mungkin karena kejayaan yang dia capai membuat orang ingin menghancurkan nya supaya tidak ada saingan lagi. Dia tak suka mencari masalah, tapi masalah selalu saja mencarinya....dengan senang hati dia menerima karena ini sudah di perkirakan akan terjadi, semakin tinggi puncak kejayaannya, semakin banyak orang yang tak suka.

''Tuan, kita terkepung. Anak buah kita kalah jumlah.'' kata asistenya yang bernama Max.

''Kita harus menang Max, nyawa keluargaku dalam bahaya. Apalagi sekarang mereka berhasil menyekap orang orang rumah, aku ingin mereka semua selamat.''

''Baik tuan perintah di laksanakan.''

Dor, dor, dorr

Suara tembakan masih terdengar, alex dan max ikut turun pertempuran.
Saat musuh menyerang tadi alex dan max sedang berada di luar, sehingga mereka tidak ikut di sekap di dalam rumah.

Meskipun mereka kalah jumlah tapi akhirnya mereka memenangkan pertempuran karena para anak buahnya orang-orang pilihan.

''Tuan musuh memilih mundur. Mereka tinggal beberapa orang, apa perlu kita kejar dan habisi saja.'' tanya Max

''Tidak perlu Max, kau urus anak buah kita yang tewas, beri tahu kepada keluarga mereka dan jangan lupa tanggung semua biaya hidup mereka.'' Perintah tuan Alex

''Baik tuan.''

''Aku akan ke dalam melihat istri dan anaku dulu.''

''Silahkan tuan.''

*****

Zaidan bangun saat alarm bunyi, memang sengaja dia memasang alarm meskipun libur kerja. Zaidan keluar kamar dan melihat anak serta istrinya.

''Pagi semuanya'' sapa pada mereka.

''Pagi juga pa, papa semalam tidur di kamar tamu ya? Kok keluarnya dari sana.'' Tanya Ragas.

Zaidan bingung mau jawab apa.
''Emmm...itu anu kak.'' Dia tidak mau anak anaknya tau pertengkaran tadi malam dengan istrinya.

''Bukan sayang, papa tidak tidur di sana.. Tadi mama suruh papa buat ambil sesuatu di sana, iya kan pa?'' ucap mama.

''Iya tadi papa ambil barang yang tertinggal di kamar tamu.''

''Oh... begitu, ya sudah sini pa sarapan bareng.'' ajak Ragas.

''Kenapa papa harus bohong, apa masalah semalam belum selesai.'' batin Ragas

Mereka sarapan tanpa canda tawa tidak seperti biasanya. Rena adik Ragas yang melihat itu pun bertanya ''papa lagi berantem sama mama ya, kok diem aja dari tadi gak kayak biasanya.''

Apa salahku... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang