Bab 25

2.9K 231 27
                                    

Tetap WinRina ditengah gempuran Karina and Lee Jae Wook👍

.

.

.

Karina sudah sembuh.
Gips yang melekat pada lengannya kini sudah dilepas dan dia bisa bergerak dengan bebas.

Semua ini juga berkat Winter.
Dia selalu membantunya selama masa pemulihan.

"Kali ini benar-benar buruk. Monster jadi-jadian itu menyebar dengan cepat. Aku dengar jika Korea utara juga mengkonfirmasi kasus serupa" ucap Giselle.

"Aneh. Kenapa tiba-tiba sekali" ucap Karina.

"Apakah Jenderal Jeon sudah memanggilku? Aku menunggu untuk bertemu dengannya, lama sekali" ucap Karina.

"Dia itu orang penting, pasti susah bertemu dengannya" ucap Giselle.

"Kau pikir aku juga bukan orang penting? Aku yang bertarung melawan monster di garis depan" ucap Karina.

Benar juga.

"Dimana winter? Aku tidak melihatnya sejak pagi" ucap Giselle.

Biasanya Winter selalu ikut kemanapun Karina pergi. Tapi sekarang tumben tidak ada.

"Dia beristirahat di rumah. Sepertinya kemarin kelelahan setelah membereskan dungeon yang ada di Incheon" ucap Karina.

"Aku akan menyuruh Ningning untuk menemaninya di apartemen mu" ucap Giselle.

"Baiklah, terimakasih banyak" ucap Karina.

"Ada waktu sebelum rapat dimulai, ingin minum kopi terlebih dahulu?" Ucap Giselle.

"Tentu"

Mereka duduk di loby gedung.

"Aku dengar ayahmu sudah kembali dari Amerika" ucap Giselle.

"Biarlah, aku tidak peduli" ucap Karina.

"Sudah 20 tahun berlalu, kau masih belum bisa memaafkannya?" Ucap Giselle.

"Entahlah" ucap Karina.

Giselle diam.
Dia tidak akan menanyakan lebih lanjut lagi soal ini.

Ponsel Giselle berdering.

"Ini dari Ningning" ucap Giselle.

"Angkatlah"

Giselle tersenyum tapi senyuman itu pudar dan langsung menatap Karina.

"Kau sudah memeriksanya?"

"Baiklah, kau tunggu dulu disana. Aku dan Karina akan datang secepatnya" ucap Giselle.

"Ada apa!" Teriak Karina.

"Winter tidak ada di apartemenmu"

Karina diam.

Dia langsung membuka ponselnya dan melihat cctv yang terhubung langsung dengan ponselnya.

Giselle mendekat.

Mereka bisa melihat Ningning yang sedang kelimpungan mencari Winter sembari menelpon disana.

Karina menekan tombol mundur dan melihat jika Winter masih ada beberapa menit sebelum Ningning datang.

"Ada yang menekan bel?" Ucap Ningning.

Winter berjalan kearah pintu dan mengintip melalui lubang, wanita itu sedikit terdiam. Lalu membuka pintu.

"Siapa dia?" Ucap Giselle sembari mengernyitkan dahinya.

Mata Karina membuka.

"Pria tua sialan itu!"

.

.

.

Winter duduk dengan kikuk didepan ayah Karina. Dia berpikir apakah Karina akan marah jika dia pergi tanpa izin darinya.

"Santai saja, aku hanya ingin mengobrol denganmu"

"Baik"

"Sudah berapa lama kau bersama putriku?"

"Belum lama"

Ayah Karina menganggukkan kepalanya.

"Apakah dia makan dengan baik?"

Winter mengernyitkan keningnya.
Benar, Winter baru ingat jika hubungan antara Karina dan ayahnya kurang bagus.

"Anda tenang saja, Karina makan dengan baik. Aku akan menjaganya" ucap Winter sembari tersenyum.

Ayah Karina tersenyum.
"Aku baru tahu jika Karina sudah menemukan guidenya. Saat mendarat di Korea, aku segera mencarimu. Aku hanya ingin memeriksa apakah orang yang bersama Karina kali ini sama seperti sebelum-sebelumnya atau tidak, seperti berbeda. Aku rasa, kau orang yang tepat untuknya"

Winter hanya tersenyum.

"Ini dia, putriku datang"

BRAK!

Karina masuk kedalam dengan auranya yang begitu menyeramkan.

"Beraninya kau membawa guideku tanpa seizin ku!" Teriak Karina marah.

"Tenanglah, nak. Aku hanya mengobrol dengannya"

Winter berdiri dan memegang tangan Karina, menenangkan Karina yang hampir kehilangan kontrol itu.

"Tenanglah, aku baik-baik saja. Ayahmu hanya berbincang saja, tidak lebih" ucap winter.

"Kita pulang" ucap Karina.

Winter menganggukkan kepalanya. Dia berbalik kebelakang dan tersenyum kearah ayah Karina, dia langsung ditarik oleh Karina keluar dari rumah.

.

.

.

Karina hanya diam saat menyetir.

"Apakah kau marah padaku?" Ucap Winter.

"Tidak"

"Kau marah padaku"

Winter menghela nafasnya.
Dia penasaran, masalah apa yang terjadi sampai-sampai anak dan ayah itu menjadi begitu renggangnya.

Mobil berhenti disebuah parkiran sepi.

Winter kebingungan.

"Ada ap—"

"Lepaskan pakaianmu"

????

.

.

.

TBC

My Psycho Esper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang