Bab Pengenalan

6 2 0
                                    

Nine O’clock Flower
Folklore
PENGENALAN


Bunga pukul sembilan adalah sebutan aktual tanaman ini. Ia sendiri disebut nine o’clock flower dalam bahasa inggris. Sebutan ini muncul akibat mekarnya bunga ini pada jam mendekati jam sembilan pagi.

Ada yang menyebut bunga ini dalam bahasa inggris sebagai Moss Rose yang di artikan sebagai bentuk tiruan kecil dari bunga Mawar. Novel ini akan mengulik tentang bunga ini lebih dalam. Dua tokoh perempuan remaja usia SMA (sekolah menengah atas) usia 14-15 tahun akan membantu membahas masalah tanaman ini.

Di suatu pagi di hari selasa yang masih cukup awal dan udara masih terasa dingin, tepatnya pukul enam pagi ada dua anak sekolah tingkat 1 SMA yang baru masuk sedang baru datang di kelasnya. Sebut saja mereka adalah siswi dari salah satu SMA katolik ternama di Surabaya yaitu SMA XLOUIS, mereka berdua adalah murid baru yang baru saja selesai menjalani Masa Orientasi Siswa (MOS). Mereka telah menjalani tahap MOS selama satu minggu lebih satu hari dengan pendampingan oleh 3 orang kakak kelas dari Osis yang selalu berada di kelas mereka selama jam kelas sampai kelas usai.

MOS itu mereka ikuti setiap hari dari pukul tujuh pagi hingga jam dua siang. Di awal pertemuan mereka mereka berada dalam kelas 10D atau lebih tepatnya kelas I-D (kelas satu ada 10 Kelas) di sekolahnya dimana selama MOS mereka duduk per individu setiap harinya dengan total murid dalam satu kelas kurang lebih 35 orang. Mereka adalah Putri dan Reina.

SMA yang tempat Reina dan Putri bersekolah termasuk salah satu sekolah katolik populer di Surabaya. Reina di sekolahkan disitu karena ayahnya pindah tugas dari Pasuruan ke Surabaya. Puput di sekolahkan di  SMA XLOUIS untuk memudahkan belajarnya karena kakaknya mantan alumni sekolah itu.

Keduanya adalah anak yang tergolong introvert. Akan tetapi Putri adalah introvert yang lumayan pandai dalam bersosialisasi dan menyukai tanaman. Oleh karena kecintaannya terhadap tanaman semua soal mata pelajaran biologi terutama tentang tanaman mampu ia jawab dengan baik ketika menjawab soal tes masuk SMA. Oleh sebab nilai tes masuk biologinya yang sangat tinggi, Putri mendapat nilai rata-rata mata kuliah ujian masuk SMA yang cukup bagus yaitu katagori B.

Beberapa teman SMP Putri yang masuk SMA sama dengan dia memuji kepandaiannya meskipun ada yang lebih pandai dari Putri. Putri dan Reina berasal dari kota dan SMP yang berbeda. Mereka baru saja saling mengenal dan mulai membuka pembicaraan.

“Hi, siapa namamu, boleh kenalan?”, tanya Putri pada Reina sambil menjabat tangan ke Reina

“Oh, tentu boleh, namaku Reina”, jawab Reina sambil bertanya kembali pada Putri, “bagaimana denganmu?”.

“Namaku Putri, salam kenal ya Reina.”; jawab Putri sambil kembali bertanya, “Boleh aku duduk di sebelah kamu?”.

“Tentu saja boleh, silahkan”, kata Reina pada Putri.

Setelah itu pun Putri pindah duduk di bangku kosong berjarak di sebelah Reina. Seusai itu mereka pun kembali melanjutkan perbincangan mereka. Percakapan keduanya terjadi saat hari MOS terakhir di jam penghujung ketika sekolah akan usai.

“Oh iya boleh aku panggil kamu Ina?”, tanya Putri lagi sambil mengatakan, panggilanku Puput.

“Tentu saja boleh, Puput.” Jawab Reina

“Kalau aku boleh tau, kamu asal kota mana?”, Tanya Puput, “Kalau aku dari Surabaya”.

“Aku dari kota Pasuruan, Put”, jawab Reina.

“Kamu dari SMP mana Ina?, tanya Puput lagi.

“Aku dari SMP Negri Pasuruan, Put”, jawab Ina dengan balas bertanya, “kalau kamu dari SMP mana, Put?.

“Aku dari SMP Petra Pacuan Kuda Surabaya”, jawab Puput sambil kembali bertanya membahas soal jam kunjung ke rumah kaca saat MOS di hari sebelumnya, “Ina, menurut kamu kemarin sesi kunjung ke Rumah kacanya seru nggak Ina? Oh iya ada bunga mirip mawar tapi seperti rumput loh kemarin disana saat kita kunjung kemarin mekar semua yah, bagus loh”.

“Iya lumayan sih bagus juga bunga yang kamu sebut itu, aku juga cukup suka lingkungan yang ada banyak tanamannya, karena memberikan rasa sejuk di tubuh dan menyegarkan mata dengan warna tanamannya yang indah”, jawab Ina.

“Wah sama dong, aku juga sependapat sama kamu Ina, selain sejuk dan menyegarkan mata adanya rumah kaca juga menambah lahan hijau untuk menghalau panas terik matahari, iya kan?”, balas Puput pada Reina.

“Oh iya nggak kerasa yah Put sebentar lagi mau pulang itu sepertinya kakak Pembina kelas kita mau pimpin doa pulang.” Kata Ina

“Oh iya Ina, ya udah deh kalau gitu kita lanjut besok yah ngobrolnya, senang deh bisa kenal kamu hari ini,”jawab Puput lagi

Akhirnya mereka pun berhenti mengobrol karena doa pulang sekolah akan segera dibacakan oleh Pembina kelas.

(Sesaat kemudian)

“Adik-adik kelasku sekalian, mari kita semua pejamkan mata dan mulai berdoa dalam kepercayaan masing-masing”, kata salah satu kakak Pembina Osis yang menuntun kelas mereka selama MOS.

( Hening sejenak sekitar 15 menit dengan doa permohonan masing-masing yang sebelumnya di awali beberapa lagu misa katolik dan bacaan renungan siang )

( Putri, Reina dan semua teman sekelasnya juga turut berdoa sesuai agama dan kepercayaan mereka)

Seusai berdoa sebelum pulang mereka dan teman sekelasnya mulai keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing. Semua kakak pembina Osis yang berjaga mulai keluar dan kemudian di ikuti oleh para Siswa dan Siswi Baru termasuk oleh Putri Dan Reina. Mereka semua kini berjalan menuju gerbang sekolahnya yang sudah mulai di buka oleh pesuruh sekolah dengan sejumlah keamanan sekolah yang siap siaga di dekatnya.

Setelah beberapa saat berjalan dari kelas menuju gerbang akhirnya para siswa siswi pun sudah sampai di gerbang sekolah. Mereka akhirnya naik jemputan mereka masing-masing untuk sampai ke rumah mereka. Mobil jemputan Reina dan Mobil jemputan Puput berpapasan dan mereka saling mengatakan sampai jumpa sambil saling melambaikan tangan.

“Sampai jumpa besok, Put”, kata Reina dari jendela jemputannya.

“Sampai jumpa besok juga, Ina, kata Puput.

Akhirnya mobil jempitan Puput melaju lebih dulu. Di persimpangan tiga setelah melalui sepanjang jalan di depan gerbang sekolah akhirnya mobil jemputan Reina dan Puput berpisah jalan karena arah rumah mereka yang berbeda. Setelah lampu hijau penyebrangan menyala mobil jemputan mereka pun mulai melesat melusuri arah kanan (Putri) dan arah kiri (Reina). Arah kiri adalah arah ke Jalan Taman sepanjang melalui Terminal Joyoboyo. Arah kanan adalah arah menuju daerah perumahan dekat Hotel Bumi Surabaya (Hotel Hyatt berbintang 5 – nama lama). Setelah menempuh waktu sekitar 3 jam akhirnya Putri dan Reina sampai di rumahnya.

Sekian

 





Nine O'clock Flower Folklore Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang